Bulan Januari ini, gak terasa udah hampir setahun saya menjalani peran sebagai seorang ASN. Bagaimana rasanya? Hmmm gimana yaa? Yang jelas bahagia karena saat ini udah gak LDR-an lagi dengan suami dan anak-anak.
Menjadi seorang ASN adalah mimpi saya (dan orang tua) sejak lama dan Alhamdulillah Allah kabulkan di waktu yang tepat setelah saya berkali-kali mencoba peruntungan ikutan tesnya. Saya benar-benar merasakan bahagianya mimpi yang jadi nyata itu saat nama saya ada di daftar peserta yang lolos CPNS tahun 2019.
Lalu setelah hampir setahun menjalani profesi ini, apa aja perbedaan yang saya rasakan dengan saat menjadi karyawan swasta dulu? Berikut beberapa perbedaan yang saya rasakan:
🎀 Jam kerja ASN lebih "longgar" dibanding karyawan swasta
Saat menjadi karyawan swasta dulu, jam kerja saya dimulai pukul 08.30 - 16.30 WITA (hari Senin - Jumat) dan 08.30 - 13.30 WITA (hari Sabtu). Bila saya telat masuk kantor, maka jumlah jam keterlambatan saya akan diakumulasi dan apabila mencapai 4 (empat) jam kerja, maka gaji dan tunjangan makan saya akan dipotong. Sangat berbeda dengan saat menjadi PNS, walau datang terlambat, gaji gak dipotong, yang dipotong adalah tunjangan kinerja.
Dan tadi pagi saat ikut apel gabungan OPD di pelataran kantor Bupati Buton Tengah, Bapak Bupati Buton Tengah mengumumkan bahwa jam masuk kantor ASN (selain guru) berubah yang semula pukul 08.00 - 16.30 WITA menjadi pukul 08.10 pagi dan pulang pukul 16.00 WITA.
Perbedaan lain yang saya rasakan adalah, saat menjadi karyawan swasta dulu saya tetap ngantor pada hari Sabtu sedangkan jam kerja ASN hanya sampai hari Jumat aja jadi saya bisa menikmati akhir pekan bersama anak dan suami, hal yang jarang banget saya lakukan saat masih menjadi karyawan swasta.
🎀 Beban kerja ASN lebih ringan dibanding karyawan swasta
Beban kerja saya setahun ini terasa lebih ringan bila dibandingkan dengan saat saya menjadi karyawan swasta dulu. Saya ingat, awal-awal masuk kantor sebagai karyawan swasta, saya sudah diminta lembur untuk menyelesaikan pekerjaan yang deadline hari itu. Rutinitas lembur ini kemudian menjadi hal biasa yang saya lakukan hampir setiap hari. Sangat berbeda ketika menjadi ASN, jam datang dan jam pulang selalu teng go. Saya baru mulai sibuk menjelang akhir tahun kemarin. Sibuk bikin laporan pertanggungjawaban perjalanan dinas, hehehe 😅
🎀 Gaji ASN lebih sedikit dibanding karyawan swasta
Walau banyak banget yang pengen jadi ASN, namun gak sedikit yang juga menolak menjalani profesi sebagai abdi negara ini, salah satu alasannya karena gajinya relatif kecil bila dibandingkan dengan karyawan swasta atau wiraswasta. Dan itu memang benar adanya. Gaji yang saya terima saat ini jumlahnya hanya setengah dari jumlah gaji saya saat menjadi karyawan swasta dulu.
Namun karena tujuan saya menjadi ASN bukanlah didasari materi, jadi masalah gaji ini bukanlah masalah besar. Walau harus saya akui kadang kangen juga dengan nominal gaji saat masih jadi karyawan swasta dulu 🤑😝.
Menjadi ASN adalah cara terbaik saya untuk bisa dekat dengan keluarga namun tetap masih bisa berkarir. Kebahagiaan saya bisa dekat dengan suami dan anak-anak gak bisa dinilai dengan materi. Lagi pula, karena kami sudah tinggal bersama, pengeluaran pun gak sebanyak saat kami masih tinggal terpisah.
**
Itulah 3 perbedaan mencolok yang saya rasakan saat menjadi karyawan swasta beberapa tahun lalu dan ASN yang baru setahunan ini saya lakoni.
Untuk suasana kantor, rasanya gak jauh berbeda. Alhamdulillah, saya selalu dipertemukan dengan atasan yang bijaksana dan mengayomi. Rekan kerja juga baik dan friendly, gak pelit ilmu. Saya merasa bertemu keluarga baru.