Bawine Mangada

Duh judulnya sudah seperti ala-ala ahli keuangan saja yaa hahaha. Tenang gaes, tulisan ini tidak akan membahas tentang tips-tips mengatur keuangan kok (karena saya juga masih harus belajar banyak untuk itu), saya hanya membagikan pengalaman melakukan challenge menabung 100 kotak yang sudah sukses saya lakukan mulai dari bulan Mei lalu.

Baca Juga: Tentang Pengelolaan Keuangan Keluarga

Sejauh ini, saya sudah dua kali panen ((PANEN)), duh apa yaa bahasa yang pas-nya? Oh iyaa, sudah dua kali lolos alias berhasil menyelesaikan tantangan ini dan saat ini sedang masuk kali ketiga. Rasanya sudah pantas lah yaa saya membagikan cerita tentang cara nabung ini.

Jujur saja, sebelum bertemu cara ini, berbagai macam cara nabung sudah saya coba, misalnya nabung kelipatan 2K per minggu selama setahun, nabung kelipatan 5K per minggu selama setahun, nabung 100 hari dengan nominal 1K - 100K, nabung dengan menyisihkan nominal tertentu setiap bulan, nabung dari sisa belanja dan beberapa cara lain yang menurut saya mudah tapi ternyata sangat sulit saat dipraktekkan. Kebanyakan hanya semangat di awal, setelah masuk pertengahan saya mulai kewalahan dan akhirnya menyerah sebelum target tercapai, huhuhu 😭

Lalu mulailah saya berpikir, kira-kira cara mudah apakah yang bisa saya pakai agar bisa menyisihkan uang? Poin pentingnya adalah caranya mudah, nominalnya tidak memberatkan dan hasilnya lumayan. Saya tidak ingin memberatkan diri dengan menetapkan target tabungan besar tapi dalam melakukannya saya merasa tersiksa seperti yang sudah-sudah, mending yang mudah tapi konsisten dan berhasil. Lalu munculah ide challenge nabung 100 kotak ini. Saya tetapkan untuk menabung dengan nominal yang bisa dijangkau oleh penghasilan saya sebagai ASN sekaligus emak blogger. Terpilihlah lima nominal yakni 1K, 2K, 5K, 10K dan 20K. Saya harus mengisinya ke dalam 20 kotak untuk masing-masing nominal.

Note: yang saya tulis ini nabung manual yaa, bukan nabung dalam rekening. Untuk tabungan di rekening, insyaallah sudah ada posnya setiap bulan. Cara nabung 100 kotak ini saya lakukan agar bisa memberi contoh kepada Wahyu sekaligus mengerem kebiasaan belanja saya yang liar suka impulsif ketika melihat barang-barang lucu. Fyi, saya adalah orang yang tidak bisa memegang uang cash dalam jumlah lumayan, uangnya bisa habis percuma, jadi challenge ini adalah salah satu cara saya agar uang cash yang saya pegang lebih berfaedah. Kalopun habis, habisnya buat ditabung, hahaha 😂.

Baca Juga: Buka Tabungan untuk Wahyu

Lalu bagaimana sih cara nabung 100 kotak ini? Caranya sangat mudah. Berikut langkah-langkahnya:

• Siapkan wadah untuk menaruh uang yang akan ditabung, bisa berupa kotak plastik bekas, toples, amplop atau apapun yang bisa dipakai untuk menyimpan uang yang akan kita tabung.
• Buat 100 kotak, bisa pakai aplikasi excel dan memprintnya di selembar kertas (seperti yang saya lakukan) atau boleh juga dengan membuat kotak secara manual pakai penggaris di kertas. Bebas saja, asalkan 100 kotaknya bisa tersedia.
• Stabillo atau boleh juga pena untuk menandai jumlah uang yang kita masukkan
• Pipet bekas yang digunting tipis untuk memasukkan uang yang telah digulung (optional), bagi yang tidak mau menggulung uangnya bisa langsung menaruh uangnya di wadah tempat uang dengan cara biasa
• Action

Setelah menyiapkan semua bahan-bahan yang diperlukan, saatnya menjalankan misi eh menabung deh. Jangan terlalu ngoyo saat melakukannya, santai saja. Bila ada uangnya, silakah tabung tapi bila belum ada, sabarlah, insyaallah kita pasti bisa menyelesaikan tantangan ini, asalkan kita tidak lupa bahwa sedang menjalankan tantangan ini yaa. Jangan sampai karena terlalu santai malah akhirnya lupa.

