TREND NAMA 4 GENERASI DI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL KAMI
November 05, 2015
“Apalah Arti sebuah nama”
Sering banget saya mendengar/membaca kalimat di atas, namun saya termasuk dalam kategori orang yang tidak setuju dengan kalimat tersebut alasannya karena menurutku nama adalah identitas yang sangat penting bagi seseorang atau benda apapun di dunia ini.
Bayangkan jika di dunia ini tidak ada nama, yang terjadi pastilah sebuah kekacauan karena kita akan bingung memanggil atau menyebut seseorang/benda/makhluk hidup lain dengan sebutan apa. Entah bagaimana komunikasi bisa berjalan tanpa ada kata keramat yang kita sebut sebagai “nama” ini. Jadi menurutku nama adalah hal yang sangat vital bagi seseorang/benda/makhluk hidup atau apapun yang ada di dunia ini.
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel yang ditulis oleh salah satu teman blogger (aduh saya lupa siapa namanya dan apa judul tulisannya *getok kepala sendiri* - maafkan diriku yang melupakan namamu yah mbak :* kalau misalnya mbak membaca blogpost saya ini dan merasa apa yang saya tulis ini mirip tolong segera unjuk jari yah karena saya mau say thanks, hehe..) yang membahas tentang perubahan trend nama orang-orang di lingkungannya. Nama yang semula sangat kental unsur “ketradisionalannya” perlahan-lahan berganti dengan nama yang sangat kekinian.
Membaca artikel tersebut membuat saya berpikir untuk menuliskan hal yang sama tentang trend nama yang ada di lingkungan tempat tinggal kami. Iseng-iseng saya melakukan survey kecil-kecilan tentang trend nama orang-orang yang ada di lingkungan tempat kami tinggal (karena survey-nya hanya dilakukan di lingkungan tempat tinggal kami, maka bisa jadi hasilnya berbeda di tempat lain) dan hasil yang saya dapatkan adalah memang benar terjadi perubahan trend di setiap generasi. Trendnya akan saya bagi dalam empat kelompok:
Kelompok I
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah kakek-kakek atau nenek-nenek yang tahun kelahirannya diperkirakan dibawah tahun 1950-an. Seluruh orang di generasi ini namanya terdiri dari dua kata, dimana namanya di awali dengan kata LA untuk laki-laki dan WA untuk perempuan. Sebagai contoh: nama laki-laki La Umane dan nama perempuan Wa Kalambe.
*note: untuk nama yang diawali LA & WA ini memang telah menjadi ciri khas daerah kami yang mungkin tidak akan pernah hilang. (hingga kini La & Wa masih diletakkan di awal nama panggilan sehari-hari/bukan nama yang tertera di ijazah)
Kelompok IIYang termasuk dalam kelompok ini umumnya ibu-ibu atau bapak-bapak yang tahun kelahirannya antara 1950 hingga akhir tahun 1970-an. Generasi ini menggunakan dua type nama, yang pertama adalah nama yang hanya terdiri dari satu kata saja, misalnya Rahimu, Ziama, Yasilu, Hakia. Sedangkan type kedua adalah masih menggunakan nama yang di awali dengan kata LA dan WA.
Kelompok III
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah generasi yang lahir antara tahun 1980-an hingga akhir 1990-an. Ciri khas dari kelompok ini umumnya memiliki nama yang terdiri dari dua atau tiga kata yang mana kata terakhir dari namanya adalah nama dari ayahnya. Salah satu contohnya adalah nama saya Irawati Hamid atau nama teman saya Nur Fitriyana Asis (Hamid & Asis adalah nama ayah kami). Tapi ada juga teman-teman yang seumuran dengan saya yang namanya hanya terdiri dari satu kata saja misalnya Mila, Harman, Hardin.
Kelompok IVYang termasuk dalam kelompok ini adalah anak-anak yang lahir di awal tahun 2000 hingga sekarang. Generasi ini biasanya memiliki nama yang panjang-panjang dan sangat kekinian. Nama yang diberikan biasanya lebih dari tiga kata yang pelafalannya kadang sangat susah diucapkan dan sudah tidak menggunakan kata LA atau WA lagi diawal namanya (kecuali masih keturunan bangsawan biasanya akan tetap diawali dengan kata LA Ode atau WA Ode). Nama panggilannya pun menyerupai nama selebriti atau nama anak selebriti seperti Al, El, Nabila, Adiba dan beberapa nama kekinian lainnya.
