Minggu lalu kami melakukan piknik ke pantai Katembe. Awalnya kami gak punya rencana jalan kemanapun karena selain cuaca yang panasnya aduhai, kami juga bangunnya kesiangan jadi sepertinya leyeh-leyeh di rumah sambil nonton film/drama adalah pilihan yang tepat untuk saya, suami dan Wahyu 😁😁
Baca Juga: 5 Kegiatan yang saya lakukan bersama Wahyu di akhir pekan
Lalu pada pukul 12.00 siang handphone suami berbunyi. Ternyata yang menelepon adalah temannya. Si teman mengajak suami piknik ke pantai Katembe. Katanya, ibu-ibu penerima bantuan PKH sedang mengadakan piknik dan mereka mengundang para pendamping untuk ikut berpiknik. Para ibu itu sudah menyiapkan banyak makanan untuk disantap bareng usai berenang.
Suami tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia tahu bahwa saya dan Wahyu sudah beberapa kali berencana ke Katembe tapi selalu saja gagal. Ia pun mengajak kami ikut dengannya. Saya dan Wahyu langsung setuju. Kapan lagi kan? Soalnya jarang banget kami bisa piknik bertiga, hehehe 😀
Usai bersiap-siap, pukul 13.00 WITA, saat matahari sedang
Berhubung hari itu hari minggu, suasana pantai Katembe ramai banget. Melihat banyak anak-anak seusianya berenang, Wahyu jadi tak sabar pengen ikutan berenang juga. Ia pun meminta saya menggantikan pakaiannya agar segera bisa bermain pasir dan nyemplung ke laut bersama anak-anak lain.
Bersama anak-anak itu ia mulai menikmati kesegaran air laut. Melihatnya asyik berenang (lebih tepatnya bermain air sih, ia hanya bermain di pinggir pantai dan belum berani ke tempat yang lebih dalam karena belum pandai berenang, hehehe), sepertinya ia sangat menikmati piknik dadakan kami tersebut. Ia terus bermain air tanpa merasa bosan sedikitpun, bahkan setelah satu jam berlalu dan matahari semakin menyengat kulit.
Wahyu terlihat bahagia, selama bermain air senyum tak pernah lepas dari bibirnya. Sedangkan saya hanya mengawasinya saja tanpa ikut bermain air dengannya. Entah mengapa, cuaca yang sangat terik hari itu membuat saya tak berminat untuk ikutan, bayangan kulit yang gosong membuat saya berat melangkahkan kaki ini masuk ke dalam air. Cukuplah bagi saya mengabadikan kebahagiaan Wahyu siang itu.
Saat saya sedang bersama Wahyu, suami asyik ngobrol bersama teman-temannya juga ibu-ibu penerima bantuan. Tak lama kemudian kami dipanggil untuk makan bersama, menikmati kelezatan hidangan yang disediakan oleh para ibu itu.
Usai makan Wahyu masih pengen bermain pasir dan air tapi saya dan suami melarangnya. Alasannya karena kami sudah akan pulang ke rumah. Wahyu sempat ngambek tapi kami berjanji akan mengajaknya kembali ke sini di kesempatan berikutnya.
Oh iya, Pantai Katembe adalah satu dari banyak pantai yang ada di Kabupaten Buton Tengah. Pantai ini menjadi salah satu tempat wisata murah meriah bagi warga sekitar. Pengunjung pantai ini tak hanya berasal dari Kabupaten Buton Tengah saja, banyak warga dari Kabupaten Muna, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Selatan dan juga Kota Baubau datang kesini untuk menikmati keindahannya.
Tak hanya itu, Pantai Katembe juga merupakan salah satu tempat terbaik untuk menikmati detik-detik terbenamnya matahari. Menyaksikan sunset di pantai ini terasa lebih syahdu dan romantis. Saya dan suami pernah ke sini saat sore hari dan memang tenang dan damai banget suasananya.
Baca Juga: Menikmati senja di Bukit Wantiro
Baca Juga: Menikmati senja di Bukit Wantiro
pic source: Yuyun Indra |
Biaya masuk ke kawasan pantai ini juga tergolong sangat murah, pengunjung hanya perlu membayar Rp. 5.000,- untuk motor dan Rp. 10.000,- untuk mobil (biaya masuknya bukan per orang tapi per kendaraan). Bahkan di sore hari, pengunjung tak perlu membayar alias gratis.
Sayangnya, walau pantai ini dihiasi air laut yang jernih dan pasir putih yang halus, masih banyak sampah berserakan di sekitarnya 😪. Tak terhitung jumlah sampah kemasan makanan dan minuman yang tersebar di pinggir pantai, sungguh sangat mengganggu pemandangan sekaligus merusak lingkungan 😥
Dalam pengelolaannya agar menjadi tempat wisata yang bersih dan menarik lebih banyak pengunjung, pantai ini membutuhkan perhatian penuh dari banyak pihak, diantaranya pemerintah daerah setempat, masyarakat yang tinggal tak jauh dari lokasi pantai juga pengunjung yang datang ke sini. Saya yakin, kerjasama dan kesadaran semua pihak untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan di daerah pantai ini akan membuat pantai ini semakin bersih dan terjaga.
Itulah sekilas cerita piknik dadakan kami ke Pantai Katembe enam hari lalu. Waktunya singkat banget tapi mampu memberikan kebahagiaan tak terkira kepada anak kami, Wahyu. Sabar yaa, sayang. Insyaallah kita akan jalan-jalan ke pantai lagi, tentu dengan perencanaan yang lebih matang dan tidak mendadak seperti kemarin.