Baca Juga: Resolusi di Tahun 2023

Saran saya, agar tidak merasa terbebani, jangan tetapkan target kapan challenge ini harus diselesaikan. Isilah tabungannya saat uangnya ada dan sesuai kemampuan. Misalnya, hari ini ada uang 2K yang kita pegang, maka yang ditabung cukup 2K saja, besok-besok bila ada 20K boleh lah dimasukkan lagi. Dengan begitu, tanpa sadar kotak-kotak akan mulai banyak yang di-stabillo/di-ceklist dan akhirnya tanpa sadar challenge-nya berhasil 🤑

masih setengah perjalanan

yeay berhasil 🤑

pilah-pilah ahhh biar rapi, hehehe 😁

Saat membagikan challenge nabung 100 kotak ini di whatsapp story, ada beberapa teman yang langsung japri dan bilang tertarik ingin melakukan hal serupa. Senang rasanya mengetahui ada yang suka dengan cara yang saya lakukan. Itulah sebabnya saya menulis ini di blog, mungkin saja ada beberapa pembaca yang saat ini sedang mencari cara nabung yang pas untuk dicoba dan tertarik untuk mencoba cara ini.

Kalo kalian, apakah juga punya cara menabung yang mudah dan tidak memberatkan? Yuk bagikan di kolom komen 😉 

Sudah lumayan lama saya tidak membahas tentang film di blog ini. Terakhir saya menulis dengan tema ini, adalah saat mereview film Shah Rukh Khan dan Deepika Padukone; Pathaan pada bulan Februari lalu.

Baca juga: Review Film India Pathaan

Nah, di artikel kali ini saya ingin membahas tentang film nih, namun bukanlah film india seperti biasanya melainkan film-film yang paling memorable alias film yang meninggalkan kesan mendalam saat saya menontonnya, entah itu kesan indah atau malah sebaliknya.

Setelah saya ingat-ingat, ternyata lumayan juga jumlah fim yang sudah saya tonton dan meninggalkan kesan mendalam. Penasaran dengan judul filmnya? Berikut akan saya sebutkan satu per satu:

🎬 Dil Hai Tumhaara

Ini adalah salah satu film india yang saya suka. Menurut saya filmnya bagus banget dan sangat menguras air mata. Berkisah tentang seorang perempuan yang terpaksa harus merawat putri dari suaminya yang berselingkuh. Tragisnya, perempuan ini baru mengetahui perselingkuhan suaminya sesaat sebelum kecelakaan yang merenggut nyawa lelaki yang sangat dicintainya itu, dan yang menyakitkan hati, sebelum meninggal si suami malah memohon kepada istri yang dikhianatinya itu untuk merawat anak hasil perselingkuhannya yang masih bayi dan belum tahu apa-apa 😭💔

pic source: imdb.com

Baca juga: 10 Film India Paling Mengharukan

Mengapa film ini berkesan? Karena saat menontonnya hati saya sedang kalut karena mama sakit parah. Saat itu, saya masih kelas tiga SMA. Mama sakit parah hingga tatapan matanya kosong seolah tak mengenali kami lagi. Selama mama sakit, setiap malam saya ketakutan hingga tidak bisa tidur. Walau sudah ngantuk, mata saya tetap tidak bisa terpejam. Salah satu cara untuk menghibur diri di tengah kekalutan dan ketakutan itu adalah menonton televisi dan salah satu acara yang ditayangkan saat itu adalah film ini.

Menyaksikan adegan ibu dan anak di film ini membuat saya tersedu-sedu. Kisah tentang Shalu dan ibu tiri yang membencinya sungguh mengiris hati saya. Rasa cinta Shalu pada ibunya sama seperti rasa cinta saya pada mama. Ketakutan Shalu kehilangan ibunya, itu juga yang saya rasakan.

Sampai saat ini, setiap kali melihat poster film ini, saya seperti dilempar kembali ke masa lalu, masa yang sudah dua puluh tahun berlalu.