Itulah empat trend nama yang berhasil saya amati di lingkungan tempat tinggal kami yang mana setiap generasi memiliki ciri khasnya masing-masing.
Trend nama yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya mungkin akan selalu berubah seiring perkembangan zaman namun satu hal yang pasti bahwa siapapun namanya, apapun trendnya dan secanggih apapun zamannya orang tua tentu sudah memiliki pertimbangan yang sangat matang sebelum memberi nama pada bayi-nya. Semua orang tua pasti berharap nama bayinya menjadi doa yang baik yang akan mengiringi kehidupan anaknya kelak.
Menurut saya nama yang diawali LA (laki-laki) & WA (perempuan) merupakan nama yang memiliki kesan istimewa bagi yang mendengarnya, terlebih di zaman yang sudah modern ini karena nama tersebut sudah menjadi ciri khas dari orang Buton/Bau-Bau, Muna & Wakatobi (ketiga daerah ini berada di Sulawesi Tenggara) yang mungin tidak akan ditemukan di tempat lain. Jadi jika suatu saat teman-teman bertemu dengan seseorang yang namanya diawali dengan LA atau WA sudah dapat dipastikan bahwa orang tersebut pastilah berasal dari Buton/Bau-Bau, Muna ataupun Wakatobi.
Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Mbak Armita Fibriyanti "Nama Paling Berkesan"
Sering banget saya mendengar/membaca kalimat di atas, namun saya termasuk dalam kategori orang yang tidak setuju dengan kalimat tersebut alasannya karena menurutku nama adalah identitas yang sangat penting bagi seseorang atau benda apapun di dunia ini.
Bayangkan jika di dunia ini tidak ada nama, yang terjadi pastilah sebuah kekacauan karena kita akan bingung memanggil atau menyebut seseorang/benda/makhluk hidup lain dengan sebutan apa. Entah bagaimana komunikasi bisa berjalan tanpa ada kata keramat yang kita sebut sebagai “nama” ini. Jadi menurutku nama adalah hal yang sangat vital bagi seseorang/benda/makhluk hidup atau apapun yang ada di dunia ini.
--
Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel yang ditulis oleh salah satu teman blogger (aduh saya lupa siapa namanya dan apa judul tulisannya *getok kepala sendiri* - maafkan diriku yang melupakan namamu yah mbak :* kalau misalnya mbak membaca blogpost saya ini dan merasa apa yang saya tulis ini mirip tolong segera unjuk jari yah karena saya mau say thanks, hehe..) yang membahas tentang perubahan trend nama orang-orang di lingkungannya. Nama yang semula sangat kental unsur “ketradisionalannya” perlahan-lahan berganti dengan nama yang sangat kekinian.
Membaca artikel tersebut membuat saya berpikir untuk menuliskan hal yang sama tentang trend nama yang ada di lingkungan tempat tinggal kami. Iseng-iseng saya melakukan survey kecil-kecilan tentang trend nama orang-orang yang ada di lingkungan tempat kami tinggal (karena survey-nya hanya dilakukan di lingkungan tempat tinggal kami, maka bisa jadi hasilnya berbeda di tempat lain) dan hasil yang saya dapatkan adalah memang benar terjadi perubahan trend di setiap generasi. Trendnya akan saya bagi dalam empat kelompok:
Kelompok I
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah kakek-kakek atau nenek-nenek yang tahun kelahirannya diperkirakan dibawah tahun 1950-an. Seluruh orang di generasi ini namanya terdiri dari dua kata, dimana namanya di awali dengan kata LA untuk laki-laki dan WA untuk perempuan. Sebagai contoh: nama laki-laki La Umane dan nama perempuan Wa Kalambe.
*note: untuk nama yang diawali LA & WA ini memang telah menjadi ciri khas daerah kami yang mungkin tidak akan pernah hilang. (hingga kini La & Wa masih diletakkan di awal nama panggilan sehari-hari/bukan nama yang tertera di ijazah)
Kelompok IIYang termasuk dalam kelompok ini umumnya ibu-ibu atau bapak-bapak yang tahun kelahirannya antara 1950 hingga akhir tahun 1970-an. Generasi ini menggunakan dua type nama, yang pertama adalah nama yang hanya terdiri dari satu kata saja, misalnya Rahimu, Ziama, Yasilu, Hakia. Sedangkan type kedua adalah masih menggunakan nama yang di awali dengan kata LA dan WA.
