SEJARAH SINGKAT KEHIDUPAN Irawati Hamid
Maret 11, 2016Hmmm, ngomongin sejarah diri sendiri itu rasanya gimana yah?? di satu sisi saya merasa malu dan tidak percaya diri untuk membahasnya namun di sisi lain saya juga pengen untuk menceritakannya. Tapi kalau mau jujur sih sebenarnya keinginan untuk menceritakannya lebih besar, alasannya karena saya sangat tergoda sama hadiah-hadiah keren yang ditawarkan oleh Mbak Ika Puspitasari pada Giveaway yang sedang dihelatnya *LOL*
Setelah
menimbang dengan seksama sembari memikirkan banyak
hadiah keren yang sangat menggoda itu, akhirnya saya putuskan untuk
menceritakan saja sejarah kehidupan saya yang penuh liku ini.
Inilah dia sejarah singkat kehidupan seorang "IRAWATI HAMID"
Inilah dia sejarah singkat kehidupan seorang "IRAWATI HAMID"
Sebelum
menceritakan sejarah hidup saya, ada baiknya bila saya memperkenalkan
diri terlebih dulu. Nama saya adalah Irawati Hamid, biasa dipanggil
Ira atau Mamanya Wahyu. Saya dilahirkan ± 30 tahun silam dari pasangan suami istri yang bernama Hamid dan
Rasma.
Oh
iya, agar lebih runut dan mudah dipahami, tulisan tentang sejarah
hidup ini akan saya bagi dalam lima masa.
- Masa-masa sekolah
Masa Sekolah Dasar
hingga Sekolah Menengah Atas saya jalani di Lombe, sebuah kota kecil
yang merupakan ibukota kecamatan Gu. Keluarga saya tinggal di daerah ini sejak saya masih kecil karena Papa memang ditugaskan
di sini. Kecamatan Gu adalah salah satu kecamatan yang ada di
kabupaten Buton yang letaknya ±35 KM dari pusat kota Bau-Bau.
Layaknya anak-anak
yang lain, masa SD (1991-1997) saya jalani dengan penuh suka cita.
Begitupun dengan masa SMP (1997-2000) juga saya jalani secara normal
lazimnya anak remaja di masa itu. Cerita mulai berbeda
ketika saya memasuki masa SMA (2000-2003). Di masa itu saya sudah
mengenal satu kata keramat yang bernama ehm
cinta.
Di masa SMA juga
saya punya kebiasaan baru yaitu suka menuliskan apapun yang saya
rasakan di dalam buku diary. Masa itu saya lalui dengan berbagai
macam rasa mulai dari rasa bahagia, berbunga-bunga, minder hingga sedih dan
kecewa. Setelah cukup melewati berbagai rasa yang bagaikan permen
nano-nano itu, akhirnya saya berhasil lulus sekolah dengan nilai yang cukup memuaskan.
- Masa Kuliah (2003 -2007)
Masa kuliah adalah masa pertama kali saya hidup terpisah dengan orang tua. Saya memutuskan untuk
kuliah di Makassar, kota yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya
dan merupakan kota terjauh yang pernah saya datangi selama hidup saya
saat itu.
Karena tidak memiliki keluarga di Makassar, maka satu-satunya cara untuk mendapatkan tempat tinggal adalah mencari rumah kost. Berbaur dengan mahasiswi (saya tinggal di kost-an khusus wanita) lain di rumah kost membuat saya merasakan suka duka dan segala permasalahan anak kost (saya ngekost bersama teman-teman yang juga berasal dari Buton).
Sukanya hidup ngekost adalah para penghuninya bisa berbagi rasa tentang apapun yang mereka alami dan rasakan. Dan itulah yang terjadi pada saya dan teman-teman di rumah kost. Persamaan nasib di tanah rantau menjadi titik awal persahabatan kami yang alhamdulillah masih terjalin hingga kini. Hal positif lain yang saya dapatkan setelah menjadi anak kost adalah saya menjadi pribadi yang mandiri dan sabar.
Sukanya hidup ngekost adalah para penghuninya bisa berbagi rasa tentang apapun yang mereka alami dan rasakan. Dan itulah yang terjadi pada saya dan teman-teman di rumah kost. Persamaan nasib di tanah rantau menjadi titik awal persahabatan kami yang alhamdulillah masih terjalin hingga kini. Hal positif lain yang saya dapatkan setelah menjadi anak kost adalah saya menjadi pribadi yang mandiri dan sabar.
Sedangkan dukanya adalah saya sering kehabisan uang bulanan sebelum jatah untuk bulan berikutnya masuk ke rekening saya. Uang yang dikirimkan orang tua untuk biaya hidup biasanya habis di minggu ketiga (semua anak kuliah yang hidup di kost-kostan pasti pernah mengalami hal ini kan?? atau mungkin hanya saya saja yang mengalaminya??) akibatnya satu minggu menjelang akhir bulan saya sering berpuasa. Puasa bukan diniatkan untuk mendapat pahala tapi karena uang yang ada di dompet hanya tersisa untuk sewa pete-pete (sebutan angkot di Makassar) ke kampus *LOL*. Tapi keadaan itu tidak pernah saya sesali karena dari situ saya belajar tentang pentingnya berhemat.
Saat duduk di
semester lima saya mengikuti jejak salah satu teman kost untuk bekerja. Saat itu saya bekerja sebagai
pramuniaga di salah satu pusat perbelanjaan di kota Makassar. Kuliah
sambil kerja itu rasanya membanggakan karena saya tidak
lagi meminta kiriman uang dari orang tua. Saya bisa memenuhi
kebutuhan sehari-hari dengan gaji yang saya dapatkan. Tapi sayang,
setelah hampir satu tahun bekerja akhirnya saya putuskan untuk
resign karena jadwal kerja mulai bentrok dengan jadwal kuliah.
Setelah ± 4 tahun
menjalani masa kuliah dengan segala drama di baliknya, akhirnya pada
bulan september tahun 2007 saya berhasil menyandang gelar Sarjana
Ekonomi.
foto wisuda tahun 2007 bersama mama & Alm. papa |
- Masa penuh kegelapan dan frustasi
Setelah lulus
kuliah pada bulan september 2007, pada bulan oktober di tahun yang
sama saya diterima bekerja pada salah satu perusahaan di
Makassar. Namun karena sesuatu dan lain hal, saya hanya bertahan empat bulan bekerja di perusahaan itu.
Setelah resign saya memutuskan untuk tetap tinggal di Makassar
sembari mengirimkan surat lamaran kerja ke sejumlah perusahaan. Entah
berapa puluh lamaran kerja yang telah saya kirimkan, tapi tak satupun
yang membuahkan hasil.
Setelah satu tahun lebih menjadi pengangguran di tanah rantau, akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk pulang kampung. Tinggal bersama orang tua dengan status sarjana tidak bekerja (pengangguran berdasi) rasanya sangat tidak menyenangkan. Walau orang tua berkata semuanya baik-baik saja, tapi saya tetap merasa tidak nyaman.
Setelah satu tahun lebih menjadi pengangguran di tanah rantau, akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk pulang kampung. Tinggal bersama orang tua dengan status sarjana tidak bekerja (pengangguran berdasi) rasanya sangat tidak menyenangkan. Walau orang tua berkata semuanya baik-baik saja, tapi saya tetap merasa tidak nyaman.
Seperti di Makassar, tinggal di kampung tidak membuat saya menyerah untuk mengirimkan lamaran kerja ke beberapa perusahaan yang ada di Bau-Bau. Dalam hati saya bertekad agar secepatnya mendapatkan pekerjaan guna meringankan beban orang tua. Saya tidak ingin terus-terusan membebani orang tua karena masih ada empat orang lagi adik saya yang juga butuh biaya. Pada masa itu saya merasa stress dan frsutasi.
Karena tak kunjung mendapatkan panggilan kerja dari tempat yang saya lamar, akhirnya saya menerima tawaran dari salah seorang sahabat (teman satu kost waktu di Makassar) yang sedang membutuhkan pegawai untuk mengelola WARNET miliknya. Di akhir tahun 2009
hingga mei 2010 saya menjadi penjaga warnet.
- Masa habis gelap terbitlah terang
Awal mei 2010
tiba-tiba saya dihubungi oleh seorang wanita yang menanyakan apakah
saya sudah mendapatkan pekerjaan? Ternyata wanita itu adalah staf HRD
dari sebuah perusahaan pembiayaan yang enam bulan sebelumnya saya kirimi surat
lamaran kerja yang mana saat itu saya juga sempat mengikuti test masuk yang diadakan oleh
perusahaan tersebut (saking lamanya saya hampir lupa pernah memasukkan
surat lamaran dan ikut test masuk di perusahaan itu).
Wanita itu
mengabarkan bahwa saya diterima bekerja di perusahaan itu sebagai staf administrasi. Mendengar
kabar itu saya merasa bagaikan seorang musafir yang sedang kehausan di tengah padang pasir yang tandus dan tiba-tiba mendapatkan segelas air (perumpamaannya mungkin terdengar lebay,
tapi seperti itulah yang saya rasakan).
Saya merasa sangat bahagia karena sudah lama saya menantikan datangnya kabar bahagia itu. Saya merasa doa yang saya panjatkan selama masa frustasi telah dikabulkan. Pertengahan bulan mei tahun 2010 saya mulai masuk bekerja di perusahaan itu. Selamat tinggal masa pengangguran yang penuh tekanan dan selamat datang masa penuh kesibukan.
Saya merasa sangat bahagia karena sudah lama saya menantikan datangnya kabar bahagia itu. Saya merasa doa yang saya panjatkan selama masa frustasi telah dikabulkan. Pertengahan bulan mei tahun 2010 saya mulai masuk bekerja di perusahaan itu. Selamat tinggal masa pengangguran yang penuh tekanan dan selamat datang masa penuh kesibukan.
- Masa menikah dan memiliki anak
Pada awal tahun
2010 saat saya masih berprofesi sebagai penjaga warnet, saya
berkenalan dengan seorang pria lewat jejaring sosial facebook. Tidak
disangka perkenalan itu berubah menjadi hubungan serius. Walaupun
belum pernah bertemu secara langsung, tanpa ragu kami memutuskan
untuk berpacaran.
Walau banyak yang meragukan keseriusan hubungan kami, tapi kami
yakin hubungan yang kami jalin akan bermuara pada satu titik
terindah yang diimpikan oleh semua pasangan yaitu pernikahan (tujuan
awal kami pacaran memang untuk menikah).
Sejak awal perkenalan hingga memutuskan untuk berpacaran kami sadar kalau kami tidak berada di daerah yang sama, karenanya kami sepakat untuk menjalani hubungan jarak jauh. Suami saya (yang saat itu masih berstatus pacar) ada di Kendari sedangkan saya ada di Bau-Bau. Karena sejak awal sudah yakin, Alhamdulillah jarak tidak menjadi penghalang bagi cinta kami.
Sejak awal perkenalan hingga memutuskan untuk berpacaran kami sadar kalau kami tidak berada di daerah yang sama, karenanya kami sepakat untuk menjalani hubungan jarak jauh. Suami saya (yang saat itu masih berstatus pacar) ada di Kendari sedangkan saya ada di Bau-Bau. Karena sejak awal sudah yakin, Alhamdulillah jarak tidak menjadi penghalang bagi cinta kami.
Dan keyakinan kami
terbukti karena di tahun 2011 kami berhasil meresmikan hubungan yang sebelumnya diragukan oleh banyak teman dan sahabat. Di tahun itu kami resmi menjadi suami istri. Dan yang
lebih membahagiakan lagi adalah lahirnya malaikat kecil di antara
kami pada bulan november di tahun yang sama.
