pic source : pixabay.com |
“Daripada sakit hati lebih baik sakit gigi ini, biar tak mengapa, rela-rela rela aku relakan”
Siapa yang setuju dengan penggalan lirik lagu dangdut yang dinyanyikan oleh Meggi Z di atas? Jujur saja saya orang yang nggak setuju dengan potongan lirik lagu tersebut.
Mengapa demikian? Karena bagi saya lebih mudah mengobati sakit hati dibanding sakit gigi. Sakit hati bisa hilang saat saya melakukan beberapa kegiatan menyenangkan atau curhat kepada seseorang, sedangkan sakit gigi nggak akan bisa sembuh walau saya sudah melakukan kedua hal itu.
Saat sakit gigi menyerang, berbagai penyakit lainnya akan menyertai kemunculannya seperti sakit kepala, migrain, sakit telinga, pusing, stress dan bahkan seluruh tubuhpun akan ikutan sakit. Mau ngapa-ngapain nggak nyaman, mau tidur nggak bisa, mau bicara malas, mau makan apalagi.
Ketika saya sakit gigi, mendengar orang ngomong ajah rasanya sudah menyakitkan. Pokoknya kalo disuruh pilih sakit hati atau sakit gigi dengan senang hati saya akan memilih sakit hati. Loh kok malah senang sakit hati? Sebenarnya sih nggak mau juga sakit hati, tapi kalo pilihannya hanya dua yah terpaksa saya harus memilih sakit hati
Saya adalah salah satu orang yang punya pengalaman buruk dengan sakit gigi. Sejak kecil saya sudah akrab dengan penyakit menjengkelkan ini. Saya baru benar-benar terbebas dari penyakit ini saat duduk di bangku kuliah semester lima. Semoga penyakit ini nggak pernah datang lagi menghampiri saya maupun orang-orang yang saya sayangi. Juga kalian yang sedang membaca blogpost ini, Amin..
Baca Juga: Ayo Cintai Gigi Kita Gigi Sejak Dini
Karena sudah akrab dengan penyakit ini, tentu saja saya sudah akrab pula dengan berbagai obat penangkalnya. Jika merasa bisa mengobatinya sendiri, biasanya saya berusaha untuk mengobatinya sendiri. Saya baru akan ke dokter gigi setelah semua usaha yang saya lakukan sia-sia. Yang ini jangan dicontoh yah, kalian harus rajin memeriksakan gigi ke dokter agar bisa melakukan tindakan pencegahan sebelum sakit gigi menyerang.
Pertama kalinya saya ke dokter gigi adalah saat kelas satu SMA. Itupun karena sudah dipaksa papa. Berbagai macam alasan saya kemukakan pada papa supaya nggak pergi ke dokter gigi, tapi beragam cara juga papa lakukan agar saya mau. Dengan rasa terpaksa, akhirnya saya mau juga memeriksakan gigi ke dokter.
Saat pertama kali diperiksa dokter, saya harus merelakan satu buah geraham bawah untuk dicabut karena giginya sudah rusak parah. Sedangkan dua geraham lainnya masih bisa ditambal. Sejak saat itu saya mulai akrab dengan dokter gigi. Setiap kali merasa ada yang nggak biasa dengan kondisi mulut dan gigi, saya akan bilang sama papa agar segera mengantar saya ke dokter gigi.
Pertama kalinya saya ke dokter gigi adalah saat kelas satu SMA. Itupun karena sudah dipaksa papa. Berbagai macam alasan saya kemukakan pada papa supaya nggak pergi ke dokter gigi, tapi beragam cara juga papa lakukan agar saya mau. Dengan rasa terpaksa, akhirnya saya mau juga memeriksakan gigi ke dokter.
Saat pertama kali diperiksa dokter, saya harus merelakan satu buah geraham bawah untuk dicabut karena giginya sudah rusak parah. Sedangkan dua geraham lainnya masih bisa ditambal. Sejak saat itu saya mulai akrab dengan dokter gigi. Setiap kali merasa ada yang nggak biasa dengan kondisi mulut dan gigi, saya akan bilang sama papa agar segera mengantar saya ke dokter gigi.
sakit gigi sungguh menyiksa euy pic source : pixabay.com |
Saat kuliah, beberapa kali sakit gigi datang menghampiri. Nggak seperti saat masih tinggal dengan orang tua, saat sakit gigi menyerang yang saya lakukan adalah nggak langsung ke dokter tetapi mengobatinya dengan cara tradisional atau mengkonsumsi obat pereda rasa sakit (nasib anak kost-kostan yang nggak punya uang ke dokter).
