PENGALAMAN MAMA MELAKUKAN VAKSINASI COVID-19
Maret 10, 2022Alhamdulillah, akhirnya mama done vaksinasi covid-19 juga. Tanggal 07 Maret lalu mama melakukan vaksinasi tahap kedua setelah bulan Januari dilakukan vaksin tahap pertama.
*disclaimer:
artikel ini saya tulis berdasarkan hasil wawancara saya dengan mama. Dikarenakan kesibukan, saya tidak mendampingi mama secara langsung saat beliau melakukan vaksinasi. Tapi informasi yang saya tuliskan ini, insyaallah sesuai keadaan yang sebenarnya.
**
Kami anak-anaknya, sangat bahagia ketika mendengar mama sudah berhasil divaksinasi karena awalnya kami memang ragu dan takut. Mama adalah penderita tekanan darah tinggi sekaligus pengidap gondok. Kalo boleh jujur, kami mendukung agar mama tidak usah divaksin saja karena takut KIPI-nya parah atau terjadi hal yang tidak diinginkan usai divaksin. Namun karena mama sudah ngebet banget kepengen vaksin, kami anak-anaknya tidak bisa ngapa-ngapain selain mendukung keinginan tersebut sembari berdoa dalam hati agar semua baik-baik saja.
Mama pertama kali mengantre untuk divaksin pada akhir bulan Desember tahun 2021 namun saat itu gagal divaksin karena ketahuan menderita gondok. Itupun ketahuannya karena ada bidan tetangga yang melihat. Si bidan langsung melarang mama untuk divaksin. Menurut bidan, mama baru boleh vaksin setelah mendapat persetujuan dari dokter ahli penyakit dalam. Mendengar keterangan bidan, dokter yang melakukan screening kesehatan pada mama geleng-geleng kepala, kok bisa mama tidak bilang kalo dia adalah penderita gondok. Alasan mama tidak bilang adalah karena LUPA. Duh, ckckck 🤦♀️
Lalu pada minggu pertama bulan Januari 2022 mama ke kota Baubau untuk memeriksakan gondoknya ke dokter ahli penyakit dalam sekaligus dilakukan pemeriksaan laboratorium. Di Buton Tengah, walau sudah ada dokter ahli yang dimaksud namun alat laboratotiumnya belum lengkap jadi sebaiknya pemeriksaanya dilakukan di kota Baubau. Menurut hasil lab, gondok yang diderita mama bukanlah gondok beracun dan oleh dokter ahli diperbolehkan untuk vaksin. Alhamdulillah.
Mungkin ada yang bertanya, mengapa baru sekarang dilakukan pemeriksaan laboratorium? Mengapa tidak dari dulu saja? Alasannya karena selama menderita gondok (mama gondok sejak tahun 1988), mama tidak merasakan keluhan apapun dan gondok mama juga tidak membesar. Sejak dulu besarnya segitu aja. Namun walau tidak pernah ke dokter ahli, mama selalu berkonsultasi dengan dokter di puskesmas dan rutin mengonsumsi obat gondok yang diambilnya dari puskesmas (setahun terakhir sudah tidak lagi).
Baca Juga: Pengalaman suami melakukan vaksinasi covid-19 tahap I
Singkat cerita, setelah mendapatkan hasil lab, mama segera bertemu dokter ahli penyakit dalam yang ada di RSUD Buton Tengah. Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 26 Januari 2022, mama melakukan vaksin pertama.
Mengetahui mama melakukan vaksin, kami deg-degan. Takut akan ada efek yang kurang baik bagi kesehatan mama, namun ketakutan kami tidak terjadi. Setelah vaksin kondisi mama alhamdulillah baik-baik saja. Efek yang dirasakan mama hanya ngantuk dan lapar saja. Ahh bahagia dan lega rasanya mengetahui efeknya "seringan" itu.
Waktu terus berlalu, hingga sampailah pada jadwal yang ditentukan untuk vaksin kedua. Mama segera ke puskesmas untuk divaksin namun baru saja tiba di puskemas, perawat memberitahu bahwa stok vaksin sedang kosong. Mama agak kecewa mendengarnya karena beliau sudah sangat siap divaksin.
Hingga sampailah pada tanggal 07 Maret 2022 ada pelaksanaan vaksinasi masal di sekolah dekat rumah mama. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, mama segera ke sana dan alhamdulillah stok vaksinnya sudah ada.
Namun berbeda dengan vaksin pertama yang tidak ada KIPI, vaksinasi tahap 2 ini mama merasakan KIPI yang lumayan, yaitu mual dan demam selama dua hari. Di lengan tempat disuntiknya vaksin juga bengkak. Saya sampai khawatir dengan efek yang dirasakan mama ini. Saat diberitahu tentang KIPI ini, saya langsung ke rumah mama untuk melihat keadaannya. Syukurlah hal itu tidak berlangsung lama karena saat saya tiba di rumah mama, keadaan mama sudah membaik.
Saat tiba di rumah mama, mama langsung memperlihatkan sertifikat vaksin-nya yang sudah dilaminating. Duh, dasar mamaku, walau ngakunya sedang tidak enak badan, masih sempat-sempatnya pergi print dan laminating sertifikat vaksinnya 🤦♀️. Dan setelah melihat sertifikat inilah saya baru tahu kalo vaksin yang digunakan adalah Pfizer, sebelumnya saya pikir mama mendapatkan vaksin Sinovac, sama seperti kami.
Baca Juga: Pengalaman Wahyu melakukan vaksinasi covid-19 tahap I
Kini mama mulai sedikit lega walau kadang-kadang masih suka memikirkan vaksin apa yang akan ia dapatkan saat booster nanti? Apakah masih sama seperti dua vaksin sebelumnya ataukah jenis vaksin lain seperti Astra Zeneca, Moderna atau Sinovac? Apapun itu, yang kami harapkan mama selalu sehat dan bahagia 😊🤗
37 Komentar
Wah udah vaksinasi COVID-19 aja nih, Ibu, sehat-sehat terus kedepannya. Mengingat terus saja ada virus yang masih menyebar, memang penting untuk melakukan vaksinasi.
BalasHapusSemoga dengan Vaksinasi bisa mengurangi semua hal yang berdampak tidak baik ya
BalasHapusEmang tekanan darahnya normal kak? Tapi kalo berhasil divaksin sih seharusnya udh normal yak.
BalasHapusAku aja yg paginya cuman minum kopi 3 teguk, lgsg tekanan darahnya tinggi. Sempat ngga dibolehin vaksin.
Jadi disuruh rehat 1/2 jam an. Dokter jg sempat adu opini soal aku boleh divaksin/tdk meski tekanan darah sudah menurun walau masih di atas standar.
Akhirnya aku diperbolehkan juga. Semoga mama juga sehat2 selalu ya kak.
Duuh aku fokus wajah mama dan kak Ira, miripnya. ya apapun vaksinnya semoga mama tetap sehat ya :)
BalasHapusVaksinasi salah satu upaya pemerintah membentuk herd imunity, vaksinasi ketiga pun telah diupayakan keberadaanya. Salam sehat
BalasHapusBetul apapun nanti jenis vaksin saat booster yang penting mama nya sehat dulu aja ya.
BalasHapusDan semoga covid-19 beneran pergi dari muka bumi ini
Semoga mama sehat selalu ya kak. Btw kami juga 2x vaksin pake sinovac dan besok jadwal booster belum tahu dikasih apa.
BalasHapusMamanya cantik mba, duh maap gagal fokus heheh. Alhamdulillah saya ikut mendoakan semoga mba ira, mama dan keluarga selalu terlindungi. info yang bermanfaat, soalnya saya juga baru tau kalau gondok harus ada screeneng khusus sebelum vaksin
BalasHapusBuat orangtua yan menderita penyakit tertentu memang agak khawatir ya. Saya aja yang ga ada keluhan apa2 sempet khawatir waktu vaksin. Hehehe.