Bagi saya, tahun 2011 adalah tahun yang sangat special karena di tahun itu saya mengalami dua kejadian paling membahagiakan yaitu menjadi seorang istri dan menjadi seorang ibu.
Bagi saya, tahun 2011 adalah tahun yang sangat special karena di tahun itu saya mengalami dua kejadian paling membahagiakan yaitu menjadi seorang istri dan menjadi seorang ibu.
Alhamdulillah, SAH ^_____^ |
Itulah sekelumit cerita tentang perjalanan hidup yang saya lalui sejak kecil hingga menikah dan punya anak.
Lalu bagaimanakah kehidupan saya saat ini? Ada banyak hal yang berubah namun ada juga yang masih tetap sama seperti dulu. Yang berubah adalah saat ini sosok saya menjadi semakintua dewasa dalam
berpikir dan Insyaallah semakin matang dalam bertindak. Perubahan lainnya yaitu anak saya yang tumbuh semakin besar dan cerdas.
Lalu bagaimanakah kehidupan saya saat ini? Ada banyak hal yang berubah namun ada juga yang masih tetap sama seperti dulu. Yang berubah adalah saat ini sosok saya menjadi semakin
perubahan yang terjadi pada wahyu: sekarang semakin jago selfie *LOL* |
Tapi selain perubahan itu masih ada keadaan yang tetap sama seperti dulu. Hal itu adalah sampai saat ini saya masih bekerja di tempat yang sama seperti enam tahun yang lalu dan satu hal lagi yang masih sama seperti dulu yaitu saya dan suami masih tetap menjalani hubungan jarak jauh. Iya, saat ini saya dan suami tinggal di kota yang berbeda, walau jarak yang memisahkan kami saat ini tidak sejauh jarak yang memisahkan kami saat pacaran dulu.
Akhirnya kelar juga menuliskan sejarah kehidupan saya. Kehidupan yang penuh liku dan perjuangan yang jika diingat lagi akan membuat
saya tak henti-henti mengucap syukur atas segala nikmat yang telah diberikanNya.
Sepatah kata dari saya untuk Mbak Ika & Blognya:
Selamat Ulang tahun yang pertama untuk blog www.bundafinaufara.com, semoga blognya semakin bagus dan selalu memberikan informasi yang bermutu juga bermanfaat untuk pembacanya. Dan untuk Mbak Ika selaku pemilik blog juga saya ucapkan selamat ulang tahun yang ke (?) semoga di usianya yang makin dewasa ini selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan, Amin..
Sukses terus yah Mbak.. ^_________^
"Tulisan ini diikutkan dalam Bundafinaufara 1st Giveaway"
37 Komentar
Sejarah hidup yang menarik
BalasHapusTerima kasih sudah ikutan GA saya ya mb Ira. Semoga beruntung.. ;)
Amin..
HapusSama-sama Mbak Ika, senang rasanya bisa ikut GA ini :)
Waaah...LDR dong mak...long distance relationship...
BalasHapusidenya oke tuh bikin tulisan sejarah diri sendiri sekalian flash back dan refleksi diri ya mak...
Sukses mak dengan GA nya...
iya Mbak,kami LDR-an, biasanya nanti akhir pekan baru ketemuan :)
HapusPerjalananm berliku-liku ya Mak, tapi allhamdulillah, setelah banyak hal yang ditempuh ya Mak semoga berkah :)
BalasHapusAmin..
HapusAda naik dan ada turunnya ya kisah hidupmu. Seruuu...
BalasHapusbetul sekali Mbak Ade :)
Hapussaat ini saya selalu tersenyum kalau mengingatnya :)
Waaah tooss tooosss samaan kita, kenal suami dari medsos hehe
BalasHapusSukses ya mbak GA-nya :)
toss, saya ada temannya :)
HapusKehidupan memang penuh dengan liku-liku ya mbak. Dan itulah yang menjadikan kita sekarang.
BalasHapusSemangat selalu
ayo semangat Mbak Kepo..!!! :)
HapusWah kayaknya seru ya mbak Ira jadi anak kost bisa belajar mandiri dan banyak temannya :)
BalasHapusItu baju pernikahannya bagus sekali mbak, pakaian adat Bau-Bau ya?