🎬 Cinta Pertama

Film ini diperankan oleh Bunga Citra Lestari dan Ben Joshua, bercerita tentang cinta pertama sepasang remaja yang tak pernah diungkapkan oleh keduanya dan baru terungkap ketika si cewek koma.

pic source: wikipedia

Mengapa filmnya berkesan? Karena ini adalah film indonesia pertama yang saya tonton di bioskop. Saya nonton film ini bersama dua orang sahabat di bioskop di salah satu mall di Makassar tepat di hari perdana pemutarannya. Saat keluar bioskop, ada rasa bangga di dalam hati karena merasa menjadi orang beruntung bisa nonton film pada hari pertama, hahaha norak banget 😆

Film ini juga berkesan karena salah satu sahabat yang bersama-sama nonton film itu, beberapa tahun setelahnya meninggalkan kami untuk selamanya karena infeksi pasca melahirkan. Alfatihah untukmu Non, semoga dirimu ditempatkan di tempat terindah di sisiNya, amiin 😇🤲

🎬 A Moment to Remember

Film lainnya yang berkesan adalah film yang dibintangi oleh Son Ye Jin dan Jung Woo Sung ini. Menurut saya, ini adalah salah satu film korea terbaik. Hayooo, siapa yang juga suka sama film ini? Kalian pasti setuju dong yaa dengan pendapat saya, hehehe. Filmnya bercerita tentang sepasang suami istri yang saling mencintai dan istrinya terkena penyakit alzheimer. Ceritanya sangat menyentuh hati dan sukses membuat saya berderai air mata.

pic source: imdb.com

Lantas apakah karena alasan itu yang menjadikan film ini sangat berkesan? Hohoho bukan itu alasannya, Esmeralda. Alasan sesungguhnya mengapa film ini sangat berkesan karena saya menontonnya bersama kekasih hati tercinta di saat pertama kali kami kopdar setelah sebelumnya hanya berhubungan via telepon/sms dan chatting di facebook. Fyi, saya dan suami pertama kali bertemu di facebook dan saya memutuskan untuk mau berpacaran dengannya tanpa pernah bertemu dengannya terlebih dahulu. Hahaha, iyaa saya memang nekad, berani-beraninya pacaran dengan orang yang tidak dikenal (dalam artian belum pernah bertemu dan ngobrol secara langsung alias tatap muka) 😂. Untung doi orang baik dan benar-benar cinta pada saya sehingga saya tidak menjadi salah satu perempuan yang terjerat cinta palsu lelaki buaya yang sering melancarkan aksinya di medsos seperti yang lumayan banyak dialami oleh perempuan lain.

Memang yaa, perjalanan seseorang dalam menemukan jodohnya itu bermacam-macam. Ada beberapa orang yang bertemu jodohnya saat traveling, beberapa blogger makanan mungkin memulai kisah cintanya dari adanya kesamaan makanan favorit atau restoran favorit, bahkan ada juga beberapa teman saya yang bertemu jodohnya saat latsar CPNS, dan masih banyak cara unik lainnya bertemu jodoh. Loh, ini kok jadi bahas jodoh sih, Neng? Back to topic dong!

🎬 Dilan 1990

Hayoo siapa yang setelah menonton film ini langsung ter-Dilan Dilan? Hahaha. Film yang diperankan Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla ini memang banyak disukai yaa, salah satunya saya.

pic source: Twitter CinepolisID

Kira-kira, ada yang bisa tebak, mengapa film ini menjadi salah satu film yang berkesan? Saya kasih tahu yaa, alasannya karena film ini mampu membangkitkan kenangan masa-masa saya sekolah dulu. Gombalan-gombalan Dilan mampu mengantarkan saya kembali ke masa lalu. Mendengar Dilan gombalin Milea, mengingatkan saya ketika digombalin cowok saat masa sekolah dulu. Tak hanya gombalannya, tapi ekspresi Dilan pun sama dengan ekspresi cowok-cowok di masa lalu. Ehem, saya bukannya pengen kembali ke masa lalu yaa, hanya sensasinya itu entah mengapa tanpa bisa dibendung muncul begitu saja, hahaha 🙈

