Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tapi mata ini belum mau diajak kompromi. Badan sudah lelah bolak-balik tapi rasa kantuk belum datang juga. Saat mengalami hal seperti ini, biasanya saya pilih membaca buku untuk mengundang rasa kantuk, tapi sayang bukunya ketinggalan di rumah mertua.
Sembari mikirin kegiatan apa yang bisa dilakukan, tiba-tiba saya teringat belum melunasi hutang tulisan tanggapan terhadap artikel Mba Ayaa yang tayang di website KEB yang berjudul "Ketika Bapak Ingin Saya Jadi PNS" . Sungguh tulisan yang sangat menarik untuk ditanggapi, hehehe
Ngomong-ngomong tentang PNS, izinkanlah saya menceritakan kisah lima orang kakak beradik dan perjalanan mereka mengikuti seleksi penerimaan CPNS. Yup, kelima kakak beradik tersebut adalah saya dan empat orang adik saya.
Papa adalah seeorang PNS. Sejak masih di dalam kandungan mama hingga tamat kuliah kami dinafkahi dengan gaji yang diperoleh papa sebagai PNS setiap bulannya. Setelah puluhan tahun mengabdi, tahun 2009 papa pensiun. Tak bisa dipungkiri, papa sangat berharap anak-anaknya bisa mengikuti jejaknya.
Saya tidak menyalahkan papa dan mama yang sangat mengharapkan anak-anaknya menjadi PNS karena di daerah kami, hampir semua orang tua memang memimpikan anaknya menjadi PNS.
Bagi para orang tua di daerah kami (bukan hanya orang tua sih, para anak muda pun berpikiran sama), PNS adalah profesi idaman. Kerja yang lebih santai dan masa tua yang terjamin menjadi dua alasan mengapa banyak orang bermimpi dan mengejar kursi PNS.
Maka ketika pada akhir tahun 2008 (setahun setelah saya lulus kuliah) ada seleksi penerimaan CPNS, papa meminta saya untuk ikut seleksi namun saat itu saya menolak karena masih fokus cari kerja di Makassar.
Baca Juga: Sejarah Singkat Kehidupan Irawati Hamid
Saya baru tertarik ikut seleksi CPNS pada akhir tahun 2009 dan saya gagal memenuhi harapan papa. Tak kapok, pada akhir tahun 2010 saya kembali mengikuti seleksi dan lagi-lagi hasilnya mengecewakan :(
Dua kali mengalami kegagalan membuat saya kapok untuk ikut seleksi di tahun berikutnya. Saya baru kembali tertarik mengikuti seleksi beberapa tahun setelahnya yaitu seminggu yang lalu dan hasilnya masih tetap sama seperti dua seleksi sebelumnya.
Kegagalan yang saya alami baru-baru ini menyisakan sedikit rasa "tidak enak" pada mama. Mendengar hasil tes anak sulungnya yang tidak sesuai harapan, mama merasa sangat kecewa. Beliau tidak menyangka hasilnya akan seperti itu.
Dalam pikiran mama, hasil tes saya akan sama seperti hasil tes tiga adik saya yang lain. Yup, tiga orang adik laki-laki saya sudah menjadi PNS. Tak seperti saya yang sangat sulit memenuhi angka kelulusan, mereka begitu mudahnya melahap habis soal-soal yang diberikan saat seleksi. Ketiganya langsung dinyatakan lulus seleksi CPNS saat pertama kalinya mencoba mendaftar.
Bahkan adik ketiga saya menjadi PNS ketika sedang duduk di bangku kuliah semester tiga di usianya yang baru menginjak 20 tahun. Ia menjadi salah satu yang beruntung dari ribuan orang yang ikut seleksi CPNS Kemenkumham saat itu.
Setahun setelahnya adik pertama saya menyusul menjadi PNS. Tak lama setelah lulus kuliah ia diterima bekerja di salah satu dealer motor honda dan ditempatkan di Maluku Utara. Di daerah yang sama ia mengadu peruntungan mengikuti seleksi penerimaan CPNS dan alhamdulillah dinyatakan lulus.
