Hari Sabtu kemarin suami dan rekan-rekan guru di sekolah tempatnya mengajar melakukan vaksinasi covid-19. Dan mumpung saya sedang semangat nulis, saya minta izin padanya untuk menuliskan pengalamannya ikut vaksinasi covid-19 tersebut di blog ini. Alhamdulillah disetuju, yeay! 🤩
tegang amat wajahnya, Bro! 😂 |
Saya bahagia banget saat diberitahu suami bahwa ia akan divaksin karena itu artinya suami akan melakukan salah satu ikhtiar yang dipercaya mampu menekan laju penyebaran covid-19 yang sudah lebih setahun ada di tengah-tengah kita.
Baca Juga: Pengalaman Hamil & Melahirkan Saat Pandemi Covid-19
Seperti kita tahu bersama, covid-19 adalah pandemi yang hanya mampu dilawan dengan menerapkan gerakan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi) secara ketat yang mana tidak semua orang mampu melakukannya. Selain 5M, tindakan yang dipercaya mampu melawan pandemi ini adalah dengan melakukan vaksinasi.
pic source: pixabay.com |
Baca Juga: Tips Agar Anak Tidak Demam & Rewel Pasca Imunisasi
Di Kabupaten Buton Tengah, vaksinasi covid-19 sudah mulai dilakukan sejak bulan Februari lalu. Untuk gelombang pertama, yang melakukan vaksinasi adalah para tenaga kesehatan yang disusul bapak Bupati dan kepala OPD se-Buton Tengah.
Seiring berjalannya waktu, yang melakukan vaksinasi semakin banyak dan sejak akhir Maret, giliran tenaga pengajar yang mulai divaksin dan sekolah suami mendapat jadwal tanggal 10 April 2021 kemarin.
Beberapa hari sebelum dilakukan vaksinasi, suami mulai menjaga kondisi tubuhnya. Ia tak lagi begadang, makan teratur dan kadang-kadang mengonsumsi multivitamin saat merasa tubuhnya kurang fit. Ia tidak ingin vaksinasi yang sudah dinantikannya itu gagal karena kondisi fisiknya drop saat hari H.
Dan hari yang dinantikan pun tiba. Suami sangat antusias ke sekolah. Ia dan rekan-rekannya berkumpul di sekolah dan berangkat bersama-sama ke puskesmas terdekat untuk melakukan vaksinasi.
Ada beberapa tahap yang harus dilalui suami sebelum melakukan vaksinasi. Tahap pertama adalah registrasi dengan menyerahkan identitas diri dan nomor handphone. Setelah melakukan registrasi, suami menuju tahap berikutnya yakni masuk ke ruang skrining. Di ruangan ini, petugas kesehatan memeriksa tekanan darah dan melakukan skrining yakni mengajukan beberapa pertanyaan terkait riwayat kesehatan suami.
Beberapa pertanyaan yang diajukan adalah apakah suami mengidap penyakit jantung? Apakah suami adalah seorang penderita diabetes? Apakah suami memiliki penyakit lambung dan beberapa pertanyaan lain seputar kesehatan suami. Oh iyaa, untuk wanita, ada tambahan pertanyaan lagi yakni apakah ia sedang hamil? Ataukah sedang program kehamilan? Karena wanita hamil dan wanita yang sedang melakukan program kehamilan tidak disarankan untuk ikut vaksinasi. Dan karena suami bukanlah penderita dari beberapa penyakit yang ditanyakan, maka vaksinasi pun dilakukan di ruang vaksinasi.
Setelah divaksin, suami diberi kartu vaksinasi yang berisi tentang data-data penerima vaksin, dosis vaksin yang diberikan, tanggal vaksinasi, nomor batch vaksin dan kapan tanggal pelaksanaan vaksinasi kedua dilakukan. Fyi, vaksin covid-19 ini diberikan sebanyak dua kali untuk memperoleh kekebalan maksimal.
Lalu bagaimana kondisi suami setelah divaksin? Menurut pengamatan saya sih ia baik-baik saja. Dan sama seperti yang saya lihat, menurut suami, kondisinya setelah divaksin memang baik-baik saja, yang sedikit mengganggu adalah ia merasa lengan atas (yang disuntik) pegal-pegal dan agak berat saat diangkat.
Di media sosial, saya membaca ada beragam efek samping yang dirasakan orang-orang setelah divaksin, diantaranya jantung berdebar, nafsu makan meningkat, ngantuk yang berkepanjangan dan beberapa efek lain yang tak terduga, namun hingga dua hari setelah divaksin, suami tidak juga merasakan efek samping seperti yang dialami orang-orang tersebut.
Kini, setelah melakukan vaksinasi tahap satu, suami menantikan vaksinasi tahap dua yang akan dilakukan pada tanggal 24 April 2021 nanti agar hasilnya lebih maksimal. Doakan semoga suami saya sehat sampai tanggal tersebut yaa.
Melihat suami sudah divaksin, jujur saja saya juga pengen cepat-cepat divaksin. Sayangnya sampai hari ini saya dan rekan-rekan di kantor belum mendapatkan jadwal pelaksanaan vaksin. Semoga secepatnya kamimendapatkan vaksinasi, amiin
Akhir kata, sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin berterimakasih kepada suami saya atas perkenaannya mengizinkan saya menuliskan pengalamannya melakukan vaksinasi.
Honey, terimakasih karena sudah mau berbagi cerita tentang pengalamanmu ikut vaksin covid-19 kemarin, semoga ikhtiar yang kamu dan rekan-rekan lakukan bisa menekan laju penyebaran covid-19 yang sudah lebih setahun memporak-porandakan banyak lini kehidupan kita.
Harapan saya, seiring banyaknya orang yang sudah divaksin, jumlah penderita covid-19 akan semakin berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Semoga pandemi ini segera berakhir agar kita semua bisa beraktivitas seperti sedia kala, amiiin 🙏