pic source: pixabay.com |
Fyi, saya termasuk ibu yang pro vaksin jadi insyaallah anak-anak saya imunisasi dasarnya lengkap. Mengapa saya provaks? Karena menurut saya, imunisasi adalah salah satu ikhtiar untuk menghindarkan mereka dari penyakit berbahaya dan mematikan.
Jadi ingat saat Wahyu masih bayi deh. Saat itu, kami yang tinggal di Baubau setiap bulan selalu pulang ke Lakudo untuk mengantar Wahyu ke posyandu guna mendapatkan imunisasi tepat waktu. Saking gak mau telat, beberapa hari menjelang posyandu, mertua biasanya sudah mengingatkan agar kami gak lupa.
Tapi kemudian saya sedih karena ternyata ada beberapa teman saya yang gak mau meng-imunisasi anaknya, dengan alasan bukannya sehat, setelah imunisasi anaknya malah demam dan jadi rewel nangis terus, huhuhu 😢, padahal demam itu bisa ditangani dengan mudah dan gak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan penyakit berbahaya yang sudah berhasil dicegah dengan imunisasi. Lagi pula gak semua imunisasi menyebabkan demam dan bayi rewel kok, imunisasi yang bisa menyebabkan bayi demam biasanya hanya Campak dan DPT (dipteri, pertusis, dan tetanus)
Sebenarnya, deman pasca imunisasi adalah hal yang normal karena imunisasi merupakan suatu cara untuk melindungi tubuh dari penyakit
berbahaya sebelum penyakit tersebut kontak dengan kita. Imunisasi
memanfaatkan mekanisme pertahanan alami dari tubuh, yaitu sistem imun
atau sistem kekebalan tubuh, untuk membentuk pertahanan spesifik dalam
melawan infeksi virus
Ketika anak diimunisasi, tubuh anak dimasukkan vaksin yang sudah
jinak. Kemudian, tubuh akan memproduksi sebuah respon imun dengan cara
yang sama seperti ketika tubuh sedang terkena penyakit, tetapi tanpa
tubuh menunjukkan gejala penyakit tersebut. Dan ketika tubuh terpapar
penyakit yang sama di masa datang, sistem imun tersebut dapat merespon
dengan cepat untuk mencegah penyakit tersebut berkembang.
Saat membentuk respon imun setelah anak diimunisasi inilah tubuh
memberikan respon, seperti demam, gatal, dan nyeri pada bekas suntikan.
Tubuh membentuk sistem kekebalan tubuh baru gabungan dari vaksin
imunisasi yang dimasukkan ke dalam tubuh, sehingga menyebabkan suhu
tubuh meningkat (demam) -------> sumber hellosehat.com
Nangisnya sebelum ke posyandu aja, hehehe 😀 |
Alhamdulillah kedua anak saya (Wahyu; imunisasi campak & DPT 1, DPT 2 & DPT 3, Rayyan; DPT 1) setelah diimunisasi gak demam dan gak rewel. Berikut ini langkah yang kami lakukan setelah meng-imunisasi yang insyaallah gak membuat anak demam dan rewel:
- Mandi. Pulang dari posyandu, anak-anak langsung saya mandikan. Gak perlu pakai sabun, cukup guyur kepala dan seluruh badannya pakai air hangat. Setelah mandi biasanya mereka tenang dan langsung tidur. Bangun tidur segar kembali deh.
- Perbanyak asupan cairan. Selalu beri ASI atau susu formula untuk bayi yang masih di bawah 6 bulan, dan tambahan cairan lain seperti air putih atau air sup untuk bayi di atas 6 bulan.
- Kompres bekas suntikan dengan air hangat agar tidak bengkak karena biasanya luka bekas suntikan itu terasa nyeri, inilah yang membuat bayi rewel pasca diimunisasi.
- Oleskan minyak tawon di sekitar bekas suntikan. Fungsinya sama dengan kompres air hangat agar bengkaknya cepat turun
- Tetap sediakan obat penurun panas. Walau anak-anak saya tidak pernah demam pasca imunisasi, tapi saya tetap menyediakan obat penurun panas untuk berjaga-jaga.
Menurut saya, imunisasi adalah cara paling mudah sekaligus murah untuk melindungi anak-anak saya dari penyakit berbahaya. Selain itu, imunisasi adalah hak setiap anak yang wajib dipenuhi oleh orang tuanya, seperti halnya makanan bergizi dan pendidikan yang layak.
Demikian beberapa cara yang saya lakukan agar anak-anak saya tidak demam dan tidak rewel pasca diimunisasi (khususnya setelah imunisasi campak & DPT).