Siapa yang nggak ingin memiliki gigi putih bersih?
Siapa yang nggak ingin memiliki senyum menawan?
Saya yakin semua orang pasti mau memiliki gigi putih dan senyum menawan seperti yang dimiliki oleh bintang iklan pasta gigi di televisi, majalah ataupun di billboard raksasa yang sehari-hari sering kita saksikan.
Menurut saya, memiliki gigi putih bersinar dan senyum menawan mampu meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Coba lihat, ada berapa banyak selebritis tanah air yang rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk memutihkan giginya? Banyak banget euy. Sepertinya hampir semua selebriti wanita yang saya saksikan di televisi memiliki gigi putih bersinar bak berlian (yang ini lebay *LOL*). Selain alasan kesehatan, meningkatkan rasa percaya diri mungkin menjadi alasan tambahan dibalik mereka melakukan itu.
Saya adalah salah satu orang yang nggak percaya diri dengan bentuk gigi yang saya miliki. Bentuk gigi saya yang nggak rata kadang membuat saya merasa kurang nyaman dan nggak leluasa untuk tersenyum seperti orang-orang yang memiliki gigi rata. Bukan hanya itu, sayapun memiliki masalah lain yang nggak kalah serius yaitu sering menderita sakit gigi.
Sejak kecil saya sudah akrab dengan sakit gigi. Kebiasaan saya yang malas menyikat gigi setelah makan menjadi penyebab utamanya. Saya ingat, saat kelas satu SD saya menangis sesungukan di sudut kamar karena nggak kuat menahan rasa sakit gigi yang datang menyerang, huhhuhu
Sejak saat itu hingga duduk di bangku kuliah semester lima, sakit gigi kerap datang menyapa. Karenanya, saya bertekad jika punya anak, saya ingin anak saya nggak merasakan hal yang sama. Apapun yang terjadi, anak saya harus mencintai kegiatan menyikat gigi sejak dini sehingga nggak perlu merasakan penderitaan seperti mamanya.
Saya yakin, setiap ibu pasti akan bahagia memiliki anak balita yang punya gigi putih bersih dan nggak berlubang, begitupun dengan saya. Sebagai orang yang pernah memiliki beberapa masalah terkait mulut dan gigi, memiliki anak yang nggak punya keluhan yang sama tentulah amat membanggakan.
Di usianya yang menginjak 4 tahun lima bulan, Alhamdulillah gigi anak saya baik baik saja. Ia memiliki gigi yang putih bersih. Saya bersyukur karena ia sudah menyukai kegiatan menyikat gigi sejak dini. Sejak usia tiga tahun anak saya sudah bisa menyikat gigi sendiri..
Walau harus saya akui, untuk mengajarkannya menyukai kegiatan ini sejak dini bukan hal mudah. Ada beberapa drama yang harus kami lewati mulai dari rasa takut untuk memegang sikat gigi sendiri sampai nggak suka dengan bentuk sikat giginya. Syukurlah, setelah melewati drama yang diakhiri dengan iming-iming pembelian mainan baru akhirnya ia mau juga menyikat giginya.
Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak ada drama, kegiatan menyikat gigi tak akan seru. Loh kok larinya ke peribahasa sih? Ok abaikan peribahasa saya yang maksa *LOL*
Tapi memang benar sih, pertama kali mengajarkan Wahyu untuk menyikat gigi sendiri, kami memang melewati lumayan banyak drama. Mungkinkah ada ibu di luar sana yang juga mengalami kesulitan membujuk anaknya untuk menyikat gigi sendiri? Bila ada, mungkin bisa mencontoh beberapa hal yang saya lakukan untuk membuat Wahyu akhirnya mau menyikat giginya sendiri berikut ini:
semoga kamu gak merasakan penderitaan seperti yang mama rasakan yah Nak! |
Di usianya yang menginjak 4 tahun lima bulan, Alhamdulillah gigi anak saya baik baik saja. Ia memiliki gigi yang putih bersih. Saya bersyukur karena ia sudah menyukai kegiatan menyikat gigi sejak dini. Sejak usia tiga tahun anak saya sudah bisa menyikat gigi sendiri..
Walau harus saya akui, untuk mengajarkannya menyukai kegiatan ini sejak dini bukan hal mudah. Ada beberapa drama yang harus kami lewati mulai dari rasa takut untuk memegang sikat gigi sendiri sampai nggak suka dengan bentuk sikat giginya. Syukurlah, setelah melewati drama yang diakhiri dengan iming-iming pembelian mainan baru akhirnya ia mau juga menyikat giginya.
Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak ada drama, kegiatan menyikat gigi tak akan seru. Loh kok larinya ke peribahasa sih? Ok abaikan peribahasa saya yang maksa *LOL*
Tapi memang benar sih, pertama kali mengajarkan Wahyu untuk menyikat gigi sendiri, kami memang melewati lumayan banyak drama. Mungkinkah ada ibu di luar sana yang juga mengalami kesulitan membujuk anaknya untuk menyikat gigi sendiri? Bila ada, mungkin bisa mencontoh beberapa hal yang saya lakukan untuk membuat Wahyu akhirnya mau menyikat giginya sendiri berikut ini:
#Beri contoh
Langkah pertama yang saya lakukan untuk membuat Wahyu tertarik menyikat gigi sendiri adalah dengan selalu mengajaknya setiap kali saya ingin menyikat gigi (biasanya setelah makan).
Awalnya ia selalu bertanya mengapa harus menyikat gigi setelah makan? sayapun menjelaskan bahwa setelah makan itu banyak kuman yang melekat di gigi. Kalo nggak dibersihkan pakai sikat gigi, kumannya akan menggigit gigi dan lama-lama giginya akan rusak dan kalo giginya sudah rusak, nanti akan sakit. Jadi supaya nggak sakit gigi yah harus rajin menyikat gigi.
Setelah hampir dua minggu saya melakukan ini akhirnya Wahyu tertarik dan mau mencoba menyikat gigi sendiri (sebelumnya saya, papa atau oma-nya yang selalu menyikat gigi Wahyu).
teman, jangan malas sikat gigi yah.. |
#Beli sikat gigi sesuai keinginan anak Setelah tertarik untuk mencoba menyikat gigi sendiri, Wahyu meminta dibelikan sikat gigi baru. Dengan senang hati saya membelikannya. Tapi ternyata sikat gigi dengan bentuk lucu nan menggemaskan yang saya belikan itu nggak ia sukai. Ia menangis dan nggak mau memakainya.
Agar ia senang, akhirnya saya mengajaknya ke toko kelontong dekat rumah untuk membeli sikat gigi baru yang sesuai keinginannya. Saya membebaskannya memilih sikat gigi yang ia sukai. Ia terlihat sangat antusias memilih sikat giginya sendiri. Setelah mendapatkan sikat gigi yang ia suka, kamipun pulang ke rumah dan mencobanya. Memiliki sikat gigi yang sesuai keinginan anak akan membuat anak semangat menyikat gigi sendiri.
#Beli pasta gigi dengan rasa yang disukai anak
Sejak awal mengenal kegiatan menyikat gigi, pasta gigi yang dipakai anak saya adalah pasta gigi rasa strawberry. Dan karena sampai saat ini ia masih menyukainya, sayapun masih membelikan pasta gigi dengan rasa yang sama.
Dengan melakukan tiga hal di atas, Alhamdulillah anak saya jadi sangat menyukai kegiatan menyikat gigi. Semoga saja kecintaannya pada kegiatan ini sejak dini membuatnya terhindar dari penyakit yang berhubungan dengan gigi dan mulut di kemudian hari, amin..
Sebagai seorang ibu, salah satu impian saya adalah anak saya nggak merasakan penderitaan yang sama seperti saya. Sakit gigi itu rasanya nggak enak banget cuyy, bagi saya lebih baik sakit hati deh dari pada sakit gigi. Cukup saya saja yang merasakan betapa menderitanya menahan rasa sakit gigi, janganlah lagi anak saya ikut merasakan penderitaan itu.
Oh iya, demi alasan keamanan dan kebersihan, saya memberi Wahyu air matang (air minum) untuk berkumur saat menyikat gigi. Hal ini saya lakukan untuk menghilangkan kekhawatiran bila nanti airnya tertelan saat ia berkumur-kumur.
Apakah kalian punya cara yang sama Gaes? Atau punya cara berbeda untuk menumbuhkan rasa cinta anak terhadap kegiatan menyikat gigi sejak dini? Bagi ceritanya di kolom komentar yuk
Oh iya, demi alasan keamanan dan kebersihan, saya memberi Wahyu air matang (air minum) untuk berkumur saat menyikat gigi. Hal ini saya lakukan untuk menghilangkan kekhawatiran bila nanti airnya tertelan saat ia berkumur-kumur.
Apakah kalian punya cara yang sama Gaes? Atau punya cara berbeda untuk menumbuhkan rasa cinta anak terhadap kegiatan menyikat gigi sejak dini? Bagi ceritanya di kolom komentar yuk