Sejak piknik dadakan ke Katembe pada akhir bulan Juli lalu, Wahyu punya hobby baru; mandi di laut. Ya, setiap kali saya pulang ke Lakudo pada hari Sabtu sore, ia akan meminta diantar ke laut untuk berenang pada keesokan harinya. Jadi pasca ke Katembe itu, kegiatan rutin kami pada hari Minggu bertambah satu lagi yakni mandi di laut.
Baca Juga: Piknik Dadakan ke Pantai Katembe
Di hari Sabtu, ada dua hal yang membuat matanya berbinar-binar, yang pertama adalah kepulangan saya dan yang kedua adalah membicarakan acara renang pada hari Minggu. Dengan raut wajah gembira ia berkata, besok akan berenang sepuas-puasnya.
Ada satu hal positif yang diperlihatkan Wahyu terkait kebiasaan barunya ini yaitu pada malam minggu ia akan menjadi "anak manis" yang gak perlu disuruh lagi untuk cepat tidur, pada pukul delapan malam, dengan penuh kesadaran ia akan minta diantar ke kamar tidur dan dibacain dongeng 😘. Gak sampai lima belas menit, ia sudah benar-benar terlelap. Gak ada acara bolak-balik badan, garuk-garuk punggung yang gak gatal atau kebiasaan-kebiasaan unfaedah lain yang biasanya menjadi ritual sebelum tidur.
Pada malam minggu, ia gak pernah lagi tidur di atas pukul sembilan malam. Saat saya tanya apa alasannya, dengan semangat ia menjawab karena gak mau telat bangun dan telat mandi di laut pada keesokan paginya. Padahal sebelum-sebelumnya, ia susah banget disuruh tidur cepat pada malam minggu, biasanya ia selalu tidur di atas pukul sepuluh. Good job, Boy! 👍😘
Baca juga: Beragam jenis aquarium yang sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara
Selain karena suka bermain air, kebiasaan baru Wahyu mandi di laut ini mungkin juga dipengaruhi oleh lokasi rumah kami yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari laut. Dengan jarak sedekat itu, Wahyu mungkin selalu merasa terpanggil untuk berenang. Ditambah lagi bulan lalu papanya membawa pulang sebuah ban dalam bekas yang bisa dipakai sebagai pelampung saat berenang, maka makin semangatlah ia menekuni kebiasaan barunya ini.
Dulu, ia masih bisa dibujuk agar berenangnya di rumah saja, toh ia sudah punya kolam renang yang kami belikan secara online beberapa tahun sebelumnya, tinggal diisi air sampai full, ia sudah bisa berenang sampai puas. Tapi sekarang bujukan itu gak mampan lagi. Ia maunya langsung berenang di laut pakai ban dalam yang diberikan oleh papanya itu.
Baca Juga: Sekilas Cerita Tentang Wahyu & Kolam Renangnya
Awalnya, sama seperti Wahyu, saya juga antusias menanti datangnya hari minggu dan melakukan kegiatan mandi di laut ini. Melakukan kegiatan ini seperti memuaskan keinginan terpendam saya saat masih kecil dulu yang gak pernah diizinkan orang tua mandi di laut. Namun setelah tiga minggu melakukannya, saya kok merasa ada yang berbeda dengan kulit saya yaa? Yap, kulit saya gosong, sodara-sodara. Saya merasa perawatan yang saya lakukan selama enam hari saat tinggal di Baubau, langsung terhapus oleh kegiatan yang hanya beberapa saat saya lakukan ini 😫😥.
Akhirnya saya putuskan cukup mengawasi Wahyu saja, tanpa perlu ikut nyemplung ke laut. Tapi ternyata anak saya ini gak mau seperti itu, ia maunya ditemenin dalam artian bener-bener ditemenin alias mamanya harus ngikutin kemanapun ia bergerak di laut sana. Oh tidak! Gak hanya air laut saja yang membuat saya resah, sinar matahari yang panasnya sangat menyengat juga juga membuat saya enggan berlama-lama, huhuhu makin gelaplah kulit ini. Saat saya katakan agar jangan lama-lama mandinya supaya kulit mamanya ini gak gosong, dengan polosnya ia menjawab "mama harus pakai tabir surya biar gak hangus kulitnya" hiks. Tapi walau begitu, toh saya tetap menemaninya juga, gak tega rasanya atau lebih tepatnya takut membiarkannya berenang sendiri.