Setelah nonton Dilan, saya langsung cerita dong ke suami bahwa saya suka banget sama filmnya. Dan tahukah kalian bagaimana reaksi suami saya yang sangat cuek itu? Dia langsung ikutan nonton filmnya dong, alasannya nonton adalah pengen lihat dan dengar gombalan Dilan yang sukses bikin saya klepek-klepek itu, hahaha 🤣

🥰🥰

Itulah beberapa film paling berkesan yang pernah saya tonton. Sebenarnya masih ada beberapa lagi, namun karena saya sudah ngantuk dan tangan ini sudah lelah menari-nari di atas keyboard, jadi artikel tentang film paling memorable ini saya cukupkan sampai di sini. Insyaallah kalo tidak malas, saya sambung ke part 2 di lain waktu 😊

Apakah kalian juga punya film paling memorable? Bagi ceritanya di kolom komen yuk!

*UPDATE: Part 2-nya sudah tayang yaa, silakan baca tulisannya di sini

- 

Tanggal 17 Juli lalu, anak pertama saya, Wahyu akhirnya masuk SMP. Duh, tak terasa ternyata anak saya sudah sebesar ini, padahal rasanya baru kemarin saya timang-timang, setiap malam sebelum tidur minta dibuatin susu untuk diminum dalam ayunan dan setelah susunya habis langsung turun dari ayunan dan lanjut minta dibacain dongeng sebelum akhirnya benar-benar tertidur. Sekarang dia sudah masuk sekolah lanjutan tingkat pertama, dan menjadi pra remaja. Waktu memang cepat banget berlalunya yaa.

Ini nih anaknya 😊

tegang banget sih, Nak!

Mungkin akan ada yang bertanya. Wahyu masuk sekolah apa? Sekolah negeri ataukah sekolah berbasis agama? Fyi, di daerah kami, belum ada sekolah swasta. Sebagian teman-teman mungkin sudah bisa menebak dari seragam yang dikenakan Wahyu yaa. Yap, kami putuskan untuk menyekolahkan Wahyu di sekolah negeri berbasis agama, tepatnya di madrasah tsanawiyah. 

Baca juga: Masa-masa SD yang menyenangkan

Dalam hal sekolah, saya dan suami tidak ingin egois dalam memilih sekolah untuk anak. Kami tidak ingin menuruti keinginan kami saja melainkan meminta pendapat Wahyu dulu. Bagi kami, pendapat Wahyu sangat penting karena dialah yang nantinya akan bersosialisasi dan melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah itu. Kami ingin dia bersekolah di tempat yang disukainya sehingga akan lebih semangat belajarnya.

Sebelum lulus SD, kami sudah bertanya pada Wahyu, dia akan melanjutkan sekolah di mana? di SMP Negeri yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari rumah ataukah di Madrasah Tsanawiyah yang lokasinya dekat dengan sekolahnya saat itu (dia sekolah di madrasah ibtidaiyah, btw)? Dengan mantap dia memilih sekolah di Madrasah Tsanawiyah. Saat kami tanya apa alasan yang mendasari pilihan tersebut, dia menjawab bahwa sahabatnya juga akan bersekolah di MTSn. Ohh ternyata karena besty toh? hehehehe

Mendengar jawabannya yang diberikan, kami pun langsung menyetujuinya karena kebetulan pilihannya tersebut sama dengan pilihan kami. Alhamdulillah, dalam pemilihan sekolah semua berjalan lancar, tidak ada drama apapun.

Baca juga: A part of my happines

Dan setelah lumayan lama libur di rumah, akhirnya tanggal 17 Juli kemarin Wahyu masuk sekolah menengah pertama untuk pertama kalinya. Dia terlihat sangat antusias. Saking semangatnya masuk sekolah, dia sudah bangun sejak subuh untuk menyiapkan seragam dan segala perlengkapan sekolahnya seperti tas, buku, alat tulis dan sepatunya seorang diri. Huhuhu hal tersebut sempat membuat saya melow dan sadar bahwa ternyata anak saya memang sudah sebesar ini.

