KAMERA PONSEL; SOLUSI TEPAT BAGI PENGGILA FOTO YANG TIDAK PUNYA KAMERA MUMPUNI SEPERTI SAYA
Juli 15, 2016
Apakah
kamu termasuk orang yang punya hobby foto tapi tidak punya
kamera pendukung? Kalo pertanyaan itu diajukan pada saya, tanpa
ragu saya akan menjawab: Iya. Bagaimana tidak, saya adalah seseorang
yang “kaget dikit, foto. Kaget dikit, foto” atau istilah lainnya
“muka doyan kamera” tapi tidak punya kamera mumpuni untuk
mendukung kegemaran saya itu.
Entah
sejak kapan kegiatan berpose di depan kamera ini menjadi hal yang
saya sukai. Sepertinya sih sejak kecil. Yang saya ingat, saat duduk di
bangku SMA (awal tahun 2000-an) saya suka banget bergaya di depan kamera. Namun karena
saat itu setiap kali berfoto saya harus merogoh kocek sebesar Rp.
3.000,- untuk dibayarkan pada si tukang foto, yang mana nilai segitu
adalah nilai uang jajan saya selama tiga hari, maka terpaksa saya harus meredam rasa suka itu. Tak sanggup rasanya bila harus menanggung beban yang ditimbulkan oleh rasa cinta saya pada hal yang
satu itu. Bila hobby bergaya di depan kamera itu diteruskan, bisa
bangkrut Hayati Bang *pemikiran anak sekolah yang masih meminta uang jajan pada orang tua*
Hingga
pada tahun 2006, tepatnya saat saya duduk di bangku kuliah semester
enam, saya mulai berkenalan dan memegang kamera ponsel untuk pertama
kalinya. Kamera ponsel yang saya pegang itu bukanlah milik saya,
melainkan milik salah seorang sahabat saya (sebut saja namanya: Fia)
yang kebetulan tinggal di kost-an yang sama dengan saya.
Saya harus mengakui satu hal bahwa bagi saya yang saat itu belum sanggup membeli ponsel berkamera, bersahabat dengan seseorang yang memiliki ponsel berkamera itu rasanya sangat membahagiakan. Kamera ponsel Fia yang saya pegang itu membuat hobby lama saya yang sempat mati suri, pelan tapi pasti hidup kembali.
Baca Juga: Beda Zaman Beda Cerita
Hampir
setiap saat saya meminjam ponsel berkamera punya Fia. Tanpa bosan dan
malu saya berpose dengan berbagai macam gaya menggunakan kamera
ponsel pinjaman itu. Setiap ada kesempatan saya selalu melakukan foto
diri sendiri atau selfie dari berbagai sudut.
Saya
ketagihan berpose menggunakan kamera ponsel karena saya tidak perlu mengeluarkan uang saat berfoto. Walau foto yang
dihasilkan masih sedikit buram karena kamera ponselnya masih menggunakan
kamera VGA, namun hal itu tidak mengurangi kebahagiaan saya. Dalam hati saya berkata “mumpung gratis, saya tidak boleh
menyia-nyiakan kesempatan ini” hahaha *maafkan hambaMu ini ya
Allah, ternyata sejak dulu saya memang doyan barang gratisan*
Satu
keunggulan kamera ponsel yang saya rasakan adalah bila fotonya tak
sesuai harapan maka saya bisa langsung menghapusnya. Sangat jauh
berbeda dengan kamera analog yang masih menggunakan roll film seperti waktu
saya SMA dulu. Saat menggunakan kamera ponsel, setelah cekrek dan
hasil fotonya jelek? Langsung hapus dong ah! Sedangkan bila memakai kamera analog, sulit rasanya melakukan hal itu,
soalnya berat di harga roll filmnya cuy.
Bukan hanya ponsel Fia yang saya pakai untuk berselfie ria, tapi setiap kali bertemu teman lain yang memiliki ponsel berkamera, tak pernah lupa saya selalu meminjamnya untuk sekedar berfoto selfie. Tak heran, saat itu foto selfie saya tersebar di hampir semua ponsel teman-teman saya. Yah seperti itulah nasib si penggila foto yang tidak punya kamera dan ponsel berkamera *____________*
di tempat yang sama, di hari yang berbeda. Selfie?? Pastinyaaa, hehehe ^________^ |
Bukan hanya ponsel Fia yang saya pakai untuk berselfie ria, tapi setiap kali bertemu teman lain yang memiliki ponsel berkamera, tak pernah lupa saya selalu meminjamnya untuk sekedar berfoto selfie. Tak heran, saat itu foto selfie saya tersebar di hampir semua ponsel teman-teman saya. Yah seperti itulah nasib si penggila foto yang tidak punya kamera dan ponsel berkamera *____________*
Kebiasaan
saya berselfie ria itu masih bertahan hingga kini. Syukurnya, walau
belum memiliki kamera canggih sekelas DSLR, saat ini saya sudah punya ponsel
berkamera sendiri, jadi saya tidak perlu lagi meminjam ponsel orang
lain saat ingin berfoto selfie. Bila ada kesempatan dan momen yang
pas, tinggal keluarin kamera ponsel dan cekrek! Tadaa, jadi deh
fotonya
Objek
foto yang mulai bertambah
Seiring
berjalannya waktu, objek foto saya pun bertambah, saya tidak lagi
hanya memotret diri sendiri, sudah ada objek lain yang tak kalah
indah dan menarik untuk selalu diabadikan setiap pertumbuhan dan
perkembangannya. Yup, ia adalah malaikat kecil pembawa kebahagiaan
dalam keluarga kami; Wahyu, anak semata wayang saya.
Kelahiran
Wahyu semakin menguatkan opini saya akan pentingnya sebuah momen. Saya
tidak ingin melewatkan apapun yang dilakukannya. Olehnya itu, tak
pernah bosan dan letih, saya selalu antusias mengabadikan setiap
momen perkembangannya melalui kamera ponsel yang saya miliki. Sejak
kelahirannya hingga diusianya kini yang hampir lima tahun, telah
banyak momen berharga yang berhasil kami (saya dan suami) abadikan.
Dan ternyata, semakin bertambah usianya, ia juga mulai mengerti dan menikmati saat-saat saya memotretnya. Kadang, saat ia sedang melakukan sesuatu, ia akan meminta saya untuk memotretnya. Tanpa saya komando ia akan bergaya sendiri. Melihat tingkahnya yang seperti itu menyadarkan saya satu hal bahwa ternyata kami memiliki kesamaan yaitu: suka berfoto. Hmmm, seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, hobby foto saya juga menurun pada anak saya.
senyum Wahyu mulai usia 2 bulan hingga 3 tahun yang diabadikan lewat kamera ponsel |
Mama & Anak yang doyan selfie *LOL* |
Dan ternyata, semakin bertambah usianya, ia juga mulai mengerti dan menikmati saat-saat saya memotretnya. Kadang, saat ia sedang melakukan sesuatu, ia akan meminta saya untuk memotretnya. Tanpa saya komando ia akan bergaya sendiri. Melihat tingkahnya yang seperti itu menyadarkan saya satu hal bahwa ternyata kami memiliki kesamaan yaitu: suka berfoto. Hmmm, seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, hobby foto saya juga menurun pada anak saya.
Tak hanya mengabadikan pose diri sendiri dan Wahyu, kamera ponsel saya juga mengabadikan momen bahagia yang selalu kami (saya, mama & keempat adik saya) rindukan setiap tahun yaitu berkumpul di rumah Mama. *Fyi, kami bersaudara hidup dan tinggal di pulau yang berbeda dengan Mama. Semua anak Mama baru
bisa berkumpul saat ramadhan dan idul fitri tiba*. Seperti potret di bawah ini, walau gambarnya tidak terlalu terang, tapi ia tetap memberi kehangatan saat kami memandangnya di kala hati sedang merindu.
Mama & 4 adik saya. Memandang foto ini mampu mengobati rindu yang kami rasakan |
rekreasi di salah satu pantai yang dekat dengan kampung kami |
Kebersamaan
kami yang di pantai ini, diabadikan oleh adik saya menggunakan kamera ponsel Asus
Zenfone 2 Laser ZE550KL miliknya. Bening banget yah hasil
fotonya. Jujur saja, melihat hasil foto yang dihasilkan oleh kamera
ponsel adik saya yang berbeda jauh dengan foto yang dihasilkan
kamera ponsel saya, hati ini jadi tergoda untuk
memiliki ponsel dengan merek yang sama. Apalagi setelah melihat tayangan video di bawah ini, saya semakin mupeng euy.
Dalam hemat saya, memiliki ponsel yang mampu menghasilkan gambar bening dan tajam tentu akan semakin mendukung hobby selfie saya dan Wahyu *tetep yah, yang dipikirin hanya selfie LOL*
Dalam hemat saya, memiliki ponsel yang mampu menghasilkan gambar bening dan tajam tentu akan semakin mendukung hobby selfie saya dan Wahyu *tetep yah, yang dipikirin hanya selfie LOL*
Akhir kata, saya ingin mengucapkan bahwa saya sangat mensyukuri kehadiran teknologi kamera pada ponsel yang sudah semakin canggih hingga mampu menghasilkan gambar yang tajam dan bening layaknya kamera DSLR.
Entah siapakah gerangan yang pertama kali mencetuskan ide
untuk memasang kamera pada ponsel yang sebelumnya hanya berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (telepon & sms) ini. Dengan penuh kekaguman saya ingin mengucapkan terima kasih pada kejeniusan orang itu.
Hebat banget, teknologi yang ia ciptakan mampu menjadi solusi jitu bagi
orang-orang yang gila berfoto tapi tak punya kamera mumpuni seperti
saya.
“Giveaway
Aku dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com”
21 Komentar
Huehee... masi ingat pas waktu skolah. Mumpung ada ponsel kamera punyae temen. Kupinjem buat jeprat jepret poto. Hueeeee
BalasHapuskalo jaman saya sekolah dulu belum ada handphone berkamera Mba Rohma, saya kenal hp berkamera saat sudah kuliah, hehe telat banget yah kenalnya :) :)
Hapusslam knal mbak :D tulisannya bgus bnget, sy jdi terinspirasi. udah gitu foto anaknya lucu2 bnget, hehe. moga juara yah mbak :) semangat !!
BalasHapusAmin, makasih :)
HapusAduh itu kamera Asus zenfone kenapa hasilnya menggoda syekalee *ngiler
BalasHapushehe, iya menggoda mata dan menggoda iman banget Mba Gilang :)
HapusAku pol minjem hp si kakak. Minjem temen jarang haha
BalasHapusdi keluarga kami, saya anak paling tua Jiah, jadi yang pertama kali punya hp di keluarga kami yah saya, itupun masih hp poliponik yang gak berkamera. Makanya pas ada teman yang punya hp berkamera, langsung deh minta pinjam, hehehe :)
HapusAwalnya aku juga pinjem hp suami doank mb... Lama2 kok pngen juga.. Sekarang malah kamera sakunya nganggur. Enak pake kamera ponsel 😀
BalasHapuskalo saya, kamera sakupun belum punya Mba, kemarin rencana beli pake uang THR tapi kepending lagi, insyaallah gajian bulan depan udah bisa beli, amin..
HapusMba Irawati mirip mama ya. Semoga mama sehat selalu.
BalasHapusamin, makasih doanya Mba Arin :)
Hapusiya, saya mirip mama :)
Saya termasuk yang ketinggalan jaman mbak Ira, baru punya kamera ponsel sederhana setelah orang lain kamera ponselnya super canggih, hehe
BalasHapusSemoga sukses ya GA nya :)
berarti kita sama Mba, sayapun begitu :)
HapusAmin, sukses juga buat Mba Anjar,,Mba juga ikut lomba ini kan?
Saya dulu malah minderan kalau disuruh foto.. malas bangett!!
BalasHapusSekarang? Jangan tanya! Hihihi..
Sukses GAnya mama Wahyu ^^
kalo saya dari dulu suka difoto walau hasilnya jarang yang bagus, hehe :D
Hapusmakasih say :)
Harga 3000 itu berfoto dimana mba? Emang ada ya jasa foto or foto studio kah? Sekarang henpon udah canggih, we don't need kamera slr hehehe.. Sukses GA nya mba
BalasHapusdi teman yang punya kamera analog Mba Asti, jadi teman yang punya kamera itu menawarkan kami untuk berfoto dengan bayaran 3rb untuk satu kali take :)
Hapuspunya kamera analog saat itu menjadi salah satu ladang penghasilan di kampung kami karena belum ada studio foto :)
selfihnya oke mbak ira :D
BalasHapusah ya saya juga ikutan ga ini
semoga menang ya kita :)
Amin, amin ya Allah :)
HapusTerima kasih sudah ikutan GA Aku dan #KameraPonsel. Good luck.
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di sini 😊😊
Mohon untuk berkomentar menggunakan kata-kata sopan dan tidak meninggalkan link hidup yah, karena link hidup yang disematkan pada komentar akan saya hapus 😉