Semoga sukses GA nya ya mbak :)
itu pakaian adat Buton Mbak Anjar :)
Hapusdoa yang sama juga buat Mbak Anjar :)
wah seru ya menikah dari hubungan di dunia maya. eh, semua hubungan yang jadi pernikahan selalu seru deh.
BalasHapusiya Mbak, cerita setiap orang dalam bertemu jodohnya memang selalu menarik untuk dibaca/dengar :)
HapusSetiap manusia punya penggalan-penggalan sejarah hidup yang penuh pelajaran.
BalasHapusSaya menuangkan sebagian sejarah hidup daam buku berjudul Bintang Untuk Emak
Salam hangat dari Jombang
Wahh, salut buat Pakde yang sudah menuangkan kisah hidupnya dalamsebuah buku *jempol*
Hapussalam hangat kembali dari Bau-Bau Pakde :)
selalu salut dg org2 yg menjalani ldr seperti dikau mbk ira, keren kalian mah.
BalasHapusalhamdulillh ya mbk, masa2 gelap sdh berganti menjadi masa2 terang nan gemilang, :)
Alhamdulillah Mbak Inda :)
HapusSmangat utk LDRnya yah mba, hebat :)
BalasHapusEh jago selfienya diajarin siapa ituuu, lucuu..
Pas masa2 dpt kerjaaa itu gmn banget senengnya yaaa
diajarin Mamanya dong Mbak,hehe :D
Hapuswah hebat sih bisa LDRan , wah aklau aku bisa merindu terus dan bikin puisi2 terus
BalasHapusmungkin karena sudah biasa Mbak,jadi kami juga santai menjalaninya :)
HapusSuka sama foto mb Ira pas kecil... Abis pentas ya mbak..? Btw, biasanya klo dah pernah jauh dari ortu/kost..disitulah awal mula untuk lbh mandiri ya mb.. Aku ada pngalaman lepas dr ortu, tp bentar aja.. Jadi pas begitu nikah, terkaget2..ternyata bnyk bgt tanggung jawabnya.
BalasHapusitu bukan habis pentas Mbak, tapi saat itu ada acara adat namanya "posusu" makanya pakai baju adat :)
HapusMasa ngekos memang salah satu momen paling mengesankan. teruatam saat lago bokek. Kalo sy dulu pernah sebungkus mie dimakan bertiga pake nasi hahahaha
BalasHapusmakan mie sebungkus bertiga itu juga pernah saya rasakan Mbak Vhoy,tapi justru dari situlah keakraban muncul :)
HapusSaya selalu ngiri sama orang2 yg pernah kost. Pengen rasanya hidup mandiri, berjuang sendiri gitu, tapi ortu selalu mengikuti :)
BalasHapusBtw si Wahyu pinter selfie yaa...cakep... :)
pinter selfie karena mamanya yang ngajarin Mbak *LOL*
HapusWow perjalanan hidup yang penuh lika liku yang berakhir indah.
BalasHapusKita sama mbak. Menikah dan melahirkan di tahun yang sama. Menikah di awal tahun melahirkan di akhir tahun
BalasHapusmbak ira kecilannya imut cantik deh :D
BalasHapusWah, keren sejarah hidup bisa ditulis dengan detail, masih ada fotonya pula.
BalasHapusSalam mba
jadi tahu sejarah hidupnya mbak Ira nih aku
BalasHapusTahun 97 mah aku udah lulus SMA hihihi *umpetin ktp* Hmmm ternyata ketemu suami lewat dunia maya, ya. Semoga smara selalu ya, mbak.
BalasHapusSejarah hidup yang menarik, suka duka hidup masa kuliah sampai sekarang sdh menikah dan jadi ibu.
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di sini 😊😊
Mohon untuk berkomentar menggunakan kata-kata sopan dan tidak meninggalkan link hidup yah, karena link hidup yang disematkan pada komentar akan saya hapus 😉