PERTEMUAN KEMBALI
Mei 20, 2016pic source: pixabay.com |
Cerita ini adalah lanjutan dari kisah yang sebelumnya : Cinta Rahasia. Agar lebih runut, silahkan klik untuk membaca cerita sebelumnya ^_____^
***
Tujuh tahun berlalu..
Saat
ini hari-hariku semakin sibuk. Posisiku sebagai Administration Head pada
sebuah perusahaan pembiayaan membuatku tidak sempat memikirkan
hal-hal yang bersifat pribadi. Saat ini, pekerjaan adalah prioritas
utamaku. Urusan lainnya menjadi prioritas yang kesekian, termasuk
masalah jodoh.
Bukan,
bukannya aku tidak memikirkan jodoh. Aku sangat percaya jodoh pasti
akan datang bila saatnya tepat. Aku tetap membuka hati kok, tapi aku
tidak ngoyo. Aku
adalah wanita yang tetap punya mimpi membangun kehidupan bahagia bersama
seseorang yang kucintai.
“Ra, gimana kabar kamu?” siang itu Imel menelponku dengan nada suaranya yang ceria. Ahh iya, dia memang selalu ceria setiap waktu seolah tidak pernah merasakan kesedihan.
“Baik
Mel. Kamu gimana kabar?”
jawabku
“aku
juga baik. Coba tebak kabar apa yang akan ku beritahu padamu kali
ini?” tanyanya
bersemangat.
“apa?
Jangan bilang kamu mau menjodohkan aku dengan temanmu atau teman
suamimu lagi. Aku udah gak minat” balasku
dengan nada tidak tertarik.
Entah sudah berapa kali Imel mengenalkan aku dengan beberapa temannya juga beberapa teman suaminya yang ia anggap "layak" untukku. Setiap kali kami bertemu, yang ia tanyakan hanya satu "Apakah sudah ada seseorang yang aku kencani?" Ia sudah resah melihatku yang betah dalam kesendirian.
Entah sudah berapa kali Imel mengenalkan aku dengan beberapa temannya juga beberapa teman suaminya yang ia anggap "layak" untukku. Setiap kali kami bertemu, yang ia tanyakan hanya satu "Apakah sudah ada seseorang yang aku kencani?" Ia sudah resah melihatku yang betah dalam kesendirian.
“kamu
pasti gak akan percaya dengan apa yang akan aku katakan. Kemarin sore
aku ketemu Awan di rumah sakit” Imel
mengatakan semuanya tanpa beban.
Oh
iya? Tanpa bisa ku
bendung, senyum menyungging di bibirku.
“iya.
Ternyata sudah dua bulan ia ditugaskan di kota ini loh. Dan tau nggak
apa yang pertama kali ia tanyakan saat kami bertemu kemarin?”
“apa?”
aku bertanya dengan suara bergetar. Entah mengapa mendengar kabar ini
tubuhku gemetar. Bukan, aku tidak ketakutan. Justru sebaliknya, aku sangat bahagia mendengar kabar ini, saking bahagianya hingga tubuhku
bergetar. Semoga saja Imel tidak menyadari perubahan suaraku.
“ia
menanyakan kamu Ra. Katanya ia bahagia ditugaskan di kota ini. Ia
sangat berharap bisa bertemu denganmu karena selama ini ia merindukanmu".
Deg.
Betulkah berita yang baru saja aku dengar ini? Betulkah selama ini
dia juga merindukanku? Betulkah perasaanku tidak bertepuk sebelah
tangan? Ahhh, semoga saja begitu.
Baca Juga: Aku Cinta Kamu, Tapi Dia Lebih Mencintaimu
“Ra, dari tadi hp kamu berdering terus tuh” Mama memberitahuku yang baru keluar dari kamar mandi.
Baca Juga: Aku Cinta Kamu, Tapi Dia Lebih Mencintaimu
“Ra, dari tadi hp kamu berdering terus tuh” Mama memberitahuku yang baru keluar dari kamar mandi.
“dari
siapa Ma?” Tanyaku.
“nggak
tahu. Sepertinya nomor baru” jawab
mama sambil berjalan keluar dari kamarku
“owh.
Mungkin salah satu konssumen di kantor Ma. Biarkan saja, nanti kalo
memang butuh pasti akan menelpon kembali”
Saat
kakiku baru turun dari mobil dan bersiap-siap masuk ke kantor,
handphoneku kembali berdering. Nomor yang sama dengan yang menelpon
satu jam yang lalu.
“halo
selamat pagi, dengan Ira, ada yang bisa dibantu?”
“halo
Ra”
Suara ini. Suara yang tujuh tahun terakhir selalu kurindukan. Tidak
kusangka aku akan mendengar kembali suara ini.
***
“kok
tumben banget sih kamu ngajakin makan siang disini?”
Imel Nampak tidak percaya saat aku mengajaknya makan siang di sebuah
restoran yang ada di pusat perbelanjaan terbesar di kota kami.
“emang
salah yah kalo aku lagi berbaik hati ingin mentraktir sahabatku?”
Jawabku sambil tersenyum.
“gak
salah sih. Cuman tumben ajah gitu. Pasti ada maunya nih. Hayo ngaku”
Tanya Imel menyelidik.
“iya
deh, aku ngaku. Aku ngajak kamu kesini buat temenin aku pilih baju”
akhirnya aku mengakui tujuanku mengajaknya kesini.
“tuh
kan, udah aku duga. Pasti ada maunya deh. Tapi kok tiba-tiba mau beli
baju? Emang ada acara apa?” Imel
semakin penasaran
“ntar
malam aku mau ketemu orang special”
jawabku mencoba merahasiakan rencana pertemuanku dengan Awan malam
nanti.
“orang
special? Siapa tuh? Kok aku gak tahu?”
“ada
deh, nanti juga kamu pasti tau. Untuk saat ini biar jadi rahasia
dulu. Kalo waktunya tepat akan aku kasih tau kok”
“gak
mau. Aku maunya dikasih tau sekarang”
dengan gaya centilnya Imel pura-pura ngambek.
“janji
deh, besok aku kasih tau”
“Janji
yah. Aku doakan semoga laki-laki yang akan kamu temui sebentar malam
itu adalah laki-laki yang sesuai kriteriamu. Laki-laki yang mampu
meluluhkan hatimu yang beku itu”
“amin”
Kami
memasuki sebuah toko pakaian. Aku sibuk memilih gaun yang akan
kupakai malam nanti. Aku mencari gaun yang membuatku terlihat cantik.
Aku ingin pertemuan pertama kami setelah tujuh tahun berpisah
menjadi pertemuan terindah dan berkesan bagi kami berdua.
Baca Juga: Ada Dia di Antara Kita
Baca Juga: Ada Dia di Antara Kita
Setelah
memilih dan menemukan gaun yang cocok, saatnya kami memilih sepatu.
Saat sedang sibuk mencari sepatu tiba-tiba..
“aduh”
aku meringis kesakitan. Tas belanjaan yang diletakkan sembarangan
oleh seorang pelanggan di toko itu jatuh dan menimpa kakiku.
“Maaf
Mbak, itu tas belanjaan tunangan saya”.
Suara laki-laki yang sudah tidak asing itu mengagetkanku dan seketika
menghilangkan rasa sakit di kakiku.
“Awan?”
tanyaku tak percaya
“Ira?”
“kalian
saling kenal?” wanita
pemilik tas belanjaan itu terheran-heran melihat tunangannya
mengenali wanita yang tertimpa tas belanjaannya.
Segera
saja ku tinggalkan toko itu. Aku tidak ingin Awan dan tunangannya
melihat kesedihan yang terpancar dari mataku.
***
Sekarang
aku sadar, mungkin kita memang tidak ditakdirkan berjodoh. Setelah
tujuh tahun berpisah, akhirnya kita dipertemukan kembali. Bukan dalam
suasana indah seperti yang selama ini aku impikan. Bukan..
Kita
bertemu kembali dengan cara yang hampir sama seperti saat pertama kita bertemu, namun kini dengan suasana
yang berbeda. Kali ini pertemuan kita disaksikan olehnya, wanita yang
di jari manisnya telah tersemat cincin yang kau pilihkan.
Mungkin
cinta yang telah bertahun kurasakan ini memang ditakdirkan hanya
untuk dipendam saja. Ia tidak akan pernah terungkap dan tersampaikan
padamu. Mungkin selamanya cintaku ini akan menjadi cinta rahasia.
Mungkin..
8 Komentar
Ya ampuun, tragisnya Mba e...
BalasHapusIni kisah fiksi atau beneran?
Kalau beneran, pedih amat, hiks. Duh, semoga mendapat pengganti yang lebih baik.
hehe, fiksi Mba Levina :)
Hapusaduh, mak Ira napa cerita yang sedih. Bisa galau saya nanti *anaknya sensitif*
BalasHapusBtw, ini part.2... part.1 cinta rahasia? Kesana ah :D
Iya Mba Lidha, part 1-nya cinta rahasia :)
HapusLebih baik terungkap sekarang daripada nanti justru semakin menyakitkan. Pasti suatu hari nanti Ra akan mendapat jodoh yang lebih baik dari Awan :)
BalasHapusbenar banget Mba Anjar :)
HapusAku ikut terhanyut.
BalasHapusKadang suka gitu sih, cinta ga berpihak pada kita. Hiks hiks
cinta bertepuk sebelah tangan memang perih yah Mba Ratu :)
HapusTerimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di sini 😊😊
Mohon untuk berkomentar menggunakan kata-kata sopan dan tidak meninggalkan link hidup yah, karena link hidup yang disematkan pada komentar akan saya hapus 😉