pic source: MNC Media |
Saya memang kurang kreatif mencari judul, daripada pusing mikirin judul, terpilihlah judul di atas karena kebetulan tulisan serupa ini memang sudah pernah saya publish pada tahun 2017 lalu tak lama setelah mengikuti tes CPNS di kemenkumham yang hasilnya tidak lolos itu. Silakan klik link ini untuk membacanya yaa.
Sebenarnya saya tidak kepikiran mau menulis ini karena tes CPNS tahun ini euforianya terasa berbeda. Tes CPNS tahun ini terasa "lengang" tidak seramai tahun 2019 dan tahun 2018 lalu, mungkin karena saya, suami dan semua adik saya sudah tidak ada lagi yang mengikuti tes kali yaa? Alhamdulillah, cita-cita orang tua kami yang menginginkan anak-anaknya jadi PNS sudah terkabul. Saya dan empat adik saya telah berhasil mewujudkan mimpi mama dan almarhum papa itu.
Saya baru kepikiran nulis artikel ini saat melihat teman-teman honorer di kantor yang sibuk menyiapkan berkas pendukung pendaftaran CPNS. Melihat mereka sibuk, seketika ingatan saya melayang pada saat ikut tes CPNS tahun 2019 lalu.
Ahhh bila mengingat masa-masa itu, ada rasa hangat di dada ini. Teringat betapa saya bersungguh-sungguh dan ingin banget lolos CPNS. Saat mendaftar, tanpa ragu saya memasang target lolos, makanya sebelum tes saya menyiapkan diri secara maksimal mulai dari kondisi fisik hingga pengetahuan tentang soal-soal yang akan muncul saat test. Setiap ada waktu lowong pasti saya gunakan untuk belajar. Demi lolos CPNS, saat itu saya bahkan mengurangi aktivitas di media sosial dan blog ini.
Saya sadar bahwa tahun 2019 adalah kesempatan terakhir saya mengikuti tes. Saat itu adalah injury time untuk saya. Bila tidak lolos lagi, maka tak ada lagi kesempatan bagi saya untuk menjadi PNS padahal itu adalah cita-cita saya sejak dulu. Bila tidak lolos (lagi), berarti saya harus legowo melepas cita-cita untuk berkarir di pemerintahan, dan itu berarti saya juga gagal memenuhi cita-cita orang tua kami. Huhuhu membayangkannya saja saya sudah sedih 😭
Dan karena targetnya adalah lolos, maka bebannya juga dobel. Yang paling berat saya rasakan adalah beban mental. Kalo tidak lolos lagi, itu berarti saya akan tetap bolak-balik Lakudo - Baubau setiap hari atau memilih jalan akhir yakni resign yang mana opsi terakhir ini pasti akan menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap psikologis saya juga ekonomi keluarga kami.
Hal lain yang menjadi beban bila saya tidak lolos lagi adalah rasa malu yang teramat besar pada mama dan adik-adik saya. Mengapa adik-adik saya bisa dengan mudahnya lolos sedangkan saya tidak bisa? padahal kami berlima dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua yang sama. Saya kadang heran, kok susah banget yaa lolos CPNS itu? Bila dibandingkan dengan saya, jalan adik-adik saya begitu mulus mencapai kursi PNS. Saya merasa sudah mendaki gunung dan turuni lembah kayak ninja hatori berusaha maksimal tapi hasilnya kurang memuaskan.
Dua adik saya lolos saat pertama kali mengkuti tes, dan dua adik saya yang lain lolos pada percobaan kedua. Adik saya yang ketiga (yang pertama kali menjadi PNS di antara kami berlima) ikutan tes CPNS secara terpaksa karena "dikandangpaksa" oleh adik pertama saya. Dia yang saat itu masih kuliah semester II, dipaksa ikutan rekrutment CPNS di Kemenkumham menggunakan ijazah SMA. "Ayo ikutan, biar kalo nanti lulus kuliah dan hendak tes CPNS, kamu sudah berpengalaman" begitu kata adik pertama sembari memberi uang Rp. 200.00,- untuk biaya fotokopi dan lain-lain. Adik ketiga saya ini menjadi salah satu dari 29 orang yang beruntung lolos CPNS Kemenkumham Sultra pada tahun 2012 setelah pengumuman kelulusan dipending hingga tiga kali.