BalasHapusMudah-mudahan mamanya sehat selalu
baru tau kalo sakit gondok cukup berkonsultasi dengan dokter di puskesmas dan rutin mengonsumsi obat gondok
BalasHapusberarti sakit gondok itu gak ganggu ya
semoga booster kelak mama lancar ya
Puji Tuhan ya kak,mamanya sudah di vaksin duakali.Memang katanya untuk beberapa penyakit tertentu yang seringkali diidap para orangtua harus dikonsultasikan ke dokter.Btw mama usia berapa? cantik ya.
BalasHapusSalam:Dennise Sihombing
Semoga ibunda sehat selalu ya, kakak. Saya pun merasakan kok, kakak, saat papa vaksin dan booster, saya cemas takut kalau ada efek sampingnya. Alhamdulillah, papa sehat juga hingga kini. Memang sebaiknya kalau sudah sepuh, harus konsultasi dulu ke dokter sebelum vaksin.
BalasHapusWah lengkap sekali step by stepnya.. orangtuaku juga sudah vaksin lengkap, aku malah yang belum hehe
BalasHapusAlhamdulillah tidak terjadi kipi dari vaksin ya mba, saya kira klo penyakit gondok itu termasuk penyakit bawaan yang bahaya, rupanya ada yg aman ya
BalasHapusAlhamdulillah akhirnya Mama sudah vaksin dan semua lancar jaya...Semoga sehat selalu Mamanya ya, Mbak Ira
BalasHapusSalfok pada usia Beliau, seumuran sama kakak pertama saya:)
Senengnya kalau orang tua kita sudah divaksinasi ya Mbak. Ibuku hingga sejauh ini belum bisa karena tekanan darah tinggi dan gangguan jantung. Tapi alhamdulillah sekarang Ibu tinggal bersama adikku yang berprofesi sebagai dokter. Jadi untuk urusan kesehatan beliau sudah berada di tangan yang tepat.
BalasHapussemoga sehat-sehat semuanya ya mba... kalau urusan orang tua pasti khawatir banget soal vaksin, apalagi kalau umurnya sudah sepuh, tapi sekarang vaksin aman ya insyaallah sehat semuanya
BalasHapusAlhamdulillah, sehat terus ya Mama. Bumerku juga penderita hipertensi mb, belum berhasil vaksin. Mungkin karena tegang juga jd tensinya selalu tinggi saat cek..
BalasHapusAlhamdulillah ya mba, ibu temenku juga ada yang punya riwayat stroke tapi bisa divaksin juga akhirnya. Memang harus jujur si kalau mau vaksin biar beneran dicek detail kesehatannya.
BalasHapusEh, btw saya vaksinnya juga dapat Pfizer loh. Moga mamanya sehat selalu dan tetap aktif seperti biasa, kak.
BalasHapusVaksin kedua saya juga alami KIPI Mbak Padahal yang pertama enggak Tapi cuma mual, pusing dan lemes sebentar. Kecil sekali deritanya dibandingkan kena virusnya.
BalasHapussalam sehat selalu untuk mama nya ya mba. ibu mertua saya juga punya tekanan darah tinggi, saya dan keluarga suami juga menyarankan hal yang sama untuk gak di vaksin karena khawatir dengan efek sampingnya. jadi sampai sekarang ibu mertua belum di vaksin. btw, udah coba pakai parut lobak putih untuk sakit gondoknya mamah? dicoba mba,soalnya adik ipar saya pernah kena gondok juga dan treathment pakai parutan lobak putih terus di tempelin aja di area gondoknya. jangka waktu kkurleb sebulan alhamdulillah sembuh
BalasHapussemoga mamanya sehat selalu yaa mba, aku jadi tahu nih seperti apa reaksinya vaksin C-19 buat penderita gondok gini, tapi paling gak kita ikhtiar biar terlindung dari si kopit yaa
BalasHapusAlhamdulillah, Mamanya Kak Ira sehat-sehat dan semakin sehat dong ya, terlihat dari cerita kalau Beliau begitu semangat, meski masih tidak enak badan tetap bangkit perlihatkan sertifikat vaksinnya, MasyaAllah, begitu semangatnya Beliau. Sehat-sehatki Tante :-*
BalasHapusAlhamdulillah semoga sehat-sehat selalu ya ibu mbak, vaksin jadi jalan ikhtiar untuk sukses melewati pandemi..
BalasHapusKami sekeluarga setelah vaksin nggak ada keluhan apapun selain ngantuk dan sering lapar. Beda sama tanteku, Kak. Tanteku dari vaksin pertama sampai kedua, keluhannya demam. Tapi alhamdulillah. Semua udah vaksin lengkap sih.
BalasHapusCuma ya itu. Mamaku memang ada keluhan darah tinggi gitu kan ya. Jadi, dokternya antisipasi dikasih obat gitu, kak. Katanya semisal ada keluhan demam bisa diminum gitu. Karena nggak ada keluhan apapun jadi mama nggak minum obatnya.
HapusBismillah. Semoga kondisi bumi berangsur membaik.
Pas mama kami vaksin, kami juga was-was. Ya karena itu, darah tinggi. Alhamdulillah gak ada KIPI, hanya merasa ngantuk berat di vaksin pertama. Pas yg kedua malah katanya gak rasa apa-apa.
BalasHapusSemoga kita sehat semua ya. Dan pandemi segera menghilang. Sudah banyak masyarakat yg divaksin.
Masha Allah memang plg deg2an kalau ortu vaksin. Harus konsul dulu dan acc dokter bahkan spesialis. Ak sendiri ada Ibu yg darting, vaksin 1 lolos karena pas darahnya normal. Setelahnya belum bs lolos karena masih tinggi terus. Semoga mama kita sehat selalu & panjang umur ya kak ^^ jauh2 dari virus & sakit
BalasHapusAlhamdulillah, semoga Mamanya sehat selalu Mbak. Kalau punya penyakit bawaan memang harus konsul dengan dokter ahli dulu ya Mbak? Sama kayak Bapak saya yang punya penyakit bawaan dan maju mundur mau vaksin. Tapi sekarang sudah yang pertama
BalasHapusAlhamdulillah ya mbak, aq pun ikut senang kalo vaksin covid 19 yang dilakukan ibu nggak ada efek sampingnya sama gondok. Dan semoga ibunya mbak Ira segera sembuh dari penyakit gondok dan selalu dalam keadaan sehat wal afiat
BalasHapusMamanya sangat bersemangat buat divaksin. Keren ya, langsung dilaminating sertifikatnya. Daku malah langsung bobo, karena nyeri 🥺
BalasHapusSyukurlah ya kak sudah vaksin, semoga tetap selalu sehat buat mamanya. Sekarang udah gak khawatir lagi kalau ada urusan yang harus berkaitan dengan vaksin, aman top deh!
BalasHapussemoga mamanya sehat selalu dan panjang umur. Untuk yang punya penyakit bawaan memang harus konsultasi dulu baiknya
BalasHapusalhamdulillah ya mbak tidak ada efek yang mengkhawatirkan. karena kau juga agak deg2an waktu ortu vaksin. khawatir efeknya berat
BalasHapusMasyaAllah, sehat selalu untuk mama nya kak ira. Tapi aku salut lih sama mama kak ira, sebab berani vaksin. Di daerah ku banyak sekali ibu - ibu dan para orang tua yang enggan vaksin
BalasHapusMasya Allah, mamanya sehat sellau, Kak. Kakak ada aja ya, sampai interview mama. tapi bagus juga nih karena pengalaman mama bisa memberikan semangat kepada ornag lain
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di sini 😊😊
Mohon untuk berkomentar menggunakan kata-kata sopan dan tidak meninggalkan link hidup yah, karena link hidup yang disematkan pada komentar akan saya hapus 😉