Sebagai orang tua yang pengetahuan agamanya hanya sekulit ari, kami berharap Wahyu mendapatkan pendidikan agama dan pendidikan moral dari sekolahnya, walau tentu saja kami tidak bisa berharap 100% dan menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada pihak sekolah tapi minimal pelajaran tentang aqidah dan akhlak sudah membekas dalam ingatan Wahyu.

Dan hari ini, Senin 24 Juli 2023, Wahyu menjalani masa orientasi sekolah alias MOS. Pada hari Sabtu kemarin guru meminta mereka untuk menyiapkan beberapa hal, mulai dari tas kresek yang nantinya akan diisi beragam perlengkapan, papan nama dari kertas, pita dan beberapa perintilan lainnya.

Wahyu dan tas kreseknya. Diminta senyum malah nyengir, hehehe

Melihat Wahyu menyiapkan itu, seketika ingatan saya melayang pada masa-masa ospek 20 tahun lalu. Membantu Wahyu menyiapkan segalanya membangkitkan kenangan yang saya alami ketika menjadi maba alias mahasiswa baru. Teringat betapa rempongnya menyiapkan segala hal yang diminta kakak senior untuk dibawa keesokan harinya di kampus. Saya dan teman-teman sampai begadang dibuatnya. Saat itu kami stres tapi setelah dikenang malah jadi bikin kangen, hehehe. Ahh tak terasa ternyata waktu itu sudah 20 tahun berlalu, ckckck 

Kini anak saya merasakan hal yang hampir sama, walau tingkat pendidikannya berbeda tapi saya yakin sensasi yang dirasakan Wahyu sama seperti yang saya rasakan dulu. Bedanya, dalam menyiapkan permintaan gurunya, Wahyu dibantu oleh mamanya sedangkan saya harus menyiapkannya sendiri.

Selamat menempuh pendidikan setingkat lebih tinggi, Kesayanganku. Tetap semangat belajarnya yaa apalagi sekarang sudah pake kurikulum Merdeka Belajar. Wahyu harus lebih rajin lagi belajarnya agar semakin pandai, terampil, kreatif dan cerdas. Mama akan mendukung apapun yang Wahyu lakukan dan tak lelah berdoa agar kelak Wahyu tumbuh menjadi anak yang bermanfaat untuk banyak orang.

Sebagai orang tua yang saat ini memiliki anak beranjak remaja, saya dan suami harus semakin rajin membaca dan mencari tahu informasi tentang bagaimana menghadapi dan membersamai tumbuh kembang anak ABG. Kami harus banyak membaca website yang memuat tentang parenting anak remaja, atau blog-blog yang membahas tentang pendidikan misalnya Blog Homeschooling atau blog tentang pendidikan lainnya.

Harapan saya, semoga Wahyu betah dan bahagia belajar di sekolah barunya 😊🤲

• Anda bisa mendapatkan pendapatan berupa kupon yang dibayarkan secara berkala
• Anda dapat memperoleh peluang capital gain atau keuntungan
• Anda bisa mendapatkan tingkat kupon di atas bunga deposito berjangka pada umumnya
• Tiada biaya tambahan selain spread, yaitu selisih antara harga beli dengan harga jual
• Segala transaksi Obligasi dapat diakses 24 jam non stop melalui Aplikasi digibank by DBS

Alhamdulillah, tahun 2023 ini negara kita sudah dinyatakan bebas covid-19. Lega banget rasanya sekarang ini kita sudah bebas melakukan apapun tanpa dihantui rasa takut seperti dua tahun lalu. Saat hendak berpergian menggunakan angkutan umum, kita tidak perlu lagi was-was duduk berdekatan dengan orang lain.

Ya, ketika pandemi covid-19 menyerang, saya selalu dihantui rasa takut duduk berdekatan dengan orang lain, terutama orang asing. Saat naik kendaraan umum dan harus duduk bersisian dengan orang lain, saya memilih duduk di dekat pintu agar hanya sebelah sisi badan saya saja yang berdampingan dengan orang lain. Saya takut, tanpa saya sadari orang di samping saya menularkan virus jahat itu dan saya kembali menularkannya pada keluarga yang saya cintai di rumah.

