JANGAN KATAKAN 5 HAL INI PADA IBU YANG GAGAL MEMBERI ASI PADA BAYINYA!
Agustus 11, 2016pict source: pixabay.com |
Sebelum melanjutkan tulisan ini, dari lubuk hati yang terdalam saya ingin mengucapkan selamat kepada para ibu yang telah berhasil memberikan asi eksklusif pada bayinya, juga buat para ibu yang bisa memberikan ASI pada anaknya hingga dua tahun. Rasanya pasti bahagia banget bisa memberikan makanan terbaik untuk buah hati tercinta. Saya bangga pada kalian Moms.
Namun buat para ibu yang belum berhasil memberikan ASI pada anaknya, jangan berkecil hati yah, kalian pun tetap ibu terbaik (kalimat pendukung ini sekaligus untuk menghibur diri sendiri).
Tulisan saya kali ini dalam rangka menanggapi artikel yang ditulis oleh Makmin KEB Istiana Sutanti yang membahas tentang ASI. Oh iya, sebelum berlanjut pada inti tulisan, saya ingin menjelaskan bahwa saya dan beberapa teman blogger berpartisipasi dalam sebuah proyek yang diadakan oleh Kumpulan Emak Blogger bertajuk "KEB Collaborative Blogging". Kebetulan saya dan sepuluh teman lainnya tergabung dalam kelompok satu.
Aturan mainnya adalah akan ada satu anggota dalam satu kelompok yang akan menulis artikel di web KEB yang mana tulisan tersebut akan menjadi inspirasi untuk membuat tulisan dengan tema serupa oleh anggota lain di kelompok yang sama. Dan kebetulan yang beruntung menuliskan artikel pertama di kelompok satu yang harus kami tanggapi adalah Makmin Istiana Sutanti dengan tema tulisan tentang ASI. Tulisannya bisa dibaca di sini :)
OK, tulisannya saya lanjut yah ^_________^
Kalo boleh jujur, sebenarnya saya adalah ibu yang tidak berhasil memberikan ASI pada bayi saya. Kurang dari lima tahun lalu saya adalah ibu yang gagal memberikan ASI pada bayi mungil saya. Karena itulah saat ada teman yang bercerita tentang kebahagiaan akan keberhasilannya memberikan ASI eksklusif pada bayinya, selain rasa bahagia, di saat yang sama selalu ada rasa sedih dan iri merayapi hati saya.
Sedih karena saya tidak bisa seperti mereka padahal kami sama-sama berstatus sebagai ibu, iri karena saya juga ingin menjadi ibu yang seperti itu, yang bisa memberikan makanan terbaik untuk bayi saya namun ternyata saya gagal tidak mampu melakukannya.
Saya bukanlah wanita beruntung yang dianugerahi ASI melimpah pada saat melahirkan bayi saya. Hingga tiga hari usai melahirkan, ASI saya tak kunjung keluar. Akibatnya, dengan berat hati bayi yang masih merah itu harus saya ikhlaskan untuk meminum susu formula melalui dot (saya tidak melahirkan di rumah sakit melainkan melahirkan di rumah dengan bantuan bidan dan dukun beranak).
Baca Juga: Pengalaman Melahirkan Anak Pertama Secara Normal
Satu minggu pertama paska melahirkan saya habiskan dengan mencoba berbagai cara untuk mendapatkan "benda berharga" yang bernama ASI itu. Berbagai usaha saya lakukan mulai dari mengkonsumsi makanan penambah produksi asi seperti daun katuk, jantung pisang dan kacang-kacangan, minum suplemen sampai dipijat agar saya rileks dan ASInya keluar (saya tahu usaha yang saya lakukan ini masih jauh dari kata maksimal dan mungkin tidak layak diceritakan).
Setelah lebih seminggu mencoba, usaha yang saya lakukan itu perlahan-lahan mulai membuahkan hasil. ASI saya yang semula tidak keluar, sedikit demi sedikit mulai mengucur (walau jumlah ASI yang saya hasilkan tetap tidak memenuhi kebutuhan bayi saya). Tapi ternyata semuanya sudah terlambat, bayi saya yang sudah terbiasa dengan dot malah ogah ketika saya beri ASI. Dia selalu menangis saat saya menyusuinya secara langsung dan baru diam ketika diberi dot, hiks *________* (belakangan saya baru tahu kalo itu dinamakan bingung puting).
pict source: pixabay.com |
Mendapat penolakan berkali-kali membuat saya terpukul, frustasi dan merasa tidak dibutuhkan. Dan yang menyedihkan, itulah yang membuat saya menyerah (Inilah kesalahan terbesar saya. Tanpa mau mencoba lebih giat, dengan mudahnya saya menyerah hanya karena beberapa kali ditolak oleh bayi merah yang bingung puting. Hal ini yang saya sesali sampai saat ini -____________-).
Rasa stress dan frustasi ditolak bayi saya membuat saya tidak semangat lagi berusaha hingga membuat produksi ASI saya perlahan-lahan berhenti (maafkan mama Nak, harusnya saat itu mama lebih giat berusaha dan tidak mudah menyerah). Puncaknya, saat bayi saya memasuki usia tiga bulan, produksi ASI saya benar-benar berhenti. Sejak saat itu bayi saya full mengkonsumsi susu formula :'(
Baca Juga: Ponakan Baru & Kenangan Menyusui
Jangan tanya bagaimana perasaan saya saat itu. Sedih, merasa bersalah dan stres menjadi teman setia. Setiap kali melihat wajah bayi saya yang tertidur, saya selalu saja menangis sembari membatin bahwa saya bukanlah ibu yang baik. Bahkan hingga saat ini rasa sedih masih kerap menyapa.
Namun rupanya kesedihan dan rasa bersalah yang saya rasakan belumlah cukup untuk menghukum saya. Di mata orang-orang yang melihat anak saya yang tidak ASI, sering muncul kalimat-kalimat menghakimi yang menggores luka yang masih berdarah itu. Inilah 5 kalimat yang sering mampir di telinga saya yang menurut saya tidak pantas diucapkan:
Asyiknya tidak memberi ASI, bisa jalan kemanapun tanpa memikirkan apakah si bayi sudah minum atau belum.Kalimat ini sering banget mampir di telinga saya saat mereka mengetahui bahwa anak saya tidak minum ASI. Dengan kening berkerut dan tatapan sinis, kalimat itu meluncur mulus dari mulut mereka.
Bagaimana perasaan saya mendengar kalimat tuduhan ini? Jelas sedih lah. Barangkali mereka (yang juga kebanyakan wanita itu) tidak menyadari atau lupa bagaimana rasanya saat mereka jalan tanpa membawa serta anaknya. Yang saya rasakan, selama beberapa waktu meninggalkan anak saya, 95% yang menjadi objek di pikiran saya adalah anak yang saya tinggalkan di rumah. Kerinduan untuk memeluk bayi yang tidak saya beri ASI itu sangat besar dibanding kerinduan yang saya rasakan saat berpisah dengan suami selama berbulan-bulan lamanya atau menunggu tanggal gajian saat dompet sudah mulai tipis.
Anak yang tidak minum ASI itu pasti akan sakit-sakitanSemua orang juga tahu keles kalo ASI mengandung antibodi terbaik untuk anak. Tapi bukan berarti anak yang tidak ASI akan menjadi anak yang penyakitan. Saya akui, kekebalan tubuh yang dimiliki anak yang minum ASI tentu lebih baik bila dibanding anak yang hanya minum susu formula, dan itu sudah dibuktikan oleh banyak orang.
Tapi tolong dong, jangan ucapkan lagi kalimat menyakitkan itu pada ibu yang anaknya tidak ngASI. Sebenarnya tanpa dikatakan, para ibu yang tidak memberikan ASI pada anaknya sudah tahu kok. Tanpa kalian katakan, si ibu sudah merasa khawatir dengan kesehatan anaknya. Jangan buat si ibu terus-terusan menanggung beban pikiran dan rasa bersalah karena menganggap dialah penyebab anaknya sakit.
Anak yang tidak minum ASI itu adalah anak sapiIni nih yang bikin emosi jiwa saat mendengarnya. Entah apa yang ada di pikiran orang yang tega mengeluarkan pernyataan ini. Saya berani mengatakan bahwa orang yang mengeluarkan pernyataan ini adalah orang yang tidak punya empati.
Yang saya tahu, seburuk apapun sifat seorang anak, orang tuanya (terlebih ibunya) pasti akan sangat terluka saat ada orang lain yang mengatakan bahwa anak mereka adalah anak (maaf) binatang. Dan mirisnya, masih banyak orang di sekitar saya yang mengatakan hal ini *___________*
Demi apapun juga, janganlah katakan kalimat ini kepada ibu yang gagal memberikan ASI pada anaknya, selain tidak pantas didengar, kalimat ini juga tidak pantas diucapkan *_________*
Anak yang tidak ASI pasti akan tumbuh menjadi anak yang bodohDuh. Pak/Bu, kok tega banget ngatain anak orang bodoh? Bukannya ingin membela diri, tapi tak pantas rasanya meramalkan kecerdasan anak orang lain. Semua orang tahu, ASI memiliki kandungan terbaik yang meningkatkan kecerdasan setiap anak tapi rasanya tetap tidak pantas bila mengatakan anak yang tidak minum ASI akan menjadi anak yang bodoh. Saya yakin anak yang tidak minum ASI pun memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh menjadi anak yang cerdas bila diberi makanan bergizi dan stimulasi yang baik oleh orang tuanya.
Baca Juga: Ayo Ciptakan Generasi Platinum Dengan Mengikuti Program BMD Chil-Go!
Kamu tidak memberi ASI karena ingin menjaga penampilanmu kan? Mungkin ada ibu yang tidak memberi ASI pada bayinya karena ingin menjaga penampilannya tapi saya yakin itu hanya satu dari seribu ibu. Kalimat tuduhan ini akan sangat melukai hati ibu yang sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberi ASI pada bayinya namun karena sesuatu dan lain hal membuat ia gagal melakukannya.
Cukup sudah penderitaan dan kesedihan yang ditanggungnya karena tidak mampu memberi makanan terbaik pada buah hatinya, jangan lagi kau menambahnya dengan tuduhan yang tak berdasar itu.
**
Itulah lima hal menyakitkan yang membuat ibu yang tidak berhasil menyusui bayinya seperti saya semakin stress dan sedih. Fyi, bagi ibu yang gagal memberi ASI pada bayinya, ditatap miris oleh ibu menyusui lainnya saja sudah membuat sedih dan frustasi, jadi janganlah lagi ditambah dengan kalimat-kalimat bernada menyakitkan. Percayalah, semua ibu pasti ingin memberi yang terbaik untuk buah hatinya namun tidak semua ibu diberi keberuntungan memproduksi ASI yang melimpah.
Berbekal kegagalan saya memberikan ASI pada anak pertama saya, saya bertekad agar tidak mengalami hal serupa pada anak kedua nanti. Berbeda dengan kali pertama yang belum memiliki pengalaman dan pengetahuan, Insyaallah pada kelahiran kedua nanti saya akan lebih giat berusaha dan pantang menyerah.
36 Komentar
Iyah dong masa anak yang tidak di beri ASI di sebut anak sapi. pasti apabila ibunya mendengar merasa sakit hati
BalasHapushehehe iya Mas, setiap ibu pasti gak akan terima dikatai seperti itu
HapusMaak, tetap semangat yaa! Yang penting anak sehat, deket juga sama ibunya yaa ;)
BalasHapusmakasih Mak, alhamdulillah anak saya sehat dan dekat sama saya :)
Hapusladalah, ada ya yg ngomong kyk gt y mbk, vulgar amat. hadehh. kalau aku dlu diomongin aneh2 gara2 ngelahirin secara secar mbk. Sedih hatiku, hiks
BalasHapusada Mba Inda :(
HapusKalau ga salah kakaku dulu pas bayi minum susu biasa, tapi ga ngaruh ke kecerdasan turun ato gimana, karena doi malah pinternya nglebihin aku hihi
BalasHapusSabar ya mb ira, yang penting buah hati terus berkembang sehat tak kurang suatu apapun udah anugrah t3rsendiri
makasih dukungannya Mba Nita. Iya Mba, alhamdulillah anakku tumbuh normal dan hubungan kamipun sangat dekat.
HapusSetuju mbak, kalau aku Alhamdulillah habis melahirkan ASI melimpah ampe tumpeh-timpeh :D baju tempat tidur pasti basah semua kalau baru bangun tidur.
BalasHapusYang jadi masalah saat aku masuk lagi kekantor dan belum sempat beli pompa asi electric dan botol penyimpanan ASI dikulkas, udah gitu awal masuk kantor aku langsung lembur pulang jam 3 pagi setiap hari selama 3 minggu. Alhasil anakku marah, gak mau lagi nyusu :(. Sampai sekarang masih ada rasa marah ke atasanku (temenku sih sebenarnya). Kalau dia gak memaksa aku lembur tiap hari sampai pagi, pasti aku bisa memberikan ASI ke anakku :(.
*peluk Mba Wuri*
Hapus"Ibunya kurang tlaten" itu juga menyakitkan Mbak.
BalasHapusSaya dulu 2 bulan baru mau ngeAsi gara2 sejak lahir udah dikasih dot di RS, setelah 6bulan baru full ASI sampai 2tahun lebih
Krik klo gitu saya juga anak sapi dong. Saya mah gini ajah, pas lahiran SC juga sempet ada yang ngomong nggak enak, trus pas bilang mau menyusui anak saya juga ada yang komen nggak enak. Jadi saya berusaha tahan aja untuk nggak kasi komen senada ke ibu2 lain. Karena saya nggak tau kondisi mereka yang sebenarnya. Misalnya pernah ada juga kenalan yang mau kasi ASIX ke anaknya yang ke dua, sampai akhirnya teman2 kasi kado pompa ASI, tapi support system (keluarga) yang di rumah memang kurang mendukung. Kondisi ibu saya dulu mungkin lebih kurang memadai lagi.
BalasHapussamaaa maaak. yang ngomong gitu mungkin khilaf kali ya
BalasHapussamaaa maaak. yang ngomong gitu mungkin khilaf kali ya
BalasHapusKakakku yg minum sufor itu malah lebih pinter bahasa inggrisnya hihi kayaknya emg trgantung anaknya juga deh kecerdasan mah :v
BalasHapusBiarlah Allah yang menilai, mbak. Yang jelas, ibu yang baik akan berusaha memmberikan yang terbaik bagi anaknya. Ya, meskipun dalam perjalanannya, ada banyak rintangan yang menghadang. :)
BalasHapusAnak pertamaku juga minim Asi mbak...sama bingung puting juga... *banyak tmnnya kok.
BalasHapusAnak pertamaku juga minim Asi mbak...sama bingung puting juga... *banyak tmnnya kok.
BalasHapuswah waktua ku dulu belum model jaman nyinyir seperti sekarang jadi dulu aku aman-aman saja
BalasHapusAku ibu ASI mbak, tapi suka gemes kalo ada yang nyinyir ke ibu yang ga kasih anaknya ASI. Bukan support eh malah nyinyir, ibu yang harusnya masih mau usaha kasih ASI biasanya ada yang makin menyerah karena merasa di bully.
BalasHapusKadang orang suka asal komen tanpa sadar apa yg diucapkannya itu menyakiti hati orang lain. Mudah2an tulisan ini bisa menyadarkan orang lain untuk ga asal komen ya
BalasHapushmm...bentar lagi ak melahirkan, moga-moga bisa memberikan ASI sama bayiku, tapi mak walau gagal pun para ibu yang bermasalah sama asinya bersyukur juga anaknya terlahir dengan sehat tanpa kekurangan satu apapun itu lebih penting ya kan ^_^
BalasHapuswww.leeviahan.com
Saya dulu juga ngga bisa memberi ASI eksklusif mbak Ira, karena keluarnya dikit. Sebenarnya sudah diusahakan supaya keluar banyak, misal dengan makan daun katuk, kacang dan nasehat-nasehat lain saya turuti semua, tapi tetap ngga bisa maksimal. Ya sudahlah, dilanjut sufor deh :)
BalasHapusDan alhamdulillah anak saya sampai sekarang juga sehat-sehat saja mbak, jarang sakit, pertumbuhan bahkan cenderung bongsor dan prestasi belajar juga lumayan :)
Mungkin orang yang bilang kalau ngga ASI eksklusif anaknya bisa sakit-sakitan dan bodoh itu belum tahu kenyataan yang sebenarnya ya, heheh
semangat mbak!!!
BalasHapusMba menurut artikel yang kubaca, selain ibunya rajin mengkonsumsi makanan buah dan sayur juga rajin makan sampe tubuh melar, ada bantuan yang lebih dahsyat dr itu, yaitu *rada porno sih* dibantu bapaknya, you know what i mean dah
BalasHapusPerjalanan ngASI saya juga gak mulus hehe.
BalasHapusKalau aku pribadi gak mau ngurusin org mau ASI or sufor, aku lurus dgn jalanku sendiri membesarkan anak2 dan berusaha ksi yg terbaik pd mereka. Kalaupun ada yg nanya ttg ASI ya aku berusaha jawab semampuku. Yg penting mensupport tanpa merendahkan yg gak bisa ngASI :)
Haha iya donk bkalu disebut anak sapi semuanya jug marah :D
BalasHapussangat menarik mbak tulisannya..saya dulu full asi..memang ada beberapa wanita yang produksi asinya tidak bisa melimpah bahkan mendadak berhenti, ipar saya juga begitu mbak dia maaf payudaranya gedhe tapi asinya malah tidak bisa keluar entah mengapa penyebabya.jd dari anak 1-3 tidak minum asi.
BalasHapusPerkataan yang kita keluarkan dari mulut memang harus dijaga. Karena walaupun yang menjadi pelaku adalah si mulut, tapi yang jadi korban malah si hati.
BalasHapusSabar ya Mbak... banyak temennya, termasuk saya yg anak pertama cuma ng-ASI bentar banget :(
BalasHapusWoles ajaaa... cukup Allah saja yang menilai :)
Aku mbak, salah satu ibu yang ASI-nya sedikiiit banget. Paling lama 1,5 bulan keluarnya T^T Padahal udah berbagai cara ditempuh. Entah ada hubungannya atau ngga, tapi Ibuku juga sama mbak, dulunya "miskin" ASI.
BalasHapusDan bener deh, yang paling sering dilontarin orang (meskipun becanda) adalah : Anak sapi. -_-"
saya pernah berhasil memberi asi anak kedua
BalasHapustapi gagal memberi asi anak pertama dan ke tiga
dan alhamdulillah cinta dan kasih sayang membuat mereka sama
thanks sharingnya mbak
Dua anak saya anak sufor semua mbak. Alhamdulilah cara saya untuk berjauhan dari hal-hal yg mbak ceritakan di atas adalah: jauh-jauh dari yg namanya komunitas ibu ASI dan sejenisnya di internet (bukannya enggan bergaul tapi ini salah satu cara saya untuk menghindari stress karena udah tau bakal di judge luar biasa sama mereka), dan yang kedua selalu punya mindset: kalo anak saya lapar dan haus dan masih obssesed with ASI yg gak kunjung keluar, emang kalian mau nanggung anakku dehidrasi? Mungkin terdengar agak sarkas mbak, tapi alhamdulilah dua hal itu berhasil membuat saya terhindar dari yg namanya depresi, frustasi dan apapun yg berkaitan dengan gagal ngASI anak saya. Maaf kepanjangan ya mbak hehe....
BalasHapusMba masih bersyukur lho dpet 2 bulan kasih asi.. aku cuma 2 minggu mba.. bahkan itu pun lbh bnyak asi dari istri sepupu suami ku.. asi ku sempat bnyak dan netes2 mba.. tapi anak ku gak bisa netek ke aku karna gak bisa ngemut nipple ku.. krna emang aku gak ada nipple ny.. dan karna maksa ttp asi di usia 5 hari anak ku harus masuk NICU krna hyperbilirubin..itu bikin aku dwon bgd mba mrsa gagal jadi ibu..bahkan aku sempet ngalamin babyblouse krna itu mba..aku smpt stress berat..dengar anak nangis aku pun ikut nangis bahkan bikin aku smpt enggan utk menggendong baby ku..krna aku takut..aku bukan ibu yg d butuhkan olehbdia..wah mba aku kacau deh d masa2 awal melahirkan..sempet pumping tpi lama2 cuma basahin dot dan lama2 pun mengering..dan skrg pun aku masih stress dan takut ketemu sama org2 yg bklan tiba2 nanya tentang asi.. sedih mba..
BalasHapusAnakku lahir 4 juli 2017 masih terbilang baru banget...ini anak ke 2..setelah anak ptama gagal asi maka persiapan ngasi anak kedua mulai dilakukan mulai dibersihkan,di pijat tp alhasil minggu pertama setelah lahiran payudara sering bengkak tp asi masih dikit sampai frustasi krn ibu kandung dan ibu mertua msih menjudge saya bahwa saya miskin asi sejak kelahiran anak pertama...sampai di usia 3 minggu full sufor dan asi kering
BalasHapusAkhirnya nekat jg ke klinik laktasi dan kaget ternyata penyebab tu semua krn anakku punya kelainan anatomi lidah atau tongue tie...harus di gunting frenulum lidahnya...
Namun suami menolak keras. Saya malah mikir ga ada satu pun orang yg dukung saya kasih asi malah suami bilang keponakan dia ga minum asi tp masih idup sampe sekarang.
Akhirnya sampai lah saya nekat utk tetep kasih asi...jalan dimulai ketika membeli pompa asi double yg elektrik kondisi bekas dengan harga murah
Dr situ perjalanan saya ngotot buat dapetin asi di mulai. Mulai dari pompa 30 menit dua payudara cuma dapat 30 mili terus dan terus selama mungkin tanpa lelah...
Akhirnya usia anakku sekarang sdh 2 bulan setengah...perjalanan ngotot pingin kasih asi berbuah ketika frezer kulkas dua pintu terisi dengan botol2 asi...bahkan sekarang sudah kerja bingung mau taruh botol asip dimana
Para bunda...
Tidak usah berkecil hati...tetap jd bunda terbaik untuk anak2 kita...
Anakku lahir 4 juli 2017 masih terbilang baru banget...ini anak ke 2..setelah anak ptama gagal asi maka persiapan ngasi anak kedua mulai dilakukan mulai dibersihkan,di pijat tp alhasil minggu pertama setelah lahiran payudara sering bengkak tp asi masih dikit sampai frustasi krn ibu kandung dan ibu mertua msih menjudge saya bahwa saya miskin asi sejak kelahiran anak pertama...sampai di usia 3 minggu full sufor dan asi kering
BalasHapusAkhirnya nekat jg ke klinik laktasi dan kaget ternyata penyebab tu semua krn anakku punya kelainan anatomi lidah atau tongue tie...harus di gunting frenulum lidahnya...
Namun suami menolak keras. Saya malah mikir ga ada satu pun orang yg dukung saya kasih asi malah suami bilang keponakan dia ga minum asi tp masih idup sampe sekarang.
Akhirnya sampai lah saya nekat utk tetep kasih asi...jalan dimulai ketika membeli pompa asi double yg elektrik kondisi bekas dengan harga murah
Dr situ perjalanan saya ngotot buat dapetin asi di mulai. Mulai dari pompa 30 menit dua payudara cuma dapat 30 mili terus dan terus selama mungkin tanpa lelah...
Akhirnya usia anakku sekarang sdh 2 bulan setengah...perjalanan ngotot pingin kasih asi berbuah ketika frezer kulkas dua pintu terisi dengan botol2 asi...bahkan sekarang sudah kerja bingung mau taruh botol asip dimana
Para bunda...
Tidak usah berkecil hati...tetap jd bunda terbaik untuk anak2 kita...
Terimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di sini 😊😊
Mohon untuk berkomentar menggunakan kata-kata sopan dan tidak meninggalkan link hidup yah, karena link hidup yang disematkan pada komentar akan saya hapus 😉