Setahun setelahnya, giliran adik pertama yang lolos. Si adik pertama ini memang yakin bila ikutan tes CPNS, ia pasti langsung lolos. Ia sangat yakin dan percaya diri dengan kemampuannya. Ia bahkan dengan lantang menjawab papa saat papa menyuruhnya untuk "mendekat" pada tim sukses bupati terpilih agar nantinya bisa "ditolong" saat tes CPNS. Adik pertama menjawab "papa, jangan suruh saya menjilat orang lain hanya untuk lolos PNS, tanpa dekat dengan pejabat pun saya pasti akan lolos pada kali pertama tes CPNS". Dan ternyata benar, ia memang lolos (murni tanpa koneksi) tes CPNS saat pertama kali mencoba. Sayangnya papa sudah tidak menyaksikan momen ini, karena beberapa bulan sebelum ia ikutan tes CPNS, papa sudah meninggalkan kami untuk selamanya.
Setahun berikutnya yakni tahun 2014, adik kedua saya yang lolos CPNS. Sebulan setelah diwisuda, ia ikutan tes CPNS di Pemda Wakatobi dan ia menjadi salah satu yang dinyatakan lolos saat pengumuman. Namun itu bukanlah kali pertamanya mengikuti tes, beberapa bulan sebelumnya ia juga pernah ikutan tes CPNS di Kejaksaan memakai ijazah SMA namun dinyatakan gugur saat tes kesehatan.
pic source: Fuad Hasim/tim infografis detikcom |
Setelah 3 tahun moratorium PNS, tahun 2017 pemerintah kembali membuka rekruitment CPNS. Di tahun itu, saya dan adik bungsu ikut memeriahkan perhelatan akbar tersebut. Kami berdua tes di Kemenkumham Sultra, saya menggunakan ijazah sarjana sedangkan si adik bungsu menggunakan ijazah SMA. Sayangnya kami berdua belum beruntung. Hasil ujian si adik bungsu lebih baik dari hasil ujian saya karena ia berhasil lolos di tes SKD dan baru jatuh di tes fisik (disebabkan kurang persiapan karena jadwal tes fisiknya hampir bersamaan dengan jadwal ujian skripsinya) sedangkan saya sudah tidak memenuhi passing grade sejak tes SKD, ckckck poor me! 😭
Di tahun 2018, saya, suami dan si adik bungsu lagi-lagi mencoba peruntungan. Alhamdulillah suami dan adik bungsu lolos sedangkan saya gagal maning. Duh Gusti, nasibku kok gini amat 😭
Baca Juga: Hal-Hal Membahagiakan di Tahun 2018
Barulah di tahun 2019 Dewi Fortuna merangkul saya. Dengat niat yang semakin kuat, usaha yang semakin gigih, doa yang makin kencang dan pasrah kepadaNya, akhirnya nama saya menjadi salah satu yang dinyatakan lolos sebagai CPNS Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Tengah.
Kalian tentu bisa membayangkan bagaimana perasaan saya. Yap benar, rasanya bahagia banget sampai sulit diungkapkan dengan kata. Saya sering bertanya dalam hati, seperti inikah rasanya mimpi yang menjadi nyata? Saat melihat nama saya ada di daftar itu, hanya rasa syukur yang bisa saya ungkapkan. Akhirnya perjuangan saya selama bertahun-tahun membuahkan hasil juga. Alhamdulillah! 🤩😇
akhirnya bisa menyematkan lambang korpri di baju, hehehe |
Teman-teman mungkin akan bertanya, apa saja yang saya lakukan sebelum melakukan tes? Saya mungkin belum pantas membagikan tips agar lolos CPNS namun berikut beberapa hal yang saya lakukan agar usaha saya mengikuti tes CPNS membuahkan hasil memuaskan: