TENTANG KEBIASAAN BARU WAHYU; MANDI DI LAUT
September 19, 2018
Sejak piknik dadakan ke Katembe pada akhir bulan Juli lalu, Wahyu punya hobby baru; mandi di laut. Ya, setiap kali saya pulang ke Lakudo pada hari Sabtu sore, ia akan meminta diantar ke laut untuk berenang pada keesokan harinya. Jadi pasca ke Katembe itu, kegiatan rutin kami pada hari Minggu bertambah satu lagi yakni mandi di laut.
Baca Juga: Piknik Dadakan ke Pantai Katembe
Di hari Sabtu, ada dua hal yang membuat matanya berbinar-binar, yang pertama adalah kepulangan saya dan yang kedua adalah membicarakan acara renang pada hari Minggu. Dengan raut wajah gembira ia berkata, besok akan berenang sepuas-puasnya.
Ada satu hal positif yang diperlihatkan Wahyu terkait kebiasaan barunya ini yaitu pada malam minggu ia akan menjadi "anak manis" yang gak perlu disuruh lagi untuk cepat tidur, pada pukul delapan malam, dengan penuh kesadaran ia akan minta diantar ke kamar tidur dan dibacain dongeng 😘. Gak sampai lima belas menit, ia sudah benar-benar terlelap. Gak ada acara bolak-balik badan, garuk-garuk punggung yang gak gatal atau kebiasaan-kebiasaan unfaedah lain yang biasanya menjadi ritual sebelum tidur.
Pada malam minggu, ia gak pernah lagi tidur di atas pukul sembilan malam. Saat saya tanya apa alasannya, dengan semangat ia menjawab karena gak mau telat bangun dan telat mandi di laut pada keesokan paginya. Padahal sebelum-sebelumnya, ia susah banget disuruh tidur cepat pada malam minggu, biasanya ia selalu tidur di atas pukul sepuluh. Good job, Boy! 👍😘
Baca juga: Beragam jenis aquarium yang sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara
Selain karena suka bermain air, kebiasaan baru Wahyu mandi di laut ini mungkin juga dipengaruhi oleh lokasi rumah kami yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari laut. Dengan jarak sedekat itu, Wahyu mungkin selalu merasa terpanggil untuk berenang. Ditambah lagi bulan lalu papanya membawa pulang sebuah ban dalam bekas yang bisa dipakai sebagai pelampung saat berenang, maka makin semangatlah ia menekuni kebiasaan barunya ini.
Dulu, ia masih bisa dibujuk agar berenangnya di rumah saja, toh ia sudah punya kolam renang yang kami belikan secara online beberapa tahun sebelumnya, tinggal diisi air sampai full, ia sudah bisa berenang sampai puas. Tapi sekarang bujukan itu gak mampan lagi. Ia maunya langsung berenang di laut pakai ban dalam yang diberikan oleh papanya itu.
Baca Juga: Sekilas Cerita Tentang Wahyu & Kolam Renangnya
Awalnya, sama seperti Wahyu, saya juga antusias menanti datangnya hari minggu dan melakukan kegiatan mandi di laut ini. Melakukan kegiatan ini seperti memuaskan keinginan terpendam saya saat masih kecil dulu yang gak pernah diizinkan orang tua mandi di laut. Namun setelah tiga minggu melakukannya, saya kok merasa ada yang berbeda dengan kulit saya yaa? Yap, kulit saya gosong, sodara-sodara. Saya merasa perawatan yang saya lakukan selama enam hari saat tinggal di Baubau, langsung terhapus oleh kegiatan yang hanya beberapa saat saya lakukan ini 😫😥.
Akhirnya saya putuskan cukup mengawasi Wahyu saja, tanpa perlu ikut nyemplung ke laut. Tapi ternyata anak saya ini gak mau seperti itu, ia maunya ditemenin dalam artian bener-bener ditemenin alias mamanya harus ngikutin kemanapun ia bergerak di laut sana. Oh tidak! Gak hanya air laut saja yang membuat saya resah, sinar matahari yang panasnya sangat menyengat juga juga membuat saya enggan berlama-lama, huhuhu makin gelaplah kulit ini. Saat saya katakan agar jangan lama-lama mandinya supaya kulit mamanya ini gak gosong, dengan polosnya ia menjawab "mama harus pakai tabir surya biar gak hangus kulitnya" hiks. Tapi walau begitu, toh saya tetap menemaninya juga, gak tega rasanya atau lebih tepatnya takut membiarkannya berenang sendiri.
Lalu apakah jadwal kami mandi di laut selalu sama setiap minggu? Jawabannya adalah TYDACK. Karena jadwal pasang surut air laut selalu berubah setiap minggu, maka kami harus menyesuaikan diri dengan hal itu. Kami hanya mandi pada saat air pasang saja karena saat air surut, ada banyak lumpur di laut. Beberapa kali ia menangis karena sudah bela-belain bangun pagi, ternyata air lautnya sedang surut jadi kami batal mandi 😅.
Tiga minggu terakhir jadwal mandi kami berubah dari pagi hari menjadi siang atau sore hari. Saat mandi siang inilah yang membuat saya sangat tersiksa, matahari terasa tepat di atas kepala ☀ sungguh ku tydack tahan dengan panasnya yang menyengat, sementara Wahyu asyique-asyique saja mandinya, huhuhu. Untungnya dia gak protes saat saya ajak pulang walau belum lama berenang.
Dan minggu kemarin saya gak bisa menemaninya berenang karena sedang datang bulan. Papanya lah yang menemaninya, saya hanya ikut menonton mereka saja. Ia sempat protes, katanya lebih asyik mandi sama mama daripada sama papa 😀. Kalau sama mama Wahyu bisa mandi lama-lama, sedangkan sama papa Wahyu harus mandi cepat-cepat. Minggu depan, Wahyu mau mandi sama mama saja, katanya. Iya, Nak, minggu depan mandinya sama mama lagi.
Saya gak tahu sampai kapan kebiasaan baru Wahyu ini akan bertahan. Yang saya tahu, kami bahagia saat melakukan kegiatan ini (walau gak bisa dipungkiri ada saatnya saya merasa tersiksa karena panasnya matahari yang membakar kulit). Saya merasa ini menjadi salah satu momen yang semakin menguatkan hubungan saya dan Wahyu yang jarang bertemu muka 👩👦. Saat mandi di laut bersama, kami bercerita tentang apa saja, kami bercanda dan tertawa lepas 💙.
Harapan saya, semoga kegiatan sederhana yang kami lakukan ini tertanam di memorinya dan menjadi salah satu kenangan indah yang akan selalu diingatnya hingga dewasa nanti.
Baca Juga: Piknik Dadakan ke Pantai Katembe
Di hari Sabtu, ada dua hal yang membuat matanya berbinar-binar, yang pertama adalah kepulangan saya dan yang kedua adalah membicarakan acara renang pada hari Minggu. Dengan raut wajah gembira ia berkata, besok akan berenang sepuas-puasnya.
Ada satu hal positif yang diperlihatkan Wahyu terkait kebiasaan barunya ini yaitu pada malam minggu ia akan menjadi "anak manis" yang gak perlu disuruh lagi untuk cepat tidur, pada pukul delapan malam, dengan penuh kesadaran ia akan minta diantar ke kamar tidur dan dibacain dongeng 😘. Gak sampai lima belas menit, ia sudah benar-benar terlelap. Gak ada acara bolak-balik badan, garuk-garuk punggung yang gak gatal atau kebiasaan-kebiasaan unfaedah lain yang biasanya menjadi ritual sebelum tidur.
Pada malam minggu, ia gak pernah lagi tidur di atas pukul sembilan malam. Saat saya tanya apa alasannya, dengan semangat ia menjawab karena gak mau telat bangun dan telat mandi di laut pada keesokan paginya. Padahal sebelum-sebelumnya, ia susah banget disuruh tidur cepat pada malam minggu, biasanya ia selalu tidur di atas pukul sepuluh. Good job, Boy! 👍😘
Baca juga: Beragam jenis aquarium yang sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara
Selain karena suka bermain air, kebiasaan baru Wahyu mandi di laut ini mungkin juga dipengaruhi oleh lokasi rumah kami yang jaraknya hanya sepelemparan batu dari laut. Dengan jarak sedekat itu, Wahyu mungkin selalu merasa terpanggil untuk berenang. Ditambah lagi bulan lalu papanya membawa pulang sebuah ban dalam bekas yang bisa dipakai sebagai pelampung saat berenang, maka makin semangatlah ia menekuni kebiasaan barunya ini.
Dulu, ia masih bisa dibujuk agar berenangnya di rumah saja, toh ia sudah punya kolam renang yang kami belikan secara online beberapa tahun sebelumnya, tinggal diisi air sampai full, ia sudah bisa berenang sampai puas. Tapi sekarang bujukan itu gak mampan lagi. Ia maunya langsung berenang di laut pakai ban dalam yang diberikan oleh papanya itu.
Baca Juga: Sekilas Cerita Tentang Wahyu & Kolam Renangnya
Awalnya, sama seperti Wahyu, saya juga antusias menanti datangnya hari minggu dan melakukan kegiatan mandi di laut ini. Melakukan kegiatan ini seperti memuaskan keinginan terpendam saya saat masih kecil dulu yang gak pernah diizinkan orang tua mandi di laut. Namun setelah tiga minggu melakukannya, saya kok merasa ada yang berbeda dengan kulit saya yaa? Yap, kulit saya gosong, sodara-sodara. Saya merasa perawatan yang saya lakukan selama enam hari saat tinggal di Baubau, langsung terhapus oleh kegiatan yang hanya beberapa saat saya lakukan ini 😫😥.
Akhirnya saya putuskan cukup mengawasi Wahyu saja, tanpa perlu ikut nyemplung ke laut. Tapi ternyata anak saya ini gak mau seperti itu, ia maunya ditemenin dalam artian bener-bener ditemenin alias mamanya harus ngikutin kemanapun ia bergerak di laut sana. Oh tidak! Gak hanya air laut saja yang membuat saya resah, sinar matahari yang panasnya sangat menyengat juga juga membuat saya enggan berlama-lama, huhuhu makin gelaplah kulit ini. Saat saya katakan agar jangan lama-lama mandinya supaya kulit mamanya ini gak gosong, dengan polosnya ia menjawab "mama harus pakai tabir surya biar gak hangus kulitnya" hiks. Tapi walau begitu, toh saya tetap menemaninya juga, gak tega rasanya atau lebih tepatnya takut membiarkannya berenang sendiri.
Lalu apakah jadwal kami mandi di laut selalu sama setiap minggu? Jawabannya adalah TYDACK. Karena jadwal pasang surut air laut selalu berubah setiap minggu, maka kami harus menyesuaikan diri dengan hal itu. Kami hanya mandi pada saat air pasang saja karena saat air surut, ada banyak lumpur di laut. Beberapa kali ia menangis karena sudah bela-belain bangun pagi, ternyata air lautnya sedang surut jadi kami batal mandi 😅.
sudah siap mandi, ternyata air lautnya sedang surut 😜 |
Tiga minggu terakhir jadwal mandi kami berubah dari pagi hari menjadi siang atau sore hari. Saat mandi siang inilah yang membuat saya sangat tersiksa, matahari terasa tepat di atas kepala ☀ sungguh ku tydack tahan dengan panasnya yang menyengat, sementara Wahyu asyique-asyique saja mandinya, huhuhu. Untungnya dia gak protes saat saya ajak pulang walau belum lama berenang.
Dan minggu kemarin saya gak bisa menemaninya berenang karena sedang datang bulan. Papanya lah yang menemaninya, saya hanya ikut menonton mereka saja. Ia sempat protes, katanya lebih asyik mandi sama mama daripada sama papa 😀. Kalau sama mama Wahyu bisa mandi lama-lama, sedangkan sama papa Wahyu harus mandi cepat-cepat. Minggu depan, Wahyu mau mandi sama mama saja, katanya. Iya, Nak, minggu depan mandinya sama mama lagi.
Saya gak tahu sampai kapan kebiasaan baru Wahyu ini akan bertahan. Yang saya tahu, kami bahagia saat melakukan kegiatan ini (walau gak bisa dipungkiri ada saatnya saya merasa tersiksa karena panasnya matahari yang membakar kulit). Saya merasa ini menjadi salah satu momen yang semakin menguatkan hubungan saya dan Wahyu yang jarang bertemu muka 👩👦. Saat mandi di laut bersama, kami bercerita tentang apa saja, kami bercanda dan tertawa lepas 💙.
Harapan saya, semoga kegiatan sederhana yang kami lakukan ini tertanam di memorinya dan menjadi salah satu kenangan indah yang akan selalu diingatnya hingga dewasa nanti.
41 Komentar
Kebiasaan wahyu positif sekali ya mbak, saya lebih suka anak-anak bercengkrama dengan alam seperti itu dari pada dengan gadget. :)
BalasHapusLucu banget mbak anaknya. :)
BalasHapusWah, seru banget ya, bisa quality time juga nih critanya. :)
BalasHapusAduuh... gemes banget deh sama wahyu. :D
BalasHapusanakku pun senang sekali mbak main ke laut, cuma kadang aq suka males kalau ke ancol terus, hahha... dan aq malah sebaliknya, karena gak bisa berenang anakku lebih suka berlama-lama di air sama ayahnya, sekalian belajar berenang dan main pasir
BalasHapusasyiknya Wahyu, bisa main air sepuasnya..
BalasHapusapalagi jarak pantainya dekat dari rumah, seruuuu.
jadii, Wahyu sudah bisa beranang dengan gaya apa ini? ;)
sayang di semarang ga ada pantai seperti itu yang pasirnya bagus dan airnya jernih. Kalau ada anakku pun pasti seneng lha dia lagi hepi-hepinya berenang kaya kak wahyu
BalasHapusHai wahyu, anak anak kalau sudah punya keinginan kuat, pasti jd sugesti untuk siap lebih awal ya. Happy main air di laut, Nak. Tapi jangan manyun ya, kalau airnya pas lagi gak bisa buat mandi di laut
BalasHapusBonding dengan anak memang terasa luar biasa ya mbaaa... Wahyu tentu saja ga bakalan melepaskan kesempatan untuk selalu nempel ke mamanya. Sama nih kayak anak lelakiku yang tiap kali ibunya pulang kantor udah deehh.. ga mau lepas barang sebentar :)
BalasHapusYaaaa asik banget mandi di laut.
BalasHapusKlo rumahku deket pantai aku jg mau hihi
TYDACK perawatan bertahun2 mba IRa bisa luntur ituh ku tak sanggup deh kalau jadi mb Ira, mb Ira mantul mau nemenin pake sunblock yg banyak pake masker biar menghalangi sinar matahari mba hahaha
BalasHapusaku juga mulai ngajarin bayi ku buat lebih dekat sama alam nih, kami mulai ajak ke taman dan hutan kota. mungkin kalau udah segede wahyu pengen diajakin main ke pantai hehe
BalasHapusSaya pun suka sekali kalau bisa berenang ke laut every week! Kalau perkara kulit kebakar...well, I'm a diver hehehe, jadi otomatis kulitnya gelap. Yang penting sehat :)
BalasHapusWah, dilema juga ya, mba Ira.
BalasHapusIngin menyenangkan buah hati namun kudu rela bermandi matahari.
Aku juga pasti alami hal yang sama.
Bagaimana kalau diajak mandi ke kolam renang di saat pagi hari, mba?
Sekalian bawa juga tuh bannya.
Aku jugaa skrg mah malees ikut nyemplung ke lauut. Hihi. Apalagi kalo panas teriiik
BalasHapusAsyik banget bisa berenaNg di laut tiap minggu. Anakku sih bdlum oednah saya bawa main di pantai kayak gini, hehe..
BalasHapusPantainya bersih dan indah sekali Mbaaak.... Pasti akan jadi kenangan yang diingat sampai besar Mbak. Soalnya saya juga gitu, padahal pantai tempat saya dan orang tua saya main nggak secantik pantai ini. Tapi tetap dikenang sebagai kenangan manis :)
BalasHapusWahyu jadi anak pantai, nih hehehe. Pantainya kelihatan bersih. Jadi ngiri sama Wahyu yang bisa sesering itu main di pantai :)
BalasHapusUdara laut juga sehat ya, Mbak. Jadi ingat degan adik bungsu saya yang ketika kecil harus rutin seminggu sekali main ke laut. Anjuran dari dokter supaya adik saya sehat. Rumah kami lumayan jauh drai laut. Jadi setiap abis subuh udah jalan :D
Asyik benar tuh mandi-mandi di laut. Kata orang sih mandi air laut itu menyehatkan.
BalasHapusDuh enaknya. Anakku 4 tahun baru ketemu laut. Terus nggak mau pulang, sampe gosong kulitnya...
BalasHapusSama kek ponakanku yang laki nih. Abis mudik kemarin dan sering main ke pantai, jadi nyandu main ke pantai :D
BalasHapusAir selalu jadi godaan terbesar anak-anak ya mba. Jarang banget anak yang gak suka main air. Tapi krn berenang termasuk life skill jadi bagus banget jika wahyu excited. Apalagi bisa dijangkau dgn mudah
BalasHapusWhaaa aku juga mau tiap minggu mandi di laut, sayang laut di jogja ombaknya dahsyat, gak bisa buat bebas mandi2 gini :(
BalasHapusmandi laut memang seru ya Wahyu. Dulu tante hanya bisa seminggu sekali dan yang paling oke sih memang siang hari pas airnya bening. Kulit gelap... yaudahlahyaaaa
BalasHapusHallo wahyu kapan-kapan kita janjian ya mandi di laut, Ku juga nggak bisa liat air sebanyak itu maunya nyebur aja jadi kali sudah ouas selfi nyebur deh
BalasHapusPonakanku si Sinta kalau main di laut gak mau pulang. Jadi Buoe Gosong pun dia rela, hahaha
BalasHapusWahyu, gak papa. Item itu manis
Huuhuu....ku juga takut sebenarnya kena matahari langsung.
BalasHapusKarena investasi yang gak bener di masa muda, akibatnya usia 30+ sudah ada bintik hitam.
Jadi,
Mama tetep nemenin...tapi di pinggir aja yaa...hehhe...
Alih-alih sambil pepotoan cyanciik...
Asyik banget mandi di laut, anakku juga hobi banget main dan mandi di laut,kadang suka khawatir kalau main terlalu ke tengah
BalasHapusSi ganteng pintr milihnya berenang di laut, kalau di kolam rumah kan kurang puas ya :)
BalasHapusKalo main air di laut sih anak-anak pasti seneng banget yaaa... saya juga senang. Jadi kangen ke laut.
BalasHapusAnak dan air itu dua hal yang tak terpisahkan.
BalasHapusKhalidku juga senang sekali main air.
Termasuk air minum. Hahaha
Aamiin ya rabbal Alamin. InsyaAllah mbak,meski anak sekarang belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya, kenangan manis ini akan terus ada dibenaknya. Salam sayang untuk Wahyu ya mbak.
BalasHapusWah jd suka berenang di laut sekarang ya hehehe..
BalasHapusAir adalah dunia mereka yang gak bisa dipisahkan, senang kali kalau diajak main air biarpun itu bantuin saya sikat kamar mandi hihihi
BalasHapusMbak itu laut airnya bening banget, aku pun bakal nagih pengin main air terus kalau lihat air bening begitu :)
BalasHapusSeneng banget rumahnya dekat laut. Iriiii..
BalasHapusNgga apa-apa Mbak walau kulitnya gosong, malah jadi eksotis, hehe.. Yang penting Wahyu bahagia, dan punya kenangan yang insya Allah tersimpan sampai dia dewasa. :)
Seru banget nih ke pantai ya, apalagi pakai ban pelampung itu jadi makin seru ya dek. Jauh enggak Mbk dari rumah?
BalasHapusMama gosong mah nggak papa asal Wahyu hepi. Begitukah? Hahahaha.
BalasHapusAku lihat air yang luber2 gitu kok malah pengen ajak anakki berenang, Mbak. Besok bisa nih diagendakan ke kolam renang.
Main air tuh selalu menyenangkan ya Mba, hahahah meski kebakar tapi terus aja berendam seneng dan seru. Kalau di pantai sekalian bisa main pasirnya, kalau aku main air cuma berendam doang. Lha ga bisa renang wkwkkw ajarin tante dek Wahyu
BalasHapusMembiasakan anak sejak dini dgn air di kolam or di laut adalah usaha yg bagus banget. Cucu bunda usia 10 th mulai berani belajar berselancar.
BalasHapusDi kotaku nggak ada laut. Laut terdekat 3 jam perjalanan pakai mobil. Akhirnya ke kolam renang aja deh.
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di sini 😊😊
Mohon untuk berkomentar menggunakan kata-kata sopan dan tidak meninggalkan link hidup yah, karena link hidup yang disematkan pada komentar akan saya hapus 😉