Di tahun berikutnya adik kedua saya juga lulus PNS beberapa bulan setelah wisuda. Bahkan tinta ijazahnya belum kering ia sudah menyandang gelar sebagai seorang PNS. Ckckck, saya merasa adik-adik saya sangat beruntung karena berhasil memenuhi harapan orang tua kami. Seandainya papa masih hidup, beliau pasti akan sangat bangga pada ketiga anak lelakinya.
Dan tahun ini, bersamaan dengan saya, adik bungsu saya juga mencoba peruntungan mengikuti seleksi penerimaan CPNS. Ia yang saat ini sedang menyusun tugas akhirnya, tak mau ketinggalan mencoba. Ia akan mengikuti ujian pada tanggal 29 September mendatang. Harapan kami, semoga hasil ujiannya nanti memuaskan. Bantu doakan semoga adik saya mendapatkan hasil yang memuaskan yaa gaes :)
Oh iyaa, disclaimer dulu nih: Saya tidak mengatakan bahwa menjadi PNS adalah segalanya sehingga menganggap sebelah mata profesi selain PNS yaa. Tulisan ini hanya menceritakan perjalanan kami bersaudara dalam mengikuti seleksi penerimaan CPNS yang secara kebetulan menjadi harapan orang tua kami.
Akhir kata, apapun profesi yang kita pilih, selama kita enjoy menjalaninya maka itulah yang terbaik. Walau dalam hati saya masih berkeinginan untuk menjadi PNS namun saya tetap merasa bersyukur dengan profesi yang saat ini saya geluti. Saya bahagia dan sangat menikmati menjalani aktivitas sehari-hari di kantor, bertemu teman-teman yang sudah seperti keluarga dan belajar banyak hal dari konsumen :)
Lalu apakah saya masih akan mencoba untuk mengikuti seleksi penerimaan CPNS di waktu mendatang? Jawabannya adalah TENTU dong, hihihi :D
Sembari mikirin kegiatan apa yang bisa dilakukan, tiba-tiba saya teringat belum melunasi hutang tulisan tanggapan terhadap artikel Mba Ayaa yang tayang di website KEB yang berjudul "Ketika Bapak Ingin Saya Jadi PNS" . Sungguh tulisan yang sangat menarik untuk ditanggapi, hehehe
pic source: tempo.co |
Ngomong-ngomong tentang PNS, izinkanlah saya menceritakan kisah lima orang kakak beradik dan perjalanan mereka mengikuti seleksi penerimaan CPNS. Yup, kelima kakak beradik tersebut adalah saya dan empat orang adik saya.
Papa adalah seeorang PNS. Sejak masih di dalam kandungan mama hingga tamat kuliah kami dinafkahi dengan gaji yang diperoleh papa sebagai PNS setiap bulannya. Setelah puluhan tahun mengabdi, tahun 2009 papa pensiun. Tak bisa dipungkiri, papa sangat berharap anak-anaknya bisa mengikuti jejaknya.
Saya tidak menyalahkan papa dan mama yang sangat mengharapkan anak-anaknya menjadi PNS karena di daerah kami, hampir semua orang tua memang memimpikan anaknya menjadi PNS.
Bagi para orang tua di daerah kami (bukan hanya orang tua sih, para anak muda pun berpikiran sama), PNS adalah profesi idaman. Kerja yang lebih santai dan masa tua yang terjamin menjadi dua alasan mengapa banyak orang bermimpi dan mengejar kursi PNS.
Maka ketika pada akhir tahun 2008 (setahun setelah saya lulus kuliah) ada seleksi penerimaan CPNS, papa meminta saya untuk ikut seleksi namun saat itu saya menolak karena masih fokus cari kerja di Makassar.