Saat pandemi lalu, yang tetap aktif bekerja di luar rumah memang hanya saya karena kantor saya tidak menerapkan WFH, sedangkan suami dan anak melakukan kegiatan mereka di rumah saja. Saya yang dalam sehari empat kali menggunakan alat transportasi umum berbeda selalu was-was setiap kali tiba di rumah.

Rasa parno itu sedikit berkurang saat saya sudah mulai cuti lahiran anak ketiga. Hati lebih tenang karena keseharian saya sudah banyak dihabiskan di dalam rumah dan tidak kemana-mana lagi. Kalo keluar paling cuman sebentar saja, ke posyandu atau ke bidan untuk memeriksakan kandungan.

Baca juga: Pengalaman hamil dan melahirkan saat pandemi covid-19

Syukurlah masa-masa kelam penuh ketakutan itu kini telah berlalu, namun rupanya ada beberapa kebiasaan baik yang di masa pandemi dulunya saya lakukan,  masih tetap saya lakukan hingga saat ini. Ini nih tiga kebiasaan itu:

✅ Pakai Masker

Sebelum pandemi datang, saya memang lumayan sering pakai masker ke kantor. Alasannya adalah untuk melindungi wajah dari panas matahari dan debu-debu intan eh jalanan yang banyak berterbangan dan tak tahu malu menerpa wajah saya. Memakai masker juga menjadi jalan ninjaku untuk melindungi diri dari asap rokok yang dihembuskan penumpang tak tahu malu yang masih tetap merokok walau di atas angkutan umum yang kami tumpangi sudah ditempel larangan merokok!!!

Selain itu, memakai masker juga dapat membuat saya lebih percaya diri ngobrol dengan orang lain, apalagi saat sedang puasa di bulan ramadan, hehehe. Setelah pandemi datang, kebiasaan memakai masker ini makin intens, keluar rumah tanpa masker rasanya ada yang kurang, rasanya seperti melakukan kesalahan jadi hati tidak tenang. 

Setelah pandemi berlalu dan memakai masker bukanlah satu keharusan lagi, saya malah jadi tidak terbiasa dengan hal ini. Rasanya sudah lebih nyaman kemana-mana maskeran. Dan akhirnya walau sebagian besar orang sudah tidak peduli pada keberadaan masker tapi kebiasaan memakai masker saat keluar rumah masih tetap saya lakukan hingga saat ini. Rasanya lebih aman dan nyaman.

✅ Selalu Bawa Hand Sanitizer di Dalam Tas

Saat pandemi menyerang, benda yang wajib dipakai selain masker adalah hand sanitizer. Ia seperti menjadi benda wajib yang harus ada dalam tas dan dibawa kemana pun kita pergi. Setelah pandemi usai, benda yang satu ini masih tetap menjadi penghuni setia tas yang saya pakai. Keberadaannya di dalam tas membuat saya lebih tenang kemana-mana karena merasa ada yang akan melindungi tangan saya dari kuman yang beredar di luar sana, hehehe 😁

✅ Rajin Cuci Tangan

Kebiasaan ketiga adalah rajin mencuci tangan. Saya ingat, saat pandemi sering banget cuci tangan hingga kulit tangan menjadi kasar dan kering. Kini setelah pandemi berlalu, kebiasaan cuci tangan itu tetap saya lakukan walau tidak sesering dulu. Setiap ada kesempatansaking 

Setelah pandemi berlalu saya ingin tetap melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dampaknya baik untuk kesehatan. Dan beberapa waktu belakangan saya lumayan suka nonton video tiktok tentang keseharian beberapa influencer tentang kebiasaan hidup sehat mereka. Kadang sempat kepikiran, apakah saya buat blog gaya hidup sehat saja kali yaa? Lalu sadar diri kalo saya belum pantas membuat blog dengan tema itu, hehehe 😄

Baca juga: Manfaat banyak minum air putih bagi tubuh

Itulah tiga kebiasaan baik yang dilakukan di masa pandemi yang tetap berlanjut saya lakukan sampai saat ini. Dengan melakukannya hati jadi lebih tenang dan hidup jadi terasa lebih bersih dan sehat.

Kalo kalian, apakah juga sama seperti saya? Atakah punya kebiasaan berbeda? Share jawabannya di kolom komen dong! 😉