KEHILANGAN YANG MASIH MEMBEKAS DI HATI
Januari 22, 2016
Pernahkah kamu mengalami kehilangan sekaligus merasakan penyesalan disaat yang bersamaan? Saya pernah mengalaminya..
Tanggal 10 November 2012 sekitar pukul sepuluh pagi saya menerima telepon dari mama yang mengabarkan kepergian papa untuk selamanya. Ketika mendengar kabar duka itu, rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, sejenak badan saya terasa kaku, lutut saya gemetar seolah tidak bisa menopang berat badan sendiri.
Berat banget rasanya menerima kabar itu, rasanya terlalu cepat papa meninggalkan kami. Hari itu keluarga kami kehilangan sosok pemimpin sekaligus panutan yang sangat kami cintai.
Berat banget rasanya menerima kabar itu, rasanya terlalu cepat papa meninggalkan kami. Hari itu keluarga kami kehilangan sosok pemimpin sekaligus panutan yang sangat kami cintai.
Saat itu saya masih di kantor jadi tidak bisa berada di samping papa saat beliau menghembuskan napas terakhir. Sampai saat ini penyesalan masih saja terus menghantui karena sebenarnya pada hari itu saya sudah berjanji pada papa untuk datang menjenguk beliau namun ternyata papa sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Rasanya sedih banget, seandainya saya tahu kalau hari itu papa akan pergi tentu saya akan datang lebih cepat agar bisa memeluknya, seandainya saja hari itu saya ikut adik saya untuk pulang bersama-sama menengok papa, saya pasti bisa menyaksikan detik-detik kepergian beliau. Sayangnya semua itu tidak saya lakukan, hiks..
Rasanya sedih banget, seandainya saya tahu kalau hari itu papa akan pergi tentu saya akan datang lebih cepat agar bisa memeluknya, seandainya saja hari itu saya ikut adik saya untuk pulang bersama-sama menengok papa, saya pasti bisa menyaksikan detik-detik kepergian beliau. Sayangnya semua itu tidak saya lakukan, hiks..
Kepergian papa memang tidak terjadi secara tiba-tiba. Satu tahun lebih papa sakit, membuat beliau tidak kuat lagi untuk bertahan. Selama setahun lebih papa menderita insomnia kronis. Kondisi beliau semakin parah karena selain menderita insomnia papa juga mengidap maag kronis. Selama setahun lebih papa menderita dan hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.
Berbagai metode pengobatan baik medis maupun alternatif telah kami coba tapi hasilnya nihil. Papa akhirnya pasrah dan menyerah dengan penyakitnya. Papa meminta kami untuk ikhlas melepas kepergiannya.
Dengan berat hati kami sekeluarga menyiapkan diri untuk melepas kepergian papa. Kami mencoba menata hati agar kelak siap jika saatnya papa meninggalkan kami, namun ketika hal itu terjadi rasa kehilangan yang mendalam tetap saja kami rasakan.
Dengan berat hati kami sekeluarga menyiapkan diri untuk melepas kepergian papa. Kami mencoba menata hati agar kelak siap jika saatnya papa meninggalkan kami, namun ketika hal itu terjadi rasa kehilangan yang mendalam tetap saja kami rasakan.
Satu hal yang membuat kami ikhlas dengan kepergian papa, yaitu karena kami yakin bahwa kepergian beliau merupakan jalan terbaik dari Allah untuk mengakhiri rasa sakit yang selama ini dideritanya. Walau berat, insyaallah kami ikhlas. Kami sangat sayang papa tapi ternyata Allah lebih sayang beliau.
Meskipun papa sudah tidak di sini lagi namun sosok papa akan selalu hidup dalam hati dan pikiran saya,,
Di sini, hari ini, saya masih merasakan kehilangan yang sama seperti tiga tahun yang lalu. Sampai hari ini rasa kehilangan itu masih membekas...
Papa, saya kangen..
Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway "Kehilangan" elisa-blog.com - nfirmansyah.com
8 Komentar
Smoga beliau tenang di sana
BalasHapusRasanya pasti menyesakkan sekali ya, Mbak. Kehilangan sekaligus penyesalan... :(
BalasHapusSemoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin...
Al Fatihah untuk papanya
BalasHapusalfatihah
BalasHapusJadi kangen ma ayahku juga. Rasanya sesak saat mengingat beliau yang udah di alam sana.
BalasHapusSemoga bapaknya mbk.e bisa di terima disisi-Nya ya mbak..
BalasHapusAl Fatihah saya untuk papahnya ya mbak.
BalasHapusbapak saya juga baru satu bulan yang lalu dipanggil Alloh.
BalasHapussedih ya mak. tapi kata orang, makin disesali makin nggak ada habisnya. pada intinya semua sudah diatur oleh Alloh. semoga papa mak Ira diberi kelapangan dalam kubur.
aaamiiin.
Terimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di sini 😊😊
Mohon untuk berkomentar menggunakan kata-kata sopan dan tidak meninggalkan link hidup yah, karena link hidup yang disematkan pada komentar akan saya hapus 😉