Lalu apakah jadwal kami mandi di laut selalu sama setiap minggu? Jawabannya adalah TYDACK. Karena jadwal pasang surut air laut selalu berubah setiap minggu, maka kami harus menyesuaikan diri dengan hal itu. Kami hanya mandi pada saat air pasang saja karena saat air surut, ada banyak lumpur di laut. Beberapa kali ia menangis karena sudah bela-belain bangun pagi, ternyata air lautnya sedang surut jadi kami batal mandi 😅.
Tiga minggu terakhir jadwal mandi kami berubah dari pagi hari menjadi siang atau sore hari. Saat mandi siang inilah yang membuat saya sangat tersiksa, matahari terasa tepat di atas kepala ☀ sungguh ku tydack tahan dengan panasnya yang menyengat, sementara Wahyu asyique-asyique saja mandinya, huhuhu. Untungnya dia gak protes saat saya ajak pulang walau belum lama berenang.
Dan minggu kemarin saya gak bisa menemaninya berenang karena sedang datang bulan. Papanya lah yang menemaninya, saya hanya ikut menonton mereka saja. Ia sempat protes, katanya lebih asyik mandi sama mama daripada sama papa 😀. Kalau sama mama Wahyu bisa mandi lama-lama, sedangkan sama papa Wahyu harus mandi cepat-cepat. Minggu depan, Wahyu mau mandi sama mama saja, katanya. Iya, Nak, minggu depan mandinya sama mama lagi.
Saya gak tahu sampai kapan kebiasaan baru Wahyu ini akan bertahan. Yang saya tahu, kami bahagia saat melakukan kegiatan ini (walau gak bisa dipungkiri ada saatnya saya merasa tersiksa karena panasnya matahari yang membakar kulit). Saya merasa ini menjadi salah satu momen yang semakin menguatkan hubungan saya dan Wahyu yang jarang bertemu muka 👩👦. Saat mandi di laut bersama, kami bercerita tentang apa saja, kami bercanda dan tertawa lepas 💙.
Harapan saya, semoga kegiatan sederhana yang kami lakukan ini tertanam di memorinya dan menjadi salah satu kenangan indah yang akan selalu diingatnya hingga dewasa nanti.
Baca Juga: Piknik Dadakan ke Pantai Katembe
Di hari Sabtu, ada dua hal yang membuat matanya berbinar-binar, yang pertama adalah kepulangan saya dan yang kedua adalah membicarakan acara renang pada hari Minggu. Dengan raut wajah gembira ia berkata, besok akan berenang sepuas-puasnya.
Ada satu hal positif yang diperlihatkan Wahyu terkait kebiasaan barunya ini yaitu pada malam minggu ia akan menjadi "anak manis" yang gak perlu disuruh lagi untuk cepat tidur, pada pukul delapan malam, dengan penuh kesadaran ia akan minta diantar ke kamar tidur dan dibacain dongeng 😘. Gak sampai lima belas menit, ia sudah benar-benar terlelap. Gak ada acara bolak-balik badan, garuk-garuk punggung yang gak gatal atau kebiasaan-kebiasaan unfaedah lain yang biasanya menjadi ritual sebelum tidur.
Pada malam minggu, ia gak pernah lagi tidur di atas pukul sembilan malam. Saat saya tanya apa alasannya, dengan semangat ia menjawab karena gak mau telat bangun dan telat mandi di laut pada keesokan paginya. Padahal sebelum-sebelumnya, ia susah banget disuruh tidur cepat pada malam minggu, biasanya ia selalu tidur di atas pukul sepuluh. Good job, Boy! 👍😘
Baca juga: Beragam jenis aquarium yang sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara
Selain karena suka bermain air, kebiasaan baru Wahyu mandi di laut ini mungkin juga dipengaruhi oleh lokasi rumah kami yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari laut. Dengan jarak sedekat itu, Wahyu mungkin selalu merasa terpanggil untuk berenang. Ditambah lagi bulan lalu papanya membawa pulang sebuah ban dalam bekas yang bisa dipakai sebagai pelampung saat berenang, maka makin semangatlah ia menekuni kebiasaan barunya ini.