Barulah setelah memasuki semester empat, tanpa sengaja saya bertemu dengan seorang sarjana kedokteran gigi yang saat itu masih berjuang untuk mendapatkan gelar Drg yang ternyata kakak senior saya sewaktu SMA. Saat itu ia mencari orang yang bermasalah dengan gigi untuk dijadikan bahan praktek dan saya adalah sasaran yang tepat. Jadi ceritanya kami adalah simbiosis multualisme, saya mendapatkan pengobatan gigi gratis sedangkan kakak senior itu mendapatkan orang yang bisa dijadikan kelinci percobaan pasien guna mendapatkan gelar dokter gigi.
Singkat cerita, semua masalah gigi yang saya rasakan sejak lama perlahan-lahan teratasi. Saya nggak pernah lagi “diteror” oleh penyakit menyebalkan ini. Alhamdulillah.
Oh iya, sebagai orang yang sudah malang melintang dalam dunia persakit-gigian, tentunya saya juga sudah akrab dengan obat-obatan dan beberapa cara untuk mengobati sakit gigi dong. Ini beberapa cara yang saya lakukan untuk menghilangkan rasa sakit, ngilu dan nyut-nyut saat sakit gigi datang menghampiri:
#Cengkeh
Cengkeh adalah obat yang saya pakai untuk menyembuhkan sakit gigi yang saya derita saat duduk dibangku sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Setiap kali sakit gigi menyerang, cengkeh selalu bisa saya andalkan untuk menangkal rasa sakit yang timbul.
Cara yang saya lakukan:
kunyah cengkeh hingga hancur lalu masukkan ke dalam lubang gigi yang sakit. Biasanya sakitnya akan hilang setelah lima menit cengkehnya masuk ke dalam lubang gigi.
Barulah setelah memasuki semester empat, tanpa sengaja saya bertemu dengan seorang sarjana kedokteran gigi yang saat itu masih berjuang untuk mendapatkan gelar Drg yang ternyata kakak senior saya sewaktu SMA. Saat itu ia mencari orang yang bermasalah dengan gigi untuk dijadikan bahan praktek dan saya adalah sasaran yang tepat. Jadi ceritanya kami adalah simbiosis multualisme, saya mendapatkan pengobatan gigi gratis sedangkan kakak senior itu mendapatkan orang yang bisa dijadikan kelinci percobaan pasien guna mendapatkan gelar dokter gigi.
Singkat cerita, semua masalah gigi yang saya rasakan sejak lama perlahan-lahan teratasi. Saya nggak pernah lagi “diteror” oleh penyakit menyebalkan ini. Alhamdulillah.
Oh iya, sebagai orang yang sudah malang melintang dalam dunia persakit-gigian, tentunya saya juga sudah akrab dengan obat-obatan dan beberapa cara untuk mengobati sakit gigi dong. Ini beberapa cara yang saya lakukan untuk menghilangkan rasa sakit, ngilu dan nyut-nyut saat sakit gigi datang menghampiri:
#Cengkeh
Cengkeh adalah obat yang saya pakai untuk menyembuhkan sakit gigi yang saya derita saat duduk dibangku sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Setiap kali sakit gigi menyerang, cengkeh selalu bisa saya andalkan untuk menangkal rasa sakit yang timbul.
Cara yang saya lakukan:
kunyah cengkeh hingga hancur lalu masukkan ke dalam lubang gigi yang sakit. Biasanya sakitnya akan hilang setelah lima menit cengkehnya masuk ke dalam lubang gigi.
pic source: pixabay.com |
#Air garam
Cara ini saya lakukan saat kuliah. Setiap kali sakit gigi menyerang, saya akan kumur-kumur menggunakan air hangat yang telah dicampur garam. Proses hilangnya rasa sakit agak lebih lama jika dibandingkan dengan cengkeh. Ia memakan waktu antara tujuh hingga sepuluh menit dalam menghilangkan sakit gigi. Cara ini nggak selalu berhasil sih, tapi bisa dicoba kok.
#Mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit
Ini saya lakukan saat cara kedua (air garam) nggak mampan dan saat sakitnya sudah sangat menyiksa. Terlebih bila sakit giginya menyerang pada malam hari. Agar bisa tidur dengan nyenyak biasanya saya akan konsumsi satu butir obat penghilang rasa sakit. Ada dua jenis obat yang saya ketahui bisa menghilangkan rasa sakit gigi yaitu asam mefenamat dan ponstan.
#Tambal gigi yang berlubang
#Mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit
Ini saya lakukan saat cara kedua (air garam) nggak mampan dan saat sakitnya sudah sangat menyiksa. Terlebih bila sakit giginya menyerang pada malam hari. Agar bisa tidur dengan nyenyak biasanya saya akan konsumsi satu butir obat penghilang rasa sakit. Ada dua jenis obat yang saya ketahui bisa menghilangkan rasa sakit gigi yaitu asam mefenamat dan ponstan.
#Tambal gigi yang berlubang
Pada kelas satu SMA, untuk pertama kalinya saya melakukan kegiatan ini. Bila gigi berlubang, ini adalah cara terbaik yang bisa dilakukan. Setelah ditambal, biasanya sakit gigi akan segera sembuh. Bila lubang giginya masih kecil, biasanya hanya cukup satu kali ke dokter sudah bisa langsung ditambal, Tapi bila lubang giginya sudah besar, biasanya kita akan diminta datang berkali-kali sebelum akhirnya giginya ditambal. Menurut saya menambal gigi berlubang adalah cara terbaik untuk mengatasi masalah gigi berlubang.
#Cabut gigi yang berlubang
Mencabut gigi adalah pilihan terakhir yang diberikan dokter gigi. Biasanya dokter akan menyarankan untuk mencabut gigi apabila giginya sudah tidak bisa ditambal atau status giginya berubah menjadi “gigi mati”. Sejauh ini saya sudah mencabut dua gigi geraham saya, yang pertama saat kelas satu SMA dan yang kedua saat kuliah semester empat.
Alasan pencabutan pertama karena gigi geraham saya sudah hancur dan nggak bisa ditambal lagi sedangkan yang kedua adalah salah satu geraham yang pernah saya tambal sewaktu SMA yang mana saat kuliah, tambalannya terlepas dan setelah diperiksa status giginya sudah berubah menjadi gigi mati (gigi mati adalah gigi yang syaraf-syarafnya sudah mati dan sebaiknya segera dicabut karena akan menjadi penyebab bau mulut).
Itulah sekilas perjalanan saya melewati penderitaan yang disebabkan oleh sakit gigi juga beberapa cara yang saya lakukan untuk menghilangkan rasa sakit yang ditimbulkannya. Saya sangat berharap penyakit ini nggak akan pernah lagi menghampiri saya karena rasanya nggak enak banget euy.
#Cabut gigi yang berlubang
Mencabut gigi adalah pilihan terakhir yang diberikan dokter gigi. Biasanya dokter akan menyarankan untuk mencabut gigi apabila giginya sudah tidak bisa ditambal atau status giginya berubah menjadi “gigi mati”. Sejauh ini saya sudah mencabut dua gigi geraham saya, yang pertama saat kelas satu SMA dan yang kedua saat kuliah semester empat.
Alasan pencabutan pertama karena gigi geraham saya sudah hancur dan nggak bisa ditambal lagi sedangkan yang kedua adalah salah satu geraham yang pernah saya tambal sewaktu SMA yang mana saat kuliah, tambalannya terlepas dan setelah diperiksa status giginya sudah berubah menjadi gigi mati (gigi mati adalah gigi yang syaraf-syarafnya sudah mati dan sebaiknya segera dicabut karena akan menjadi penyebab bau mulut).
**
Itulah sekilas perjalanan saya melewati penderitaan yang disebabkan oleh sakit gigi juga beberapa cara yang saya lakukan untuk menghilangkan rasa sakit yang ditimbulkannya. Saya sangat berharap penyakit ini nggak akan pernah lagi menghampiri saya karena rasanya nggak enak banget euy.
hidup bahagia tanpa sakit gigi pic source : pixabay.com |
Oh iya, slogan “lebih baik mencegah dari pada mengobati” memang benar adanya. Ini juga terjadi pada sakit gigi. Untuk mencegah datangnya sakit gigi, ada baiknya kita melakukan beberapa hal berikut ini:
Jadi jika ada yang mengajukan pertanyaan " Pilih mana, sakit hati atau sakit gigi?" jawaban saya adalah nggak mau pilih keduanya, tapi jika harus memilih salah satunya, biarlah saya memilih sakit hati saja. Udah kapok merasakan sakit gigi euy *______*
- Rajin menyikat gigi minimal 2x sehari
- Ganti sikat gigi 3-6 bulan sekali
- Rajin ke dokter gigi untuk melakukan perawatan gigi, salah satunya membersihkan karang gigi (scalling)
- Jika ada gigi berlubang, jangan langsung dicabut, tapi tamballah dulu gigi yang berlubang tersebut.
- Opsi terakhir adalah cabut gigi yang sudah nggak bisa dipertahankan.
Jadi jika ada yang mengajukan pertanyaan " Pilih mana, sakit hati atau sakit gigi?" jawaban saya adalah nggak mau pilih keduanya, tapi jika harus memilih salah satunya, biarlah saya memilih sakit hati saja. Udah kapok merasakan sakit gigi euy *______*