Baca Juga: Sejarah Singkat Kehidupan Irawati Hamid
Saya baru tertarik ikut seleksi CPNS pada akhir tahun 2009 dan saya gagal memenuhi harapan papa. Tak kapok, pada akhir tahun 2010 saya kembali mengikuti seleksi dan lagi-lagi hasilnya mengecewakan :(
Dua kali mengalami kegagalan membuat saya kapok untuk ikut seleksi di tahun berikutnya. Saya baru kembali tertarik mengikuti seleksi beberapa tahun setelahnya yaitu seminggu yang lalu dan hasilnya masih tetap sama seperti dua seleksi sebelumnya.
saya tidak memenuhi passing grade, hasil TIU saya hanya 70 :( |
Kegagalan yang saya alami baru-baru ini menyisakan sedikit rasa "tidak enak" pada mama. Mendengar hasil tes anak sulungnya yang tidak sesuai harapan, mama merasa sangat kecewa. Beliau tidak menyangka hasilnya akan seperti itu.
Dalam pikiran mama, hasil tes saya akan sama seperti hasil tes tiga adik saya yang lain. Yup, tiga orang adik laki-laki saya sudah menjadi PNS. Tak seperti saya yang sangat sulit memenuhi angka kelulusan, mereka begitu mudahnya melahap habis soal-soal yang diberikan saat seleksi. Ketiganya langsung dinyatakan lulus seleksi CPNS saat pertama kalinya mencoba mendaftar.
Bahkan adik ketiga saya menjadi PNS ketika sedang duduk di bangku kuliah semester tiga di usianya yang baru menginjak 20 tahun. Ia menjadi salah satu yang beruntung dari ribuan orang yang ikut seleksi CPNS Kemenkumham saat itu.
Setahun setelahnya adik pertama saya menyusul menjadi PNS. Tak lama setelah lulus kuliah ia diterima bekerja di salah satu dealer motor honda dan ditempatkan di Maluku Utara. Di daerah yang sama ia mengadu peruntungan mengikuti seleksi penerimaan CPNS dan alhamdulillah dinyatakan lulus.
Di tahun berikutnya adik kedua saya juga lulus PNS beberapa bulan setelah wisuda. Bahkan tinta ijazahnya belum kering ia sudah menyandang gelar sebagai seorang PNS. Ckckck, saya merasa adik-adik saya sangat beruntung karena berhasil memenuhi harapan orang tua kami. Seandainya papa masih hidup, beliau pasti akan sangat bangga pada ketiga anak lelakinya.
Dan tahun ini, bersamaan dengan saya, adik bungsu saya juga mencoba peruntungan mengikuti seleksi penerimaan CPNS. Ia yang saat ini sedang menyusun tugas akhirnya, tak mau ketinggalan mencoba. Ia akan mengikuti ujian pada tanggal 29 September mendatang. Harapan kami, semoga hasil ujiannya nanti memuaskan. Bantu doakan semoga adik saya mendapatkan hasil yang memuaskan yaa gaes :)
mama & kelima anaknya yang 3 diantaranya sudah jadi pns |
Oh iyaa, disclaimer dulu nih: Saya tidak mengatakan bahwa menjadi PNS adalah segalanya sehingga menganggap sebelah mata profesi selain PNS yaa. Tulisan ini hanya menceritakan perjalanan kami bersaudara dalam mengikuti seleksi penerimaan CPNS yang secara kebetulan menjadi harapan orang tua kami.
Akhir kata, apapun profesi yang kita pilih, selama kita enjoy menjalaninya maka itulah yang terbaik. Walau dalam hati saya masih berkeinginan untuk menjadi PNS namun saya tetap merasa bersyukur dengan profesi yang saat ini saya geluti. Saya bahagia dan sangat menikmati menjalani aktivitas sehari-hari di kantor, bertemu teman-teman yang sudah seperti keluarga dan belajar banyak hal dari konsumen :)
Lalu apakah saya masih akan mencoba untuk mengikuti seleksi penerimaan CPNS di waktu mendatang? Jawabannya adalah TENTU dong, hihihi :D