Kelompok III
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah generasi yang lahir antara tahun 1980-an hingga akhir 1990-an. Ciri khas dari kelompok ini umumnya memiliki nama yang terdiri dari dua atau tiga kata yang mana kata terakhir dari namanya adalah nama dari ayahnya. Salah satu contohnya adalah nama saya Irawati Hamid atau nama teman saya Nur Fitriyana Asis (Hamid & Asis adalah nama ayah kami). Tapi ada juga teman-teman yang seumuran dengan saya yang namanya hanya terdiri dari satu kata saja misalnya Mila, Harman, Hardin.
Kelompok IVYang termasuk dalam kelompok ini adalah anak-anak yang lahir di awal tahun 2000 hingga sekarang. Generasi ini biasanya memiliki nama yang panjang-panjang dan sangat kekinian. Nama yang diberikan biasanya lebih dari tiga kata yang pelafalannya kadang sangat susah diucapkan dan sudah tidak menggunakan kata LA atau WA lagi diawal namanya (kecuali masih keturunan bangsawan biasanya akan tetap diawali dengan kata LA Ode atau WA Ode). Nama panggilannya pun menyerupai nama selebriti atau nama anak selebriti seperti Al, El, Nabila, Adiba dan beberapa nama kekinian lainnya.
**
Itulah empat trend nama yang berhasil saya amati di lingkungan tempat tinggal kami yang mana setiap generasi memiliki ciri khasnya masing-masing.
Trend nama yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya mungkin akan selalu berubah seiring perkembangan zaman namun satu hal yang pasti bahwa siapapun namanya, apapun trendnya dan secanggih apapun zamannya orang tua tentu sudah memiliki pertimbangan yang sangat matang sebelum memberi nama pada bayi-nya. Semua orang tua pasti berharap nama bayinya menjadi doa yang baik yang akan mengiringi kehidupan anaknya kelak.
Menurut saya nama yang diawali LA (laki-laki) & WA (perempuan) merupakan nama yang memiliki kesan istimewa bagi yang mendengarnya, terlebih di zaman yang sudah modern ini karena nama tersebut sudah menjadi ciri khas dari orang Buton/Bau-Bau, Muna & Wakatobi (ketiga daerah ini berada di Sulawesi Tenggara) yang mungin tidak akan ditemukan di tempat lain. Jadi jika suatu saat teman-teman bertemu dengan seseorang yang namanya diawali dengan LA atau WA sudah dapat dipastikan bahwa orang tersebut pastilah berasal dari Buton/Bau-Bau, Muna ataupun Wakatobi.
Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Mbak Armita Fibriyanti "Nama Paling Berkesan"
45 Komentar
Nama-nama yang unik...asing mendengarnya..ternyata...itu kebiasaan daerah sulawesi..pantes jarang dengar...daerah kita berjauhan...saya pulau sumatra..salam knl mba... :)
BalasHapusnama yang unik dan adanya hanya di sulawesi tenggara :)
Hapussalam kenal kembali mbak :)
Unik yah....nama-namanya...salut buat orang-orang yang msih mempertahankan tradisi dalam memberi nama untuk keturunannya.. ;))
BalasHapusnama-namanya memang unik mbak ika dan gak akan ditemukan di tempat lain selain di sulawesi tenggara :)
HapusYah, Ini aku ngerti banget mak ..
BalasHapusHehehe
samaan mbak ikutan lombanya, saling mendo'akn yah
:)
toss dulu mak :) :)
Hapusamin, semoga kita bisa membawa pulang hadiahnya yah mak :)
oalaahh, gt to ternyata maksud dari kata la dan wa,
BalasHapusada artis yg nama depannya wa trs disusul sm kata ode..
kalok nggak slh lia waode, tanah kelahirannya mungkin dr situ ya mak,
tengkiu ya mak, sharingnya, eikeh jd tahu dah ini, sipsip
lia wa ode ayahnya memang dari sini mak, kalo gak salah dari muna :)
Hapusjadi lebih tahu deh kebiasaan soal nama ini di daerah lain. Dari Sulawesi ya?
BalasHapusiya mbak, dari sulawesi tenggara :)
HapusKalau di Jawa terutama Jateng biasanya identik dengan "Su" tapi itu juga digunakan orang yang lahir sekitar tahun 80an ke atas.. Bahkan kakak kelasku juga ada yang namanya SuRani, jadi tahu lebih banyak, tfs ya mbak Ira. Salam kenal
BalasHapussetiap daerah punya ciri khas masing-masing yah mbak :)
Hapussalam kenal juga mbak rani :)
Kekayaan budaya Indonesia itu keren. Habis ini saya mau gugling tentang Muna dan Wakatobi.
