Bawine Mangada

Sebelum melangkah pada isi tulisan, izinkan saya untuk memberitahukan bahwa pada tahun 2017 ini saya akan mengikuti setidaknya dua proyek menulis bersama teman-teman blogger lainnya. Proyek pertama yang saya ikuti bernama Sultra Blogger Talk yaitu kolaborasi yang saya jalani bersama 2 sahabat saya yang berasal dari Sulawesi Tenggara dan yang kedua adalah proyek 1 Minggu 1 Cerita (1M1C) yang saya jalani bersama ± 200-an blogger dari berbagai penjuru nusantara.

Tujuan mengikuti proyek menulis ini adalah untuk melatih kemampuan menulis saya, selain itu juga untuk mendorong agar saya tetap semangat menulis, semacam mood booster untuk menulis gitu lah yaa, soalnya mood menulis saya suka lama datangnya kalo tidak dikasih deadline, hehehe.

Nah, artikel yang saya tulis kali ini adalah untuk diikutkan pada proyek 1M1C. Fyi, sesuai namanya, aturan yang berlaku di 1M1C ini adalah setiap pesertanya diwajibkan untuk menyetorkan satu tulisan setiap minggunya. Direncanakan proyek ini akan berlangsung hingga akhir tahun nanti. Doakan semoga saya bisa menyelesaikan proyek ini dengan baik yaa, amiiiin. Dan tema yang diberikan oleh admin pada minggu pertama ini adalah "Kampung Halamanku Juga Seru".

pic source: http://www.hpgrumpe.de/

pic source: http://apotikcentury.id/product/detail/0304388

Sebagai seseorang yang telah divonis menderita penyakit maag, produksi asam lambung saya memang rentan meningkat setiap saat. Penderita maag seperti saya seolah sudah ditakdirkan untuk tidak bisa makan dan minum yang enak-enak, hiks L L

Baru mau makan atau minum yang enak dikit, asam lambungnya naik, dilanda stress dan cemas dikit, maag-nya kambuh, sungguh sangat menyiksa euy!. Seperti yang saya alami pada bulan November lalu, yang mana penyakit maag saya tiba-tiba kambuh karena malam sebelumnya saya didera stress saat begadang menyelesaikan pekerjaan, ditambah lagi saat itu saya mengonsumsi beberapa gelas kopi, gorengan yang mengandung minyak dan lemak serta sambal yang ekstra pedas. Duh tak enak banget deh rasanya! Cerita menyedihkan itu pernah saya tulis di sini.

Jujur saja, saya kadang merasa iri terhadap orang-orang yang bebas mengonsumsi apapun yang mereka mau tanpa harus khawatir asam lambungnya meningkat. Saya berpikir, alangkah enaknya menjadi mereka yang bisa makan dan minum apapun yang disukai!

Yuhuii, udah tanggal 20 ajaa yaa hari ini. Itu berarti saatnya saya publish artikel kolaborasi bareng dua sahabat saya yang sama-sama berasal dari Sulawesi Tenggara nih yakni Jeng Irna Octaviana (Irly) dan Jeng Diah Alsa.

Sebelum melangkah pada isi tulisan, terlebih dahulu izinkanlah saya untuk memperkenalkan nama kolaborasi yang akan kami jalani. Nama kolaborasi kami adalah Sultra Blogger Talk. Mengapa memilih nama itu? Karena kolaborasi ini dilakukan oleh blogger-blogger yang berasal dari Sulawesi Tenggara (Sultra), hihihi ^_____^. Yup, sesimpel itu alasannya.

Tanggal 20 Januari 2017 ini  kami pilih sebagai waktu yang pas untuk mulai menjalankan proyek ini. Seperti halnya kolaborasi yang dilakukan oleh blogger lain, aturan main Sultra Blogger Talk ini juga sama seperti itu. Kami akan memilih sebuah tema untuk kemudian kami tulis di blog berdasarkan sudut pandang masing-masing.

Setelah membaca tulisan Mba Rizki Damayanti yang berjudul "Agar Anak Semangat Menyambut UAS" tiba-tiba saya jadi terinspirasi untuk menuliskan hal yang serupa tapi tak sama deh. Tak mau kalah, saya pun ingin menuliskan hal yang berhubungan dengan pendidikan yang diterapkan pada anak kami.

Pada kesempatan ini, saya tidak akan menuliskan hal yang berhubungan dengan UAS (Ujian Akhir Sekolah) karena anak saya memang belum menjalani UAS (baru 5 tahun cyiiint, masih jauh banget mikirin UAS, hehehe), jadi saya memilih untuk menuliskan cara sederhana yang kami (saya dan suami) lakukan untuk mengenalkan tiga kata kunci yang menjadi dasar tata krama yakni kata "Terimakasih, Tolong & Maaf " kepada Wahyu, anak semata wayang kami.

pic source: urbanindo.com

Walau rumah adalah hal yang pokok banget bagi setiap orang, namun kegiatan menjual maupun membeli sebuah rumah bukanlah perkara mudah. Ia tidak semudah membeli atau menjual sembako, pakaian atau pun barang-barang pokok lainnya. Ada banyak hal yang harus dipikirkan sebelum membeli atau pun menjualnya.

Diperlukan pemikiran yang matang saat hendak membeli sebuah rumah. Bagi seorang pembeli, ia tidak boleh sembarangan memutuskan untuk memiliki sebuah rumah. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan, di antaranya seperti luas rumah, lokasi, akses menuju rumah yang hendak dibeli tersebut, lingkungan tempat rumah itu berdiri, dan masih banyak hal lain yang harus dipikirkan.

Sedangkan bagi penjual rumah, tentu ia juga akan memikirkan faktor-faktor apa saja yang membuat rumah yang dijualnya dilirik pembeli. Olehnya itu, tidak mengherankan bila para penjual akan berlomba-lomba untuk memberikan fasilitas terbaik pada rumah yang hendak dijualnya.

Namun, dalam menjual rumah atau properti lain, entah mengapa kadang terasa gampang-gampang susah sehingga dibutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam melakukannya. Berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan saat hendak menjual rumah (khususnya rumah dijual di Bandung):

1. Lingkungan dan Lokasi
Saat hendak memasarkan rumah, sebaiknya penjual mengeksplorasi beberapa faktor yang ada di lingkungan rumah yang hendak dijualnya, seperti lokasi rumah dan juga fasilitas-fasilitas pendukung yang ada di sekitarnya. Rumah atau bangunan yang berada lokasi yang strategis dan ditunjang dengan fasilitas mumpuni tentu akan memiliki harga yang tinggi saat dijual.

2. Penyegaran Bangunan/Renovasi
Jika diperlukan untuk merenovasi, maka lakukan seperlunya agar rumah tampak menjadi lebih indah untuk dilihat. Rumah yang terlihat lebih bagus tentu memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibanding rumah yang terlihat biasa-biasa saja. Dalam proses renovasi, perhatikan juga bahan-bahan yang digunakan, tentu disarankan untuk menggunakan bahan-bahan berkualitas.

3. Memasang Harga KompetitifHarga yang komfetitif dalam penjualan rumah atau bangunan pasti akan sangat berpengaruh baik untuk penjual maupun pembelinya. Harga yang ditawarkan tak usahlah terlalu tinggi tapi jangan terlalu rendah juga karena harga di bawah pasaran akan mengakibatkan penjual rugi, sementara harga yang di atas pasaran akan membuat rumah sulit terjual.

Tapi ternyata dalam menentukan harga yang kompetitif bukanlah hal yang mudah. Penjual harus mencari info mengenai harga properti di wilayah sekitar, lalu menempatkan harga yang kompetitif berdasarkan rumah yang sudah atau sedang djual. Dalam hal ini, agen properti mungkin bisa dimanfaatkan untuk membantu penjual.

Baca Juga: Kelebihan & Kekurangan Menjual Rumah Lewat Agen Properti

4. Legalitas Surat
Hal yang juga tak kalah penting saat hendak menjual rumah adalah kelengkapan serta keabsahan surat-suratnya, yang meliputi : Girik, Hak Pakai, Hak Guna Bangunan, dan lain-lain. Surat-surat penting tersebut harus diperiksa dengan teliti. Baik pembeli maupun penjual harus mengerti perbedaan fungsi surat tersebut.

5. Media Promosi
Selain memasang iklan di koran atau spanduk, penjual juga dapat memasarkannya secara online, terlebih zaman sekarang adalah zaman kemajuan IPTEK. Pastinya lebih banyak calon pembeli yang mencari rumah idaman melalui layanan situs jual beli rumah di internet.

6. Teknis Pembayaran
Untuk mencegah terjadinya masalah pembayaran, maka sebaiknya gunakan bantuan notaris untuk membuat perjanjian proses pembayaran.

7. Jasa Agen Properti
Bila tak ingin repot, penjual bisa menggunakan jasa agen properti untuk membantu memasarkan rumahnya. Tak hanya itu, agen properti juga bisa membantu menentukan harga yang kompetitif, menemukan cara pemasaran yang optimal, dan juga menjalin kerjasama dengan perbankan guna mendapat fasilitas KPR.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penjual rumah saat hendak menjual rumahnya. Semoga artikel ini bermanfaat ^______^