Dulu, ia masih bisa dibujuk agar berenangnya di rumah saja, toh ia sudah punya kolam renang yang kami belikan secara online beberapa tahun sebelumnya, tinggal diisi air sampai full, ia sudah bisa berenang sampai puas. Tapi sekarang bujukan itu gak mampan lagi. Ia maunya langsung berenang di laut pakai ban dalam yang diberikan oleh papanya itu.
Baca Juga: Sekilas Cerita Tentang Wahyu & Kolam Renangnya
Awalnya, sama seperti Wahyu, saya juga antusias menanti datangnya hari minggu dan melakukan kegiatan mandi di laut ini. Melakukan kegiatan ini seperti memuaskan keinginan terpendam saya saat masih kecil dulu yang gak pernah diizinkan orang tua mandi di laut. Namun setelah tiga minggu melakukannya, saya kok merasa ada yang berbeda dengan kulit saya yaa? Yap, kulit saya gosong, sodara-sodara. Saya merasa perawatan yang saya lakukan selama enam hari saat tinggal di Baubau, langsung terhapus oleh kegiatan yang hanya beberapa saat saya lakukan ini 😫😥.
Akhirnya saya putuskan cukup mengawasi Wahyu saja, tanpa perlu ikut nyemplung ke laut. Tapi ternyata anak saya ini gak mau seperti itu, ia maunya ditemenin dalam artian bener-bener ditemenin alias mamanya harus ngikutin kemanapun ia bergerak di laut sana. Oh tidak! Gak hanya air laut saja yang membuat saya resah, sinar matahari yang panasnya sangat menyengat juga juga membuat saya enggan berlama-lama, huhuhu makin gelaplah kulit ini. Saat saya katakan agar jangan lama-lama mandinya supaya kulit mamanya ini gak gosong, dengan polosnya ia menjawab "mama harus pakai tabir surya biar gak hangus kulitnya" hiks. Tapi walau begitu, toh saya tetap menemaninya juga, gak tega rasanya atau lebih tepatnya takut membiarkannya berenang sendiri.
Lalu apakah jadwal kami mandi di laut selalu sama setiap minggu? Jawabannya adalah TYDACK. Karena jadwal pasang surut air laut selalu berubah setiap minggu, maka kami harus menyesuaikan diri dengan hal itu. Kami hanya mandi pada saat air pasang saja karena saat air surut, ada banyak lumpur di laut. Beberapa kali ia menangis karena sudah bela-belain bangun pagi, ternyata air lautnya sedang surut jadi kami batal mandi 😅.
sudah siap mandi, ternyata air lautnya sedang surut 😜 |
Tiga minggu terakhir jadwal mandi kami berubah dari pagi hari menjadi siang atau sore hari. Saat mandi siang inilah yang membuat saya sangat tersiksa, matahari terasa tepat di atas kepala ☀ sungguh ku tydack tahan dengan panasnya yang menyengat, sementara Wahyu asyique-asyique saja mandinya, huhuhu. Untungnya dia gak protes saat saya ajak pulang walau belum lama berenang.
Dan minggu kemarin saya gak bisa menemaninya berenang karena sedang datang bulan. Papanya lah yang menemaninya, saya hanya ikut menonton mereka saja. Ia sempat protes, katanya lebih asyik mandi sama mama daripada sama papa 😀. Kalau sama mama Wahyu bisa mandi lama-lama, sedangkan sama papa Wahyu harus mandi cepat-cepat. Minggu depan, Wahyu mau mandi sama mama saja, katanya. Iya, Nak, minggu depan mandinya sama mama lagi.
Saya gak tahu sampai kapan kebiasaan baru Wahyu ini akan bertahan. Yang saya tahu, kami bahagia saat melakukan kegiatan ini (walau gak bisa dipungkiri ada saatnya saya merasa tersiksa karena panasnya matahari yang membakar kulit). Saya merasa ini menjadi salah satu momen yang semakin menguatkan hubungan saya dan Wahyu yang jarang bertemu muka 👩👦. Saat mandi di laut bersama, kami bercerita tentang apa saja, kami bercanda dan tertawa lepas 💙.
Harapan saya, semoga kegiatan sederhana yang kami lakukan ini tertanam di memorinya dan menjadi salah satu kenangan indah yang akan selalu diingatnya hingga dewasa nanti.