BalasHapus*)salam kenal, saya follow blognya yaa. :)
salam kenal juga mbak, udah saya follback yah :)
Hapusdi sekitr ruamhku masuk ke kelompok ke-2
BalasHapusDi suku bugis selalu ada LA juga jika menyebut nama laki2
BalasHapusternyata bugis juga begitu yah mbak?? berarti selain bau-bau/buton, muna dan wakatobi ada tambahan satu lagi nih :)
Hapus"...Al, El, Nabila, Adiba.." hihii jadi keinget tmn kantor ada yg nama panggilan anaknya Al juga eaaa :D
BalasHapuskayaknya nama Al sekarang lagi trend yah mbak karena di sekitar rumah kami juga ada 2 orang yang nama anaknya "AL" mungkin mama papanya terinspirasi AL anaknya ahmad dhani,he..he :)
HapusTernyata itu nama khas Sulawesi ya mbak..
BalasHapus* sip deh jadi tambah ilmu neh... :)
iya mbak dari sulawesi :)
Hapussulawesi tenggara, jadi ngerti la dan wa, makasih ya Mak
BalasHapusLa ode & Wa ode adalah nama dari keturunan bangsawan daerah Buton. baru tau saya.
BalasHapussalam kunjungan salam kenal mbak.
salam kenal kembali mas buret :)
Hapusehm...belum pernah mbak ketemu orang dengan nama LA dan WA he he
BalasHapuseh dari jumlah kata dan tahun lahir namaku masuk ke kelompok III :D
berarti sama dengan saya mbak, saya juga masuk kelompok tiga :)
Hapusada LA temen saya, hihi. Semoga sukses dengan GAnya
BalasHapusAmin.. :)
HapusOo..ya, pernah mbaca tulusin la Ode siapa gitu....berarti sulawesi yaa. Disana, nama pada awalnya menunjukkan kasta ya mb...
BalasHapusiya mbak, kalo namanya diawali kata la ode sudah dipastikan dari sulawesi tenggara :)
Hapuskalau La & Wa itu awalan nama untuk orang biasa sedangkan kalo la ode itu untuk turunan ningrat (sama seperti raden untuk daerah jawa) :)
Aku sering banget punya teman yang namanya La Ode dan Wa Ode.. Dan nama mereka di ktp maupun rapor juga diawali dengan nama tersebut.. Aku penasaran juga, apakah 1 keluarga namanya LA ODE semua depan nya yahh.. Hehehe..
BalasHapuskalau ayahnya La Ode (walaupun ibunya bukan wa ode) biasanya nama seluruh anak-anaknya pasti diawali la ode/wa ode namun apabila hanya nama ibunya yang wa ode (ayahnya bukan la ode) maka anak-anaknya tidak diawali la ode/ wa ode (untuk daerah buton)
HapusHahaha, aku mah baru tahu hal kaya' gini. Kadang bingung banget maksudnya apaan??
BalasHapusiyaaa sayang kalau ciri khas namanya tergerus zaman yaaa...
BalasHapusNice post mak.. Makasih ya sharingnya jadi nambah wawasaan
BalasHapushehehhe,,,,teman saya juga ada yang namanya singkat mbak gak ada nama panjangnya
BalasHapusBaru tau kali Wa Ode dan La Ode itu ternyata nama keturunan bangsawan, ada ya artis namanya Wa Ode.. hehe
BalasHapus*menyimak* :D
BalasHapusini ada salah satu contoh keturunan bangsawan :D
Hapusnamanya wa ode sarliyana :D
Hahaa,,kecil kepalaku dengar,, :D
Hapus*sudah terlalu jauh* :D
eh saya ini termasuk kategori nama yang mana ya,s ecara ada nama tambahan keluarga :) sukses untuk kontesnya ya :_
BalasHapusamin.. :)
HapusSaya masuk kelompok 3 tapi nama saya gak pakai nama Bapak.
BalasHapusThank ya Mba sudah join GA saya
Terimakasih juga karena sudah memilih saya sebagai salah satu pemenang yah mbak :)
Hapusnama memang punya sejuta arti dan makna ya mbaaa..juga doa
BalasHapusTerimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di sini 😊😊
Mohon untuk berkomentar menggunakan kata-kata sopan dan tidak meninggalkan link hidup yah, karena link hidup yang disematkan pada komentar